"elo-nya aja kali kak yang terlalu sabar", ini ucapan @missyita waktu gw cerita bahwa terakhir gw marah sama Langit (dalam arti bicara dengan menggunakan nada suara tinggi) itu sekitar sebulanan yang lalu.
Gw? Sabar?
Engg, kayanya sih nggak ya. Gw bisa marah kalo macet dan mobil depan gw jalan dengan santainya seakan lagi di pantai. Gw bisa marah saat nungguin tulisan reporter yang belum masuk-masuk juga padahal itu untuk dipublish. Gw bisa marah kalau program tv yang gw supervise nggak juga bener padahal sudah bolak balik revisi.
Langit diawal-awal kehidupannya bisa dibilang anak 'high maintenance'. Gimana nggak? Sudah susah tidurnya, rewel, nangis melulu, pokoknya lumayan merepotkan khususnya buat gw si newmom yang minim pengetahuan. Ditambah lagi pressure kanan kiri (kebetulan saat itu melalui forum @fashionesedaily gw ketemu banyak teman yang punya anak seumuran), keluarga endesbre endesbre :D
Biasa lah drama ibu baru dimana naluri kompetitif masih tinggi. Anaknya si A diginiin kok bisa anteng ya? Si B melakukan ini ke anaknya kok berhasil ya? Dan lain sebagainya, dan lain sebagainya. Si ibu baru *tunjuk dada sendiri, maksudnya gue* ini pun ga mau ketinggalan. Yang ujung-ujungnya, beli ini itu nggak kepake, beli baju merk ini itu bikin bokek *padahal anak ngerti juga nggak itu baju merk Gap, mothercare atau beli lusinan ITC*. Mereview diri gw kembali ke beberapa tahun lalu kok rasanya, so stupid!
Yang parah menurut gw sih saat gw ikut-ikutan menerapkan metode parenting terhadap anak gw. Misalnya waktu menerapkan naughty corner. Oh my, Langit bukannya terdiam tapi malah tambah kenceng dan manggil-manggil, "ibuu…jangan tinggalin.." semacam demikian. Huhuhu, katanya harus tega kan ya? Sekali, dua kali mungkin tega, seterusnya? No, I think this is not suites on me.
Terus gw sadar. Parenting adalah hal yang personal. Ga bisa keberhasilan orang lain jadi patokan untuk kita. Belajar/ mencari informasi dari orang lain ya tentu harus, sembari mencari apa yang pas buat kita sbg orangtua dan anak. Karena ingat, parenting is not about the parents.
Dalam hati muncul berbagai pertanyaan deh. Apa bener gw pengen anak gw disiplin? Bangun pagi jam sekian, tidur jam sekian, makan harus dimana, sementara gw juga bangun tidur ga tentu, malam bisa begadang dan makan ya selain di meja makan gw kadang juga sambil nonton tv. Apa gw harus marah saat anak gw coret2 tembok/ sprei kesayangan? Sementara dulu nyokap gw nyediain 1 dinding tembok khusus untuk gw coret2 pake kapur.
Yak! Disiplin yang sesuai dengan pemahaman orang lain mungkin nggak kena di gw. gw mulai mencari-cari, apa sih yang pengenin dari anak gw? ternyata Cuma 1 kok, gw pengen anak gw bahagia. Anak gw ketawa. Kalo kata ibu Elly Risman, "kalau hati senang, otak akan menyerap lebih banyak".
That's it. Sejak itu gw memberlakukan parenting rock n roll :p yang hanya dibutuhkan hanya, pelukan, tersenyum dan tertawa bersama. selebihnya, banyak-banyak bersyukur dan let it flow :)
Mungkin anak gw bukan anak yang sempurna, mungkin gw bukan ibu yang sempurna. tapi gw tau, insyaallah kami jadi ibu dan anak yang bahagia :)
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
No comments:
Post a Comment