Ketika
media sosial semakin mudah diakses, maka rujukan informasi seseorang tak lagi
hanya pada media konvensional seperti media cetak atau televisi. Yah, berapa
banyak sih, dari kita yang masih baca koran? Mungkin yang generasi di atas kita
kaya bokap, nyokap, kakek, masih baca koran. Tapi bahkan nyokap gue aja udah
baca berita dari Facebook :D
Media
sosial yang tadinya hanya berfungsi sebagai bersosialisasi pun sekarang bak
ujung tombak informasi. Semua orang bisa memberikan informasi. Tabrakan di
jalan, tinggal upload ke media sosial. Situasi terkini dari demo besar-besaran,
bisa didapat dari media sosial. Lebih real time. Semua orang bisa jadi wartawan
yang langsung melaporkan dari tempat kejadian.
Begitupun
dengan rujukan yang bersifat personal. Seperti makeup, fashion, gaya hidup atau
pola asuh, media sosial jadi juara. Media sosial mampu melahirkan pakar-pakar
baru sesuai dengan passion masing-masing orang, sehingga mereka jadi selebriti
dunia maya.
Berapa
tahun yang lalu, mungkin kita nggak kenal siapa itu Ria Ricis, Zahratul Jannah, dan seterusnya. Tapi sekarang, nama-nama mereka banyak dijadikan
panutan untuk bidang yang sesuai dengan apa yang mereka upload di media sosial.Kalo gue pernah tulis di sini sih, sekarang dunia maya membuat semua orang bisa jadi seleb!
*evil grin* |
Demikian
juga dengan selebriti beneran. Maksudnya mereka yang udah jadi seleb sebelum
media sosial ada. Yang tadinya kita kenal sebagai penyanyi, tiba-tiba jadi
panutan di bidang pola asuh. Yang tadinya aktris, kita jadikan panutan dengan
gaya hidupnya yang sehat. Yang tadinya anak band, kita jadikan panutan akan foto-foto
di galeri Instagramnya yang ciamik. Yang tadinya pemain sinetron, kita jadikan
panutan akan desain interior karena galeri Instagramnya kerap membagikan
rumahnya yang apik. Dan banyak lagi.
Perkara
media sosial memang cukup pelik, kalau gue perhatiin, ya. Di satu sisi, buat
kita yang tahu kehidupan seseorang gimana, kok beda dengan yang ditampilkan di
media sosialnya? Atau malah bikin kita terinspirasi dengan apa yang kita lihat
di galeri media sosialnya. Meminjam judul di salah satu artikel kumpara.com, "Etalase Semu".
Some people aren’t really all that they “post” to be
Anyway, gue
nggak mau ngomongin media sosial sih. Walaupun gatel pengin bergosip. Haha.
Jadi yang
mau gue obrolin adalah, beruntunglah kita yang memiliki akses ke dunia maya
sehingga bisa mendapatkan informasi seluas-luasnya tanpa batas baik dari media beneran atau media sosial.
Gue ngerasain
banget saat hamil, menyusui dan melalui tahapan tumbuh kembang Langit. Tanpa
kehadiran media sosial atau teman-teman yang kenal di dunia maya, mungkin gue
masih berpandangan konvensional. You know, yang percaya bahwa ASI nggak cukup
buat pertumbuhan anak, anak umur 4 bulan nggak apa-apa dikasih pisang, dan
sebagainya. kehadiran media sosial buat gue sangat membantu gue dalam proses
menjadi ibu.
Media sosial pula yang membuat gue diundang ke acara peluncuran produk Blackmores Pregnancy and
Breastfeeding Gold. Bareng beberapa blogger yang concern pada dunia parenting, kami menerima pemaparan mengenai fakta-fakta seputar ibu hamil dan perkembangan bayi. Salah satu fakta yang cukup bikin nyesek adalah masih banyak sekali kasus
kematian atau kelainan pada bayi dikarenakan nutrisi yang diterima kurang
optimal.
Nah,
kemarin tuh gue baru benar-benar memerhatikan, berdasarkan kuantitas yang kita
butuhkan nutrient dibedakan menjadi 2
jenis: makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan
dalam jumlah besar oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, dan sebagainya. Sementara
mikronutrien adalah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia
selama hidupnya dalam jumlah kecil untuk melaksanakan fungsi-fungsi fisiologis,
tetapi tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh.
Di Indonesia, ibu
hamil biasanya dimanja deh. Ini gue alami sendiri. Zaman hamil, teman sekantor
itu bisa menuruti gue mau makan apa. Biasa kan, kalau makan siang di kantor itu
kan suka ribet menentukan lokasi, waktu gue hamil mah gue mendapat privilege
untuk menentukan lokasi dan jenis makanan :D
Anyway, kalo soal
makanan alias makronutrian ibu hamil itu pasti terjamin, gimana dengan mikronutrien?
Faktanya, Ibu
hamil di Indonesia mengalami kekurangan asupan berbagai mikronutrien bahkan di
kota besar sekalipun. Padahal, kekurangan
mikronutrien bisa menyebabkan banyak hal, misalnya kekurangan zat besi 10-40%
bisa menyebabkan BBLR atau berat badan lahir rendah, kekurangan asam folat bisa
menghambat pertumbuhan janin atau menciptakan peluang neural tube defect (NTD)
atau cacat bawaan yang timbul akibat tidak sempurnanya penutupan tabung saraf
selama pertumbuhan janin, dan seterusnya.
Bahkan, Dr. med. dr. Damar Prasmusinto,
SpOG(K)., Konsultan Fetomaternal, Departemen Obsteri dan Ginekologi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia yang menjadi narasumber siang itu memberikan
contoh dengan kasus-kasus kejahatan yang terjadi baru-baru ini. “Inget kasus
pembakaran orang di Bekasi? Nah, itu bisa terjadi karena saraf empati si pelakunya
nggak ada. Kenapa bisa nggak ada? Karena mungkin saat pelaku dalam kandungan
atau bayi, dia nggak mendapat nutrisi yang cukup sehingga saraf yang seharusnya
untuk empati nggak kebentuk”. Begitu kira-kira kata pak dokter. Ngeri, ya?
Bahkan empati yang gue pikir bisa dibentuk dari luar atau hasil didikan/
pola kebiasaan, ternyata juga dipengaruhi nutrisi sejak ibu mengandung.
Waktu hamil dan nyusuin, gue termasuk yang giat minum aneka vitamin. Kalau hamil memang dikasih vitamin sama dokter, nah pas menyusui itu deh yang ikhtiar banget supaya ASI gue banyak. Kalau yang udah sering baca tulisan gue zaman di Mommies Daily, tahu deh, bahwa produksi ASI gue seadanya bahkan sampe minum jus pare supaya produksi ASI gue lancar.
Andai dulu udah kenal sama Blackmores yang Pregnancy and Breastfeeding Gold ini, ya. Pasti Bakal gue coba. Secara Blackmores Pregnancy and Breastfeeding Gold mengandung tinggi DHA, kalsium, zat besi, asam folat, vitamin dan mineral yang diperlukan selama masa kehamilan dan menyusui. Gue jadi penasaran, ada yang udah pernah nyobain dan ngebuktiin nggak?
Waktu hamil dan nyusuin, gue termasuk yang giat minum aneka vitamin. Kalau hamil memang dikasih vitamin sama dokter, nah pas menyusui itu deh yang ikhtiar banget supaya ASI gue banyak. Kalau yang udah sering baca tulisan gue zaman di Mommies Daily, tahu deh, bahwa produksi ASI gue seadanya bahkan sampe minum jus pare supaya produksi ASI gue lancar.
Andai dulu udah kenal sama Blackmores yang Pregnancy and Breastfeeding Gold ini, ya. Pasti Bakal gue coba. Secara Blackmores Pregnancy and Breastfeeding Gold mengandung tinggi DHA, kalsium, zat besi, asam folat, vitamin dan mineral yang diperlukan selama masa kehamilan dan menyusui. Gue jadi penasaran, ada yang udah pernah nyobain dan ngebuktiin nggak?
Sejak jadi
orangtua, gue cukup concern dengan masalah yang berkaitan dengan kehamilan,
menyusui dan pola asuh. Saat ini Blackmores sedang mengadakan
campaign #12000pelukan, dan gue langsung ikutan! Jadi, campaign #12000 pelukan ini
adalah di mana Blackmores akan membantu para ibu hamil dan menyusui yang tidak
seberuntung kita dalam perkara mendapat informasi dan nutrisi dengan
menyumbangkan Blackmores Pregnancy and Breastfeeding Gold. Blackmores akan
menyumbang lewat Yayasan Bumi Sehat milik Ibu Robin di Bali. Tahu dong Yayasan
Bumi Sehat? Mungkin buat sebagian orang tahu yayasan ini karena begitu banyak
selebriti yang melahirkan anaknya di sana. Tapi sebenarnya, Yayasan Bumi Sehat
banyak membantu proses melahirkan para ibu hamil yang kurang mampu secara
gratis.
Gimana cara
berpartisipasinya?
Klik
website http://www.blackmores.co.id/12000pelukan/
Upload foto
seolah sedang memeluk bayi.
Share di social media dengan hastag #12000Pelukan dan
#BlackmoresIndonesia serta tag 3 teman kamu untuk ajak mereka ikut beraksi.
Udah, gitu aja! Setiap foto yang diunggah sama dengan 1
botol Blackmores Pregnancy and Breastfeeding Gold yang disumbangkan lewat
Yayasan Bumi Sehat. Tuh, berapa banyak foto yang lo unggah ke media sosial per hari? Coba luangkan waktu buat unggah 1 foto, yuk, buat para ibu hamil yang nggak seberuntung kita. Karena gue
percaya, sebagai sesama perempuan harusnya kita saling mendukung. Setuju nggak?
No comments:
Post a Comment