Scene 1
(di dalam kamar,mau tidur)
Ibu membacakan buku: "Supaya tidak banjir, dibangun tanggul.."
Anak menyela: "Tanggul itu apa? Kenapa kalo ada tanggul jadi nggak banjir?"
Ibu menghela nafas: "Tanggul itu semacam tembok yang dibikin di sungai. Kalo ada tanggul, airnya terhalang jadi ga banjir. Tapi kalo tanggul jebol seperti ini (menunjuk buku), bisa juga banjir"
Anak belum puas: "Jebol itu apa?"
Ibu tampak berpikir mencari kalimat sederhana supaya bisa dimengerti bocah usia 5 tahun: "Apa ya? Gini, waktu itu tempat minum kamu pernah bocor kan ya? Terus isi tas jadi basah semua. Nah,itu,mirip kaya tanggul jebol. Yang tadinya airnya nggak bisa keluar tanggul, karena jebol airnya keluar deh. Jadi banjir.."
Anak memperlihatkan wajah puas lalu melanjutkan baca buku.
Scene 2
(ruang keluarga, lagi bercanda)
Anak gelitik ibu.
"Ibu, aku kelitikin geli nggak?"
Ibu tertawa, balas menggelitik anak.
"Haha,geliii... Sini kamu aku kelitikin!"
Anak tiba-tiba diam.
"Bu, kelitikin di sini boleh nggak?", sambil menunjuk arah paha dalam.
Ibu membacakan buku: "Supaya tidak banjir, dibangun tanggul.."
Anak menyela: "Tanggul itu apa? Kenapa kalo ada tanggul jadi nggak banjir?"
Ibu menghela nafas: "Tanggul itu semacam tembok yang dibikin di sungai. Kalo ada tanggul, airnya terhalang jadi ga banjir. Tapi kalo tanggul jebol seperti ini (menunjuk buku), bisa juga banjir"
Anak belum puas: "Jebol itu apa?"
Ibu tampak berpikir mencari kalimat sederhana supaya bisa dimengerti bocah usia 5 tahun: "Apa ya? Gini, waktu itu tempat minum kamu pernah bocor kan ya? Terus isi tas jadi basah semua. Nah,itu,mirip kaya tanggul jebol. Yang tadinya airnya nggak bisa keluar tanggul, karena jebol airnya keluar deh. Jadi banjir.."
Anak memperlihatkan wajah puas lalu melanjutkan baca buku.
Scene 2
(ruang keluarga, lagi bercanda)
Anak gelitik ibu.
"Ibu, aku kelitikin geli nggak?"
Ibu tertawa, balas menggelitik anak.
"Haha,geliii... Sini kamu aku kelitikin!"
Anak tiba-tiba diam.
"Bu, kelitikin di sini boleh nggak?", sambil menunjuk arah paha dalam.
"Nggak boleh", kata ibu spontan.
"Kenapa?"
Ibu terdiam. “Karena itu kemaluan, daerah pribadi. Ibu
pernah kasih tau kan, daerah itu boleh dipegang kalau apa..?”
“Lagi wawi!”, kata si anak. Wawi istilah Bahasa Jawa untuk
cebok.
“Iya betul. Siapa yang boleh wawiin?”, tes si Ibu.
“Ibu, enin, mbak, bude..”, jawab si anak jumawa.
“Nah, kan, kalau wawi aja hanya boleh ibu, enin, mbak, bude,
berarti kalo nggak wawi nggak boleh kan?”, lanjut si ibu.
Anak terdiam, lalu mengangguk. “Kenapa kemaluan bu,
disebutnya?”
Ibu bingung, tapi harus menjelaskan. Ini kesempatan yang pas
sekalian kasih sex education. “Gini, kalau kamu nggak pakai baju nggak pakai
celana terus main ke luar rumah, malu nggak?”.
Anak mengangguk. “Tapi kenapa harus malu..?”
Ibu ngebatin, “boleh nggak jelasin tentang banjir aja?”
Scene 3
(di depan tv, nonton DVD Strawberry Shorcake ke sekian kali)
“Kenapa Strawberry ngomong thank you, sama Blueberry?”
Nah, pertanyaan dimulai. “Karena udah dibantu sama
Blueberry. Kalau udah dibantuin, harus ngomong terimakasih”
“Kalo nggak terimakasih, kenapa?”, cecar si anak.
“Itu namanya nggak sopan, dong, kalo nggak bilang
terimakasih. Kalau kamu membantu ibu, terus ibu bilang terimakasih, kamu senang
nggak?”
“Senang dong!”, katanya kemudian menekuni adegan Strawberry
Shortcake lagi.
Ibu lega.
Scene 4
(di atas kasur, menjelang tidur)
“Ayo kita baca doa bu!”, ajak si anak.
“Ayo.. coba kamu baca doa ini itu blabla bla (menyebutkan
aneka doa)”
Anak selesai baca doa dengan lancar. “Kenapa hanya aku yang
baca doa, tapi ibu nggak?”
#jlebnomor1
“Bu, kenapa kita harus berdoa?”, tanya si anak yang matanya
udah kriyep-kriyep.
“Supaya kita dilindungi Tuhan, mimpinya indah, tidurnya
nyenyak, besok bangun nggak kesiangan..”, kata si ibu setengah ngantuk.
“Kalo nggak berdoa nanti mimpi buruk ya, didatengin setan
ya..”, kata si anak lagi.
Ibu ngebatin, “Duh, ngomongin setan pula..”
“Iya, kalau rajin berdoa, shalat, dan berbuat baik, disayang
sama Tuhan”, kata ibu.
“Tuhan kenapa pilih-pilih, sayangnya sama yang berdoa doang,
bu?”
#jlebnomor2
Pesan moral:
Jangan remehkan pertanyaan anak-anak. Kita emang orangtua,
tapi bukan berarti kita tau lebih banyak dari mereka, lebih pintar dan
lebih-lebih lainnya. Jadi orangtua berrati belajar sepanjang masa.
Ya nggak seeeeeeehhhhh?
Ttd,
Ibu yang suka pening ditanyain segala macam hal sama anaknya
yang berusia 5 tahun 10 bulan.
*langsung menghela napas.
ReplyDeleteSusah-susah bener pertanyaannya Mba..
Iya banget, nih. Asli lebih susah dari Fisika, kayanya x_x
Deletehahahhahahahha..... been there...
ReplyDeleteseriinggg bangeeet di tanyain pertanyaan yang aneh-aneh sama anakku sendiri.. kadang panik, kadang jleb dan sering pening nyari jawaban atas pertanyaan yang selalu di luar ekspektasi kita :D
kmrn contohnya.. kena klo orang inggris ciuman kok mangap2 kaya di film frozzen.. emaknya langsung peninggg.. :(
Hahaha.. iya, itu juga! Masalah princess dan pangeran, yaaaa.. ampun! Makanya butuh gerakan tolak princess dan prince ciuman di film anak!
Delete