Sudah 80 harian kayaknya di rumah, gue lihat di social media teman-teman banyak yang upload produktivitas mereka saat di rumah. Ada yang masak, baking, jahit, bebenah, dan yang terakhir, bercocok tanam.
Sungguh, gue ada niat untuk melakukan itu semua. Tapi kok, ya, mager? Haha.
Namun, setelah dipikir-pikir, manusia ada panggungnya masing-masing, ya. Gue nggak bisa baking atau masak. Mungkin sebenarnya bisa, karena pernah coba-coba. Tapi terlalu mager. Wkwk. Parah, Lita.
Back ground tanaman segar banget itu bukan gue punya, ya. Ini di rumah kakak gue. Wk. |
Balik mikir lagi, kalau mau bikin bahagia diri sendiri, ternyata ada juga yang gue hasilkan saat kerja di rumah ini. Misalnya:
Main Ukulele
Dangkal beut, ya. Tapi hal ini patut gue banggakan, karena gue sebelumnya sama sekali NGGAK BISA main alat musik.
Sebenarnya, beberapa waktu lalu udah pernah beli ukulele. Tapi kayaknya karena beli yang abal-abal, gue stres sendiri karena bunyinya nggak sama dengan para ukulele artist yang gue tonton di media sosial. Kemudian, pas awal WFH, @iraindah menyarankan gue untuk beli ukulele merek MAHALO [tenang, harganya nggak semahal mereknya]. Langsung beli, besoknya belajar gonjrang gonjreng lagu andalan: IM YOURS-nya Jason Mraz. Eh, bisa. Lumayan mirip sama ukulele artist yang sering gue tonton.
Dari situ, belajar 1 lagu lagi, 1 lagi, 1 lagi, terus dan terus. Jadi makin semangat! Walaupun masih terbata-bata mindahin jari dari 1 chord ke chord lain, belum lagi kelemahan daya ingat yang membuat kalo main ukulele sambil nyanyi, masih tetap harus nyontek chord dengan muka tegang. Wkwk.
Akhirnya main ukulele ini jadi kegiatan gue di sela-sela kerja selama WFH yang tanpa batas ini. Bikin deck, bengong dulu, main ukulele. Nunggu approval budget, bengong, main ukulele. Preview materi, nunggu loading, main ukulele. Di antara concall back to back, nunggu nyambung, main ukulele.
Alhamdulillah punya skill baru yaitu: GANGGUIN ORANG RUMAH DENGAN BUNYI UKULELE.
Bikin Podcast
Salah satu hal yang gue rindukan saat WFH adalah ngobrol sama orang lain. Gue suka ngobrol, mungkin tepatnya gue suka mendengarkan orang cerita. Kebetulan gue punya sahabat dokter, dr. Krisbanu, dan lagi awal merebaknya Covid-19, gue sering nanya sama Krisbanu [Iis]. Gue pikir, kenapa informasi dari orang yang tepat ini nggak gue sebarkan? Tapi saat itu entah kenapa lagi malas menyarikan hasil obrolan ke bentuk tulisan. Ish, podcast aja, yekan!
Coba-coba pake Anchor, nggak tahunya gampang! Walaupun sampai sekarang masuk ngulik juga cara ngedit, dapetin audio yang pas tanpa tumpuk-tumpukan, tapi lumayan bisa didengar, lah.
Ngobrol sana sini, akhirnya dapet 9 episode yang semuanya berkaitan dengan Covid-19. Nih langsung gue kasih list-nya deh ya:
- Ngobrol dengan @krisbanu tentang Covid-19.
- Lalu sama @biancafebriani25 yang orang retailcerita soal gimana dunia retail terpukul akibat Covid-19.
- Ada sama sahabat SMA gue @icadsukamto, seorangpharmacist, mengenai sanitizer serta produk-produk kebersihan lainnya. Pas waktu itu kan rame soal penimbunan sanitizer, masker, dan lain-lain.
- Ngobrol sama sepupu gue, @suradi_bandung, yang udahpuluhan tahun kerja dan bisnis di bidang pariwisata tentang bagaimana hancurnyaindustri ini selama pandemic.
- Dengerin curhatnya @dresthikill, sahabat gue yang fotografer freelance. Kelar semua kerjaannya dia, secara dia kebanyakan job-nya adalah stage photography.
- Ini episode yang paling booming, ngobrol sama @bibidist, seorang teman di dunia mayayang merasakan dikarantina di Wisma Atlet karena positif Corona :’(
- Kemudian ada ngobrol sama @maureen.hipiteuwfoundernya @singlemomsindonesia, mengenai campaign SMI Berbagi yang sedangmereka jalani. Jadi ya, ibu tunggal itu, tidak pandemic aja udah struggle kehidupannya. Jadi kepala rumah tangga mencari nafkah juga, mengasuh anak-anak juga. Kebayang pas lagi pandemic? Ada yang kena PHK, bisnis nggak jalan sama sekali, dsb. Alhamdulillah campaign SMI Berbagi berujung manis. Berkah yaaa :*
- Selain ibu tunggal, ternyata kondisi pandemic iniberefek juga pada adik-adik penderita kanker yang berada di bawah naungan@pita_kuning. Episode ini ngobrol sama @ningstgr, operational head-nya Pita Kuning, yang curhat soal ini. Apa hubungannya pandemic dengan anak penderita kanker? Jadi selama pandemic, banyak donasi yang bergeser pada isu Covid-19, akhirnya donasi yang biasanya didapatkan Pita Kuning, jauh berkurang :’(
Ini aja masih kurang lho, harusnya ngobrol sama Iis ada 1 episode lagi sehubungan dengan pengalamannya menjadi salah satu dokter yang positif Corona karena pasien yang tidak jujur di RS :’(
Dengerin podcast gue di Spotify ya! Klik di sini, atau search aja CERITA SAMA LITA
Belajar Natal Chart
Nah, kalo ini sebenernya udah dari beberapa bulan sebelum WFH. Tapi saat itu benar-benar Cuma baca sekilas aja. Pas WFH, jadi lumayan serius bacain Natal Chart dan hal-hal terkait itu, bahkan sampe bikin podcast sama Mbak @mantananta seorang psikolog yang belajar mengenai astrologi juga. Podcast ini jadi penanda dimulainya season 2 Cerita Sama Lita.
Btw, mempelajari Natal Chart itu seru lho. Bukan, bukan perkara ramalan bintang. Duh, nggak sedangkal itu, ternyata! Apa sih, Natal Chart/ Birth Chart itu? Coba dengerin di sini jawabannya, diskusinya, dan lain-lainnya.
Masalah zodiac atau perbintangan, kan sering ada orang ngomong “Masa iya, manusia di muka bumi ini cuma dibagi 12 [berdasarkan zodiac] kepribadian/ nasibnya?”. Nah, coba baca natal/ birth chart ya. Intinya mah, ini mempelajari posisi benda-benda di angkasa saat seseorang lahir dan nggak cuma berdasarkan tanggal dan bulan aja, tapi juga tahun, waktu lahir [jam tepatnya], dan lokasi lahir. Karena semuanya itu menentukan posisi benda di angkasa.
Nah, ini semua menghasilkan natal chart kayak gini:
Jadi, zodiac yang selama ini kita kenal dilihat dari tanggal dan bulan lahir itu namanya sun. Sementara masih ada aspek lain dalam birth chart kita: moon, venus, ascendant, dst. Kalo udah tahu masing-masing planet kita apa, masih ada lagi 12 ‘house’ yang masing-masing mengatur aspek kehidupan kita kayak gini:
Bingung bacanya? Masih belum tau birth/ natal chart lo gimana? Ini ada 2 website yang menurut gue enak dibaca dan cukup komprehensif. Sok cek di sini: cafeastrology atau justastrologythings
Udah tinggal baca doang. Sekali lagi, bukan ramalan, ya.
Ngajarin Langit Ngaji
Jadi, kemarin-kemarin itu waktu gue sama Langit banyakan di weekend. Itu pun kami sibuk dengan jalan-jalan. Wkwkw. Dulu, sempat rutin gue ngajarin Langit ngaji sendiri di rumah. Seiring dengan kesibukan yang makin bertambah, makin berkurang dan bahkan nggak ada waktu sama sekali buat ngajarin ngaji.
Poin terakhir ini mudah-mudahan nggak riya, ya. Gue masukin ke sini, murni karena gue bangga sama diri sendiri, dan terutama sama Langit atas kegigihan dia belajar ngaji.
Belajar apa aja sama gue, gue bisa sabar. Tapi belajar baca quran, itu challenging banget, dan sontak gue bisa galak setengah mati. Dari zaman baca iqra, Langit bisa sampe nangis-nangis kalau belajar sama gue. Pas WFH ini, 3 hari pertama masih pake nangis, selanjutnya sistem belajar berubah jadi bacanya masing-masing 1 ayat bergantian, nambah lagi jadi 2 ayat bergantian, pas udah lancar, baru gue lepas sendiri.
Alhamdulillah sekarang, tiap abis ashar, dengan atau tanpa gue, selesai salat Langit langsung baca quran. Sekali baca 2 halaman aja, nggak banya-banyak, yang penting jadi kebiasaan dulu baru pelan-pelan belajar pemahaman juga.
Anyway, ternyata ya segitu aja produktivitas gue selama WFH udah hampir 3 bulan ini. Kalau olahraga, kagak usah ditulis lah ya, itu kagak WFH memang sudah melakukannya. Yah, tanaman gue nggak bertambah, skill masak nggak ada, ya sudah lah ya. Manusia ada panggungnya masing-masing.
Kata Teh Niki begini.. |
No comments:
Post a Comment