Watch Your Words!

Ini bukan ke anak, melainkan ke orangtua.
Gue mungkin bukan anak paling sopan sedunia. Tapi gue punya rasa nggak enak yang cukup tinggi dipadukan rasa sayang ke orangtua, jadi insyaallah gue mengerem kata-kata yang gue sampaikan ke orangtua.

Demikian juga ke mertua atau keluarga suami. Gue termasuk yang sangat menjaga sikap dan omongan. Bukannya jaim, gue ya tetap gue. Apa adanya aja.

Yang gue maksud jaga sikap adalah, gue berusaha netral jika melihat ada kejadian yang sebenarnya nggak sreg di hati. Apalagi jika hal tersebut nggak ada kaitannya dengan diri gue/ keluarga secara langsung.

Pantang bagi gue ngomongin atau ikut kasak kusuk mengenai keluarga suami dengan orang lain. Kenapa? Karena gue tau, pasti nggak enak banget perasaannya kalo keluarga gue dikasak-kusukin sama orang lain. Kalo ada orang lain yang ngomongin, ya gue hanya dengerin (khas gue, pendengar yang baik) tapi berusaha nggak melontarkan komentar yang nantinya malah memancing opini berlebih.

Makanya, gue sangat heran melihat salah satu kawan gue yang bisa-bisanya ngomongin mertua dia ke keluarga si mertua. Ngomonginnya yang bergosip pula. Haduh, danger banget lho, IMHO.

Pertama, dia ngomongin ke adik/ kakak kandung si mertua, yang notabene jalinan darahnya lebih kuat. Kalo ceritanya ke orang lain, beda cerita, ya. Jatuhnya curcol, kali. Belum tentu kenal juga :D

Kedua, dia baru masuk ke keluarga itu sekitar 1thn? Apa yakin dia udah diterima secara penuh oleh keluarga besarnya? (Warning: di Indonesia, pernikahan nggak hanya 2 orang, tapi antara 2 keluarga)

Ketiga, perumpamaan: dari 10 orang yang kita kenal, lo yakin nggak semuanya setuju sama pendapat lo? Suka dengan opini lo? Go ask yourself. Kalo pertanyaan ini ditanyakan ke gue, maka gue bisa dengan yakin jawab: ENGGAK.

Namanya manusia, beda pendapat, opini, pandangan, latar belakang, dsb bisa memengaruhi suka atau tidaknya dengan orang lain atau pendapat orang tersebut, kan?

Keempat, rasanya gue pengen ngomong ke temen gue ini, "kalo mertua lo nggak ada, suami lo juga nggak ada, oy!". Ketika menikah, maka ortu pasangan otomatis jadi ortu kita.

Perangainya buruk? Sifatnya jelek? Ya, terima sajalah. Selama tidak merugikan. Tetap hargai, IMO.

Sekali lagi, mungkin gue bukan anak tersopan di dunia. Mungkin gue bukan menantu ideal sedunia (secara ga bisa masak, ngurus suami masih berantakan, dsb dst), tapi insyaallah gue jaga lisan gue sebanget-bangetnya tentang mereka.

Bukannya mau ngajarin, tapi jujur ini tulisan cuma karena lagi gemes aja dengan seorang kawan. Someday I'll scream to you, my friend. Tunggu aja tanggal mainnya *ceile*

Good night!
Powered by Telkomsel BlackBerry®

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

No comments:

Post a Comment