Masih ingat cerita gue di post yang ini, di mana
Langit bercerita bahwa dia punya teman yang bisa melihat lewat suara?
Seiring berjalannya waktu, gue mulai mengenal Echa
yang lovable lagi sopan. Menurut gue, sosok yang berperan penting buat kepribadian
atau kemajuan Echa, nggak lain adalah mamanya, Ambarsari Wijaya.
Mamak-mamak sekolahan. Ambar yang ke tiga dari kiri |
Kemarin, gue kepikiran untuk menyarikan obrolan
gue sama Ambar. Kenapa? Menurut gue, peran kita sebagai orangtua saja udah
sulit, apalagi Ambar yang membesarkan anak yang special?
Sebelum ngobrol,
gue cerita dulu ya, kondisi yang Echa alami ini disebutnya ROP (retinopathy of
prematurity) alias kerusakan retin pada bayi premature. Saat itu, Ambar memang
harus melahirkan Echa secara premature karena kondisi pre eclampsia yang ia alami.
Nah, di sini ceritanya dimulai. Echa yang
dilahirkan secara premature, harus masuk ke NICU. Nah, saat dalam incubator, bayi
Echa sering kehilangan nafas, sehingga pemberian oksigen harus ditambah
volumenya.
Rupanya, penambahan volume oksigen ini berdampak lain terhadap
kondisi Echa.
Singkat cerita, sampai usia Echa 2 bulan, Ambar
baru menyadari bahwa ada yang lain dari Echa. Ia minim respon. Akhirnya setelah
melalui berbagai proses pengecekan, pas usia 3 bulan, Echa dioperasi matanya
oleh Prof Nila Moeloek (yang menkes sekarang itu). Lalu mata kiri Echa diambil
untuk dibawa ke lab penelitian apakah tumor atau ROP. Ternyata hasillnya memang
ROP.
Gue dengernya kesel, lho. Kesel lah,Echa lahir
dengan kondisi mata sempurna. Tapi apa mungkin karena pemberian oksigen
berlebih sehingga menyebabkan Echa harus kehilangan penglihatannya L
Saat ini, Echa , menurut guru sekolah berkembang
sangat pesat. Bagi saya, hal ini BUKAN SEMATA KARENA SEKOLAH, tapi juga sosok
Ambar yang setau saya dedikasinya sangat tinggi untuk kemajuan Echa.
---
Mbar, apa pertimbangan saat memilih sekolah untuk
Echa, maksudnya kenapa bukan ke sekolah khusus?
Alasannya karena supaya Echa bisa berbaur dengan
orang-orang normal jadi komunikasi berjalan baik dan membangun kepercayaan
dirinya jika bergaul dengaan orang normal. Kalo di sekolah khusus otomatis
komunikasi Echa hanya dengan orang-orang yang sama dengan dia, sehingga tidak
berkembang dan bisa jadi menimbulkan ketidakpercayaan dirinya jika suatu saat
bertemu dengan orang normal..
Terus gimana perkembangan Echa mengikuti sekolah?
Metode yang diterapkan seperti apa, bagaimana cara belajarnya?
Alhamdulillah Echa bisa mengikuti pelajaran di sekolahnya dengan baik, metode
belajarnya Echa menggunakan alat rekam untuk merekam pelajaran, kalo ada
latihan soal tanya jawab di sekolah, Echa menggunakan metode lisan, ujianpun
dia lisan
Berarti lo menginvestasikan cukup banyak waktu
untuk mendampingi Echa. Bagaimana pembagian waktu sama adiknya?
Untuk pembagian waktu mmm...sepertinya nggak ada, maksudnya
sama aja antara Echa dan adiknya. Selalu mendapatkan waktu yang sama dari gue dalam hal apapun... Selalu saya rangkul bareng-bareng..tanpa ada perbedaan..
Echa pernah bertanya mengenai kondisinya nggak, sih? Lalu bagaimana menjelaskannya?
Iya. Echa pernah bertanya kenapa dengan matanya, kenapa yang dia lihat semua
gelap, kenapa dia tidak bisa melihat wajah mamanya..
Pelan-pelan gue jelaskan soal matanya dari awal
hingga akhir..Alhamdulillah Echa mengerti dan yang selalu dia ingat adalah
"manusia itu tidak ada yang sempurna"
Nah, kalo gue nih, salut waktu elo ngelepas Echa ikut Jambore tanpa orangtua. Apa pertimbangan lo waktu itu?
Hhmm..antara berani dan takut sih sebenernya melepas Echa ikut jambore hihihi.. tapi
karena anaknya semangat jadi gue ikutan semangat, dan saya pikir juga
supaya Echa bisa blajar mandiri dan mengenal dunia luar jadi gak melulu mall
hehe..tapi alhamdulillah Echa senang dan mau ikut jambore lagi hihihi
Echa, Langit dan teman-teman waktu Jambore :) |
Membesarkan anak adalah hal yang sulit. Apalagi
anak yang spesial. Bagaimana Ambar menjalaninya?
Mmm..menjalaninya dengan penuh perjuangan pastinya karena memperkenalkan
sesuatu untuk tuna netra itu tidak mudah..jadi harus pelan-pelan dan belajar
mengenal lingkungan rumah yang pasti supaya Echa hapal letak lokasi rumahnya
sendiri jadi sekarang sudah bisa ke dapur sendiri, ke kamar mandi sendiri, ke kamar
tidur sendiri..mengenal buah-buahan dengan indra penciumannya, mengenal
alat-alat makan, mengajarinya makan sendiri hmmm yaahh pokoknya mengajari Echa
itu butuh perjuangan dan yang pasti seruu karena kitanya juga ikutan belajar juga..😊
See, I told you, salut
banget sama Ambar, kan? Alih-alih mengeluh, Ambar malah memandang dari sisi positifnya :)
Pernah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan?
Alhamdulillah tidak pernah mendapatkan perlakuan yang tidak
menyenangkan..semuanya sayang Echa sepertinya...Alhamdulillah...dan semoga
selamanya..
Saya yakin, sedih sudah berlalu dari benak Ambar.
Tapi ada nggak sih kejadian yang bikin hati rasanya 'nyesss' gitu?
Hhmm yang bikin nyesss itu waktu nyerahin Echa kecilku yang usia 3 bulan ke
dokter yang mau ngoperasi mata Echa..hmm sampai sekarang masih belum bisa lupa,
saya nangis dan jongkok depan pintu ruang operasi..😥 dan dokter
ngasi liat bola mata Echa ke saya..hhhh..makin miriiss dan mau pingsan
rasanya..tapi gue harus kuat demi Echa..HARUS..!
Sebagai bahan pelajaran untuk ibu lain yang
mungkin memiliki anak spesial, pola asuh seperti apa yang Ambar terapkan ke
Echa? Beda nggak ke adiknya?
Untuk pola asuh tidak ada yang saya beda-bedakan..kakak dan adik mendapat
perlakuan yang sama..dan yang terpenting adiknya harus dikasih penjelasan soal
kondisi kakaknya dan harus tetap bersikap baik, sayang, hormat dan peduli sama
kakaknya..
Ambar kasih kiat atau sedikit nasihat buat
orangtua-orangtua lain yang mungkin memiliki pengalaman yang sama dengan kamu
dong.
Hhmm kiat apaa yaa hehe...yang penting sabar, tulus
dan ikhlas, karena mereka terlahir seperti itu bukan kehendak mereka, tetap
sayangi mereka tanpa membeda-bedakan antara kakak atau adiknya...karena mereka
butuh perlakuan yang adil..anak adalah titipan dan jembatan kita menuju surga-NYA
jadi sayangi mereka apapun keadaan mereka..😊
------
Duh, mbrebes mili gue..
Ambar juga manambahkan bahwa walaupun saat ini ia
udah dalam kondisi menerima keadaan, tapi Ambar juga nggak berhenti belajar. Saat
ini Echa ikut les komputer sama Ramaditya Adikara seorang motivator yang
kondisinya sama dengan Echa.
Kalo hanya baca jawaban-jawaban di atas mungkin
masih ada yang anggap jawabannya Ambar sangat ideal. Tapi kalo ketemu langsung
sama Ambar dan ngobrol sama dia, gue rasa kalian baru akan ngerti kenapa gue bilang
special mom for special child. Because she is, indeed, special J
Langsung nyesss bacanya, mba Lita....... engga ada yang bisa dikomen, selain... luar biasa mba Ambar... Salam hormat saya buat mba Ambar...
ReplyDeleteDisampaikan ya.. :)
DeleteTulisan ini jadi berkat luar biasa buat gue..thanks Lita. Salam kenal buat Ambar, ibu yang tidak HEBAT atau SUPER tetapi ibu yang SUNGGUH LUAR BIASA HEBAT...ijin share ya jeng.
ReplyDeleteMakasi jjuga Feeb udah mampir dan share :)
DeleteHebat banget, anak dan ibunya sama-sama hebat.
ReplyDeleteBeneran special mom for special child.
Beneeer.. Ibu sama anak sama2 hebat yaa...
DeleteSALUT!
ReplyDelete*nangis di pojokan*
thanks for sharing mbakLit :')
Masama Prita :)
Deletemau nangiiis :')
ReplyDelete*samaaa*
Delete