kalo nggak ada di sana, mungkin nggak percaya bahwa ini manusia semua - sumber Twitter- |
Pertama, bagi kubu Jokowi
adalah, menutup kampanye dengan Konser Dua Jari (eh ini bukan nama konsernya
ya?) di GBK. Beberapa hari sebelumnya dapat info mengenai ini, reaksi pertama, “Wah
seru juga kalo ikut”. Reaksi berikutnya: lupa.
Lalu kakak gue whatsapp, ngajakin ke sana. Gue sih, hayo
aja. Ngajak Igun juga. Dia hayo-hayo aja, tapi sebagai keluarga spontanitas, “Ya,
ini aja masih hari Selasa, masih lama lah”, gitu katanya. Ya udah, gue juga
nyantai.
Jumat Igun bilang ga bisa ikut, karena ada urusan kerjaan
yang harus diselesaikan. Oke, kalau gitu gue aja sama kakak gue. Memang udah
niat mau naik motor, males naik mobil pasti bakal penuh dan macet. Tadinya gue
emang sempet mikir bawa mobil terus ngajak Langit segala. Gue pengin dia ikut
menyaksikan euforia pesta demokrasi 5 tahunan. Apalagi tahun ini bak sejarah
baru di Indonesia, di mana people power nggak bisa dihentikan. Tapi berhubung
satu dan lain hal, salah satunya kekhawatiran Igun yang, “Ntar ada bom lho”,
hehehe, akhirnya nggak jadi.
Hari H, Igun telpon rekan kerjanya ngebatalin janji kerjaan.
Mau ikut ke GBK! Kami pun siap-siap. Pake boots (karena bakal naik motor cyin)
dan kemeja kotak-kotak dong! Berangkat lah ke rumah kakak gue (yang pas sampe
sana, dia belum mandi -__-), padahal hati gue udah rusuh banget rasanya pengin
buru-buru sampe sana secara di berita udah banyak yang menuhin GBK dari jam 11
siang.
Pas sampe rumah kakak gue, eh, Igun malah batal ikut karena
ada masalah sama motor. Yaudah, gue sama kakak gue tetap berangkut dong! Sepanjang
jalan kalau lihat yang pakai kotak-kotak, gue langsung menebak-nebak, mau ke
GBK juga kali ya?
Sampe sekitar Senayan udah padat banget! Berpuluh-puluh bus,
metromini, kopaja, mobil per orangan, motor, angkot, yang mengangkut massa buat
konser ini tumplek blek. Mulai dari yang rombongan ABG sampai manula. Anak alay
sampe anak gaul, ada di sana. Dalam hati, terharuuu banget!
Awalnya kami duduk di tribun, foto-foto sekitar, terus gue ajak kakak gue untuk turun ke lapangan. Untung aja dia mau, walau dengan catatan, “Jangan ke depan-depan banget, ya, ngeri ah”. Ih, ternyata dia takut sama rombongan Slankers. Padahal di lapangan banyak banget keluarga muda yang bawa anak-anaknya lengkap dengan stroller ala di mal. Hehehe. Maklum deh, udah emak-emak jadi suka mikir yang nggak-nggak, kalo gue kan emak-emak yang kerap #lupadiri :D
Pas banget sampe lapangan, ga lama Slank tampil. Lagu pembuka:
Mars Slankers!
“Di sini, tempat cari senang..
Salah tempat kalau kau cari uang..
Di sini orang-orang penuh kreativitas..
Tempat orang-orang yang survive..”
Gue sibuk nyanyi kenceng-kenceng sambil lompat-lompat
padahal mau difoto buat TO sama kakak gue, haha! Yah, selain emang gue suka
Slank, lagu ini juga menurut gue mencerminkan sosok Jokowi (dan mungkin para
relawan yang hadir), yang mau bekerja, penuh kreativitas dan survive!
foto gue ini sambil lompat2an lho, sama kakak gue "Woy, diem dulu, lompatnya jangan kenceng2" :))) |
Nggak lama, Kaka manggil Pak Jokowi, dan si bapak maju ke
pentas SAMBIL BERLARI! OMG, menurut gue, ini entrance yang keren dan nggak umum
untuk seorang politisi di Indonesia.
sumber dari Twitter |
Setelah lagu usai, Pak Jokowi membacakan Maklumat Jokowi. Silakan
lihat isinya di sini.
Terharu, terharu banget gue hari itu. Sekian puluh ribu
manusia ada di sana, nggak dimobilisasi oleh partai apapun (terbukti nggak ada
bendera partai, yang ada malah bendera Slank!), nggak dibagiin takjil (tapi ada relawan yang ngasih air mineral
gelas dan roti), nggak dibayar (malah beli buka puasa sendiri), dan yang paling
top adalah: MENGUMPULKAN SAMPAH SETELAH KONSER USAI.
Super COOL!!
Gue yakin sebelumnya sudah banyak partai yang melakukan ini.
Tapi kan partai bok?
Tukang Es Tebu bagiin esnya gratis buat pengunjung buka puasa :') - sumber- |
Bismillah ya, Pak..
manusia semua lho, bukan potosop (lagian kalo hasil potosop sejelek ini, malu2in aje) |
Ikut tanda tangan dongs! |
Lalu yang ke dua adalah: Female Daily Network akhirnya
mengumumkan bahwa kami membela salah satu capres. Silakan lihat di artikel ini
dan ini
Ya, secara personal memang udah tercermin banget lah ya, orang-orang
di FD HQ. (Lihat postingan TO gue yang kotak-kotak deh). Tapi secara grup, sebelumnya nggak kepikiran. Eh, gue sempat sih
melontarkan ide ke Hani, “Bikin newsletter dong, Han, tentang Jokowi”, haha. Akhirnya
kejadian juga.
Hal ini tentu menimbulkan banyak reaksi, kata Affi ada respon
positif dan negatif, pastinya. Ya nggak apa-apa. Jakarta Post aja mengumumkan
kalau mereka endorsing Jokowi kok. Dan hal ini rupanya sudah umum dilakukan
oleh beberapa media luar negeri.
Untuk urusan ini, menurut hemat gue, kita semua memilih
salah satu capres pasti karena ada harapan atau keinginan kan? Maksudnya, kita
sedikit banyak akan memanfaatkan keberpihakan kita pada salah satu orang, ada ‘kepentingan’
yang kita inginkan. Entah untuk keluarga, anak-anak kita, masa depan, karir,
kemudahan berbisnis, dan seterusnya. Nah, kalau kita ingin mengambil keuntungan
tersebut, apa salahnya kalau kita mengumumkan bahwa kita berpihak?
Seperti halnya para seleb atau pekerja kreatif yang jadi
relawan Jokowi, pasti mereka menginginkan dunia kerja mereka lebih baik
daripada saat ini. Maka, nggak ada salahnya sama sekali kalau mereka
mengumumkan bahwa mereka memihak. Nggak ada salahnya kalau mereka menggunakan ‘pesona’
dan kekuatan mereka (ke fans, misalnya) untuk membantu terwujudnya keinginan/
visi misi mereka yang dititipkan ke capres tertentu.
Ya, dua hal di atas menutup akhir pekan gue dan masa
kampanye Pilpres 2014 dengan penuh kegembiraan. Kalaupun pilihan kami tidak terpilih,
setidaknya bagi gue pribadi, pilpres kali ini memberikan pelajaran politik yang
luar biasa bagi rakyat Indonesia. Sejak kapan Piala Dunia gaungnya nyaris kalah
dengan pemilihan presiden? Sejak kapan kita menyelipkan doa-doa dalam keseharian
kita untuk orang yang mengikuti pemilihan presiden? Bagi kaum awam seperti gue (yang ga pernah punya loyalitas terhadap tokoh atau partai tertentu),
mungkin baru kali ini.
Bagaimana dengan kamu?
Btw, kampanye memang memasuki masa tenang. Kalau kalian ada yang misuh-misuh sosmed masih penuh dengan tweet-tweet seputar Pilpres, baca artikel ini, bahwa sosmed nggak masuk ranah KPU. Kalo udah benar-benar jenuh, ada solusi yang paling mudah: nggak usah buka sosmed atau unfollow. Semudah itu kok. Lagian, ini pesta demokrasi, datangnya 5 tahun sekali. 5 tahun ke depan apa mungkin kita masih begini? Semoga :)
ps. foto2 menyusul, internetnya lagi ngambek kayanya -__-
ps. foto2 menyusul, internetnya lagi ngambek kayanya -__-
datang berkunjung sambil menyimak postingannya, salam. ditunggu kunjungan baliknya ^_^
ReplyDeleteLIKE THIS! *salam2jari
ReplyDeleteSalam 2 Jari juga shin \m/
DeleteMerinding bacanyaaaaaaa..
ReplyDeleteWuih luar biasa.. apalagi pas se-GBK baca shalawat bok :')
Delete