Sampe kantor ternyata Putri bawa Kaia, Nopai ajak Maika dan Hani sama Jehan plus Jibran. Langit langsung main sama Maika dan Kaia di ruang meeting.
Setelah beberapa lama, tau-tau Langit nangis. Cari gue. Ditanya kenapa, dia bilang, "mau sama ibu". Ya sudah, gue temenin. Terus nggak lama udah mau ditinggal lagi, berdua sama Kaia karena Maika pergi sama Nopai.
Singkat cerita, ketika kami sampai rumah, mau tidur, Langit baru cerita kenapa dia nangis. "Aku mau stiker Maika, tapi nggak dikasih", gue nyaris ketawa, untung ga jadi, karena Langit suaranya bergetar menahan tangis.
Lalu gue tanya, "Langit udah minta sama Maika?". Udah, katanya. Ya gue jelasin, bahwa, itu stiker Maika, jadi hak-nya Maika untuk ngasih atau enggak. Sama halnya kalau mainan Langit mau dipinjem temannya, Langit punya hak untuk ngasih atau enggak.
"Langit sedih, Maika nggak kasih?". Langit ngangguk, "tapi kenapa Kaia dikasih?". O, jadi dia kecewa plus bingung kali ya, kenapa temannya dikasih, dia enggak.
"Langit sudah semakin besar, itu namanya Langit belajar untuk kenal sama perasaan kecewa, sedih. Langit marah sama Maika?". Dia menggeleng.
"Ya, itu namanya Langit kecewa. Langit harus tau, bahwa nggak semua hal di dunia ini, bisa sesuai dengan keinginan Langit". Iye, gue tau, bahasanya masih terlalu kompleks untuk anak usia 5tahun. Selesai gue ngucapin itu, dia nutupin mukanya pake guling, lalu nangis tersedu-sedu.
Antara lucu sama terharu lihatnya. Tapi gue nggak mau langsung menghibur dengan mengalihkannya dengan hal lain supaya lupa sama perasaannya, karena menurut gue, ini masalah serius (untuk anak usia 5tahun) yang baru belajar mengenali perasaan kecewa. "Langit mau gimana, jadinya?".
Dia minta gue nanya sama Maika kenapa nggak kasih dia. Hehe, ada-ada aja, kan? Tapi, ya, gue lakukan. Setelah sebelumnya nanya, "Langit udah tanya tadi, kenapa nggak dikasih stiker?". Katanya udah, tapi Maika tetap nggak kasih.
Setelah itu, baru gue janjikan, besok akan kasih dia stiker juga. "Kalo ibu kasih stiker, Langit masih sedih nggak?". Enggak, katanya. Lalu dia peluk gue, terus tidur.
Ya, nak, dalam hidup, nggak semua hal harus sesuai dengan keinginan kita. Semakin kamu besar, kamu akan belajar hal tersebut. Kekecewaan demi kekecewaan pasti akan datang. Tapi, somehow, kita akan belajar untuk menghadapinya. Entah bagaimana caranya..
*peluk erat Langit*
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Gue senyum2 bacanya, Mba. :)
ReplyDeleteLucu sekaligus terharu. *puk2 Langit*
Inget kemarin yang dia nunjukkin TO dia.
Dia mau stiker strawberry2 itu juga kah, Mba? :D
Mau bener, secara ngefans berat :))) tp agak PR nyarinya yaaa....
Deleteso sweet :')
ReplyDeletegw mau mewek bacanya..
emang susah ya ngejelasin masalah kecewa ini sama anak.. kadang mereka ngerasa itu ga adil :(
Iyaa...
DeleteTapi bener, ya, kadang2 kita harus merasakan sesuatu dulu, baru tau rasanya, kemudian belajar dari situ :)
galau..
ReplyDelete