Mommy Can (t) Cry

Ada yang bilang jadi ibu itu harus kuat, apalagi di depan anaknya. Nggak boleh terlihat lemah apalagi sampai nangis. Kan, happy mommy happy child.

Tapi apa emang begitu? Ibu kan juga manusia. Punya beragam emosi yang kadang nggak bisa dikendalikan. Apalagi saat macam di titik nol.



Orang kaya gue yang suka menyimpan perasaan rapat-rapat di sudut hati aja kadang nggak bisa nahannya.

Di satu sesi pillow talk gue sama Langit, dia tiba-tiba ngomong masalah ekspresi wajah gue.

Ibu kalo lagi marah kan gini, katanya sambil mencontohkan.
Kalo lagi seneng gimana?, tanya gue.
Begini, katanya lagi.
Terus kalo sedih gimana?
Nggak tau, kayanya nggak pernah.
Masa sih?
Eh pernah deh, waktu blablabla (demi kepentingan hati, haha, ga diceritain detail penyebabnya ya) itu udah gelap sih jadi aku nggak bisa lihat muka ibu. Tapi pas aku pegang muka ibu, matanya basah..
Tuh kan, ibu berarti pernah sedih.
Iya, ibu jangan sedih ya.
Kenapa?
Kalo ibu sedih, hati aku nggak enak..

Ah, Langit..

Gue nggak mau janji ke dia kalo gue nggak akan sedih lagi. Karena apa, ya biar gimana dia harus tau dong bahwa ibunya ini manusia biasa. Masa emosi yang dia liat dari ibunya hanya marah dan senang aja.

Manusia, wajar banget untuk sedih. Gue bahkan kalo lagi sedih, bahkan jika momen kesedihannya udah lewat 2 minggu dan baru berasa mau nangis ya bakal nangis. Gue akan menangis sepuasnya, kalo nggak bisa nangis but I feel like I want to, maka gue bakal cari buku atau film yang bisa mancing tangisan. Kemudian habis deh sesenggukan, besoknya mata bengkak. Haha.

Jadi ada alasan kan, meweknya karena buku atau film. #mamamtuhgengsi

Anyway, buat gue jadi ibu nggak harus terus menerus menunjukkan perasaan bahagia. Iya sih, happy mom happy child. Dan ya, Langit juga bilang kalo gue sedih, hatinya dia nggak enak.
Tapi, di lain sisi dengan membiarkan diri kita berekspresi juga bisa menularkan rasa empati ke Langit. Ya itu yang gue rasain dan pernah gue ceritain di sini, gimana Langit nge-treat gue waktu nangis di depan dia.

Kadang kita harus melepaskan label ibu sempurna untuk jadi diri kita sendiri. Bahkan jika itu saat dirundung kesedihan. Asal jangan kelamaan ya. Gue percaya bahwa satu tangisan emosional bisa melegakan diri sendiri.



Habis itu, kelar. Beban yang ditahan di hati, hilang. Yang muncul? Apalagi kalau bukan kebahagiaan?

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

6 comments:

  1. ah, kalimat terakhir langit manis sekalii

    ReplyDelete
  2. aku bisa dibilang suka nangis depan Kami hahahahaha, trus dia mah malah bilang "Buni ih, jangan nangis, malu sama temen-temennya"

    -____-"

    ReplyDelete
  3. "Kalo ibu sedih, hati aku nggak enak.."

    Aduuuh paling gak tahan kalo denger kata-kata ini. Aku bisa mewek kalo denger langsung dari anak sendiri. :)

    ReplyDelete