Pihak yang satu bilang bahwa 1 Ramadan jatuh di hari ini (Jumat, 20 Juli), sementara pemerintah hingga Kamis petang belum juga menentukan kapan 1 Ramadan. Sekitar jam 7 malam, gue baca di timeline, di sms suami dan nyokap bahwa kami puasa Sabtu. Oke deh, gue mah mana-mana aja yang penting itu karena gue yakin, bukan karena pendapat ina itu.
Mungkin terlihat seperti menggampangkan, ya?
Enggak, menurut gue, beribadah adalah hal yang personal. Masing-masing punya referensi yang tentunya HARUS kita hormati. Apakah kita yang salah? Atau mereka yang salah? Only God knows.
Nah, saat lo ragu-ragu, barulah mempertanyakan kepada yang lo percaya. Siapa? Ustad? Ulil Amri diantara lo? Pemerintah? Lembaga keagaman tertentu? Negara tetangga? Atau siapa pun, tapi ingat, yang elo percaya.
Gue lihat di twitter, ada beberapa yang menyalahkan pihak lain atas keputusan mereka memulai puasa hari ini, misalnya. Ya nggak apa-apa juga sih, hak mereka. Tapi alangkah baiknya, ketika lo mo puasa hari ini atau besok, yang lo utarakan adalah alasan atau ke-shahih-an dalil atau ayat Quran atas keputusan yang lo ambil. Nggak pake mengecilkan pihak lain. Lah wong agamanya sama, yang disembah juga sama, kenapa malah jadi saling jelek-jelekin, sih?
Just my 2 cents.
Sudah sering sekali memang, ada perbedaan dalam penentuan puasa atau lebaran. Gue sempat dengar/ baca, ada yang bilang, "negara tetangga/ Arab/ mana itu aja bisa menentukan tanggal dari jauh-jauh hari, kok". Yah, mungkin hal ini karena setiap negara juga memiliki cara penghitungan yang berbeda-beda. Memang, sangat disayangkan sih, agamanya sama tapi merayakannya beda-beda.
Mungkin karena banyaknya aliran dalam Islam itu sendiri, ya. Kalau memang begini adanya, jadi menimbulkan kesan pemerintah nggak bisa 'mengatur' umatnya sendiri. IMHO, loh, ya. Walaupun apa yang gue omongin tentu nggak semudah ketika harus menjalankannya.
Walaupun sering terjadi perbedaan, tentu ada satu yang pasti: KENIKAN HARGA SEMBAKO.
gambar dari sini |
Sebagai emak-emak yang notabene mengatur uang belanja, hal ini menjadi concern gue. Berhubung dimari taraf kehidupannya standar, ya, makanya harus benar-benar menghitung perbulannya. Walaupun nggak masak sendiri, tapi menu yang akan dimasak apa itu kan berpengaruh pada pengeluaran. Naik 2-3 ribu aja berpengaruh. Misalnya, cabe biasanya di tukang sayur dijual sekantong kecil 2 ribu cukup untuk 1 kali masak, menjelang puasa/ lebaran harga sama, tapi jumlahnya didikitin. Kan kalo dipikir-pikir berarti naiknya 100% kalau gue harus beli 2 kantong untuk sekali masak.
Anyway, kabar terbaru dari tukang sayur depan rumah adalah daging sapi 90 ribu/ kg, ayam 30 ribu/ ekor, harga-harga lainnya mengalami kenaikan 5- 33% (!!!) menurut berita di kompas.com
Nah, daripada ribut mikirin beda kapan puasa atau lebaran, mending cari atau ngatur duit persiapan lebaran aja, gimana?
No comments:
Post a Comment