Hebohnya Film Naura



Gue cukup sering mendapatkan pertanyaan tentang gimana mengajak anak nonton film-film tertentu yang bukan buat anak-anak. Misalnya nonton film superhero macam Justive League, Wonder Woman, Spiderman, dan lain-lain itu kan sebenarnya bukan untuk anak di bawah usia 13 tahun, ya. Tapi karena tokohnya akrab sama anak-anak kita, maka banyak anak TK sekalipun diajak nonton film ini.

Jawaban gue selalu sama. Nonton film apapun, ya kita sebagai orangtua harus dampingi anak. Supaya apa yang mereka lihat, nggak mereka telan bulat-bulat.

Sekitar dua minggu lalu, gue share video ini di Facebook. Bahwa karakter favorit anak-anakpun dijadikan video mesum bin aneh oleh beberapa content creator di Youtube. Thumbnail pakai gambar yang menarik buat anak-anak, tapi ketika mereka klik, isinya cabul. 

Klik di sini deh, kalau mau tahu: https://www.facebook.com/vixdotcom/videos/1663841483647882/

Intinya mah don’t take it for granted dengan apa yang terpapar di dunia baik maya ataupun nyata.
Dua hari ini lagi viral status seorang ibu yang bilang film Naura dan Gank Juara mendiskreditkan Islam. 

Gambar dari sini
Kebetulan Langit sahabatan sama sepupunya Naura, dan gue juga sahabatan sama nyokapnya yang notabene tantenya Naura. Sejak Naura baru berencana ngeluarin album 2 tahun yang lalu, gue sempat dengar sample-sample lagunya kalo kami lagi bareng. Makanya pas mau meluncurkan film, cukup excited juga. Karena kemunculan Naura kan kaya oase di Padang Tandus di kancah musik anak-anak Indonesia.

Balik lagi ke viralnya status seorang ibu.

Komen pertama gue langsung menuju pada: ‘Bu, kalau anak bertanya maka jawablah, bukan malah curhat di media sosial dan sibuk boikot sesuatu’.

Gini ya, ketika anak bertanya tentang sesuatu pada kita, bukan harusnya kita bangga karena menjadi sumber terpercaya buat anak? Ketika anak bertanya, harusnya kita sadar bahwa anak kita cerdas. Berarti anak tidak begitu saja menyerap apa yang ia terima. Kenapa kita harus panik?

Sama dengan ketika Langit bertanya kenapa tokoh A dan B berciuman di sebuah film Disney. Apa gue langsung boikot Disney karena menyebarkan pornografi di film anak? Nggak dong.

Justru di sini kita bisa mengetes sejauh mana pemahaman anak terhadap lingkungannya. Di sini justru gue bisa masukin sex education, semacam, “Oh, mereka ciuman karena itu hari pernikahan. Jadi boleh berciuman kalau sudah menikah”, things like that.

Buat Si Ibu pemboikot Naura, mungkin di momen ini harusnya dia bisa masukkan nilai-nilai kebaikan. Karena nggak usah tutup mata deh, bu, kebaikan seseorang itu nggak dilihat dari agamanya apa. Sudahlah, akui saja, bu. Bahwa banyak di sekitar kita, mereka yang berbeda baik agama ataupun suku tapi berbuat baik terhadap sesama. Akui aja, deh. Jujur sama diri sendiri :)

Di sini sebagai orangtua harusnya bisa kasih masukan mengenai Indonesia yang memiliki beragam suku, agama dan ras. Iya nggak sih?

Komen kedua gue, kalau memang si ibu mengajarkan nilai-nilai Islam yang santun, kenapa di statusnya dia bilang ‘kecebong sipit’? Di mana nilai kesantunannya, bu?

Komen ketiga, statusnya bernada suuzon, ya.

“Pantas saja dia buat film dengan peran antagonis yang memojokkan islam... untuk apa dia buat begitu kalau bukan menunjukkan kebencian dia pada kita muslim pembela ulama dan Al Qur’an ???”
Menurut gue kalimat tuduhan di atas nggak beralasan, sih.

Bukankah suuzon itu dosa?
Gini deh, karena gue kerja di dunia kreatif, khalayak ramai perlu tahu bahwa kadang kita mengerjakan apa yang nggak kita sukai atau nggak sepaham dengan sudut pandang pribadi. Karena apa? Tentu saja karena kepentingan industri.

Jadi, bukan berarti juga karena sutradaranya [menurut ibu ini] pembela ‘Si Penista Agama’, terus bisa semena-mena bikin karya yang sepaham dengan pandangan pribadinya. Nggak juga, bu. Pasti ada prosesnya yang berkaitan dengan banyak orang, termasuk pemodal. Bikin film nggak segampang bikin vlog atau video-video di Youtube yang judulnya clickbait banget tapi nggak ada kaitannya sama konten [etapi viral dan trending].

Huff. Gue gemas kalau baca komen-komennya. Terutama para ibu yang panik karena anak/ saudara/ keponakannya telanjur nonton. Padahal kalau anaknya merasa biasa-biasa aja terhadap filmnya, yaudah nggak apa-apa toh? Gue yakin kebanyakan anak akan menikmati lagu dan aksi Naura, deh.

Atau ada pula yang sekonyong-konyong membatalkan rencana menonton karena viralnya status ini. Eh tapi anaknya diajak nonton film superhero yang ada adegan kekerasan. Yo opo tho? Bukannya happy karena ada film anak Indonesia yang berkualitas, kok malah diributkan? Ngeributinnya pake ngajak orang lain, pula.

Akhir kata, menjadi orangtua memang nggak gampang. Banyak keribetan yang akan kita alami terutama saat anak mulai terpapar dengan lingkungan. Anak bisa dapat pengaruh dari mana aja. Teman, sekolah, kerabat, film, musik, dunia maya, dan sebagainya. Bisa kita lindungi? Bisa. Tapi menurut gue perlindungan ini bukan dengan meletakkan anak dalam posisi aman tak terjangkau dengan lingkungan, justru kita lindungi dengan menyiapkan mereka menghadapi dunia nyata.

Cepat atau lambat mereka akan terpapar dunia nyata. Tugas kita sebagai orangtua ya, mendampinginya dan menyiapkan mereka. Karena kita kan nggak akan selalu ada di samping mereka :)

Jadi, ada yang mau janjian nobar Naura weekend besok sama gue dan Langit? Gue sama Langit belum sempat nonton, nih!

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

15 comments:

  1. Aku udah nonton sabtu lalu dong, ga ada yg aneh2 ah 😉

    Justru malah bagus kok film nya, lagu2nya bagus banget dan yg penting anak2 eike happy kluar dr bioskop hahahaha

    ReplyDelete
  2. Liat trailernya joget2nya rapi dan lirik lagunya kena banget sisi anak2 ceria juga semangatnya. Mau nonton akhhh besokkk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, lagi2nya Naura bagus-bagus koook :) Semoga anakmu hepi ya!

      Delete
  3. mbaak, aku komen soal ini di ig stories malah diserang dan dinasehatin ilmu agama -___-
    aku jd inget waktu temenku pernah ngirim boikot film beaty anthe beast krn konten LGBT. waktu itu aku blm ntn dan simply bilang: ya gampang, ga usah ajak anak lu nonton.
    isi komenku juga simple, gausah komen kalo blm ntn. macem ketakutan anak2 bakal jd gay habis ntn Beauty and The Beast. Setelah aku tonton, aku malah suka ceritanyaaa.... persis kayak di kartun dan indah banget. Kalo dibanding sama acara hiburan ece2 di Indonesia, malah lebih banyak MC atau entertainment yang lebih 'bencong' buat nyari duit.
    aku juga kesel pas liat komen ibu2 tentang film naura, dan beritanya sampe masuk portal berita online. semacam, what the...
    yg sakit sih, pas hubung2in soal kecebong dan kecebong sipit. kok menurutku dia kesel sm satu hal tapi gak terlampiaskan, dan mumpun film Naura 'begitu amat' di mata dia, jadi sekalian aja. Hih.

    ReplyDelete
  4. mbak maap ya banyak typo, abisnya kesel. huahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku mengerti perasaanmu yang emosi jadi banyak typo :))))

      Tapi emang sebel ya, gara-gara 1 hal jadi meruncing ke mana-mana. Sampai film anak-anak tak berdosa pun jadi pembahasan. Gemas, udah nggak pake logika!

      Delete
  5. Aduh mbaaa, poin-poin tulisannya menyuarakan isi hati banget deh. Saya sendiri belum nonton, sehingga sampai detik ini belum bisa komentar tentang filmnya. Tapi saya emang dari dulu udah niat mau nonton, dan semakin pengen nonton untuk membuktikan tulisan si Ibu N**a itu benar atau tidak.

    Tapi sama banget kayak Mba Lita, saya pengen komen banget atas tulisannya si Ibu. Setujuuu poin pertama, harusnya jadi ajang si Ibu menjelaskan segala sesuatunya ke anak. Kalau anaknya nanya orang islam kok jahat, kok pencuri? Kalau saya jadi dia, saya jawab ke anaknya, emang kenyataannya di dunia ini walaupun beragama Islam (dan beragama lainnya), akan ada yang baik ada yang jahat. Trus bagus kan malah jadi ajang memasukan nilai-nilai agama yang Ibu yakini ke anaknya. Gitu aja kok repot?

    Setujuuu juga sama poin kedua. Aduh, itu pilihan kata nya ga ada yang lain selain kecebong sipit? Sekarang gantian saya nanya, "Kok orang Islam ngomongnya kasar banget?"

    Dan setuju juga sama poin ketiga, suudzon banget deh ibu satu ini. Dan tambahannya, suudzoonnya disebarluaskan! Kan jadi menular se-Indonesia pada suudzon semua. Sekarang bukan cuman hoax aja yang bisa disebar dan tularkan, suudzon pun bisa! Astaghfirullahaladzim deh pokoknya baca tulisannya, cuman bisa ngelus dada.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa kaaan.. gemas-gemas gimana gitu! Udahlah tau netijen zaman now suka pada menelan bulat2 content yang heboh. Mending kalo hebohnya positif, lha ini :'(

      Delete
  6. lucuuu ya..anakku belum ngeh nih..nanti kalau pulang ke Indonesia kali yaaa hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, coba cari film-film Indonesia kalo udah balik yaaa

      Delete
  7. Iya mbak.. aku yg belum punya anak aja yo kesel..

    Sebagai follower si keluarga baldy, semua akun instagram nya.. dimana ngeliat sedikit idealisme mereka buat menghasilkan sesuatu yg cukup berkualitas di tengah rentetan reality show dan lalala yeyeye.. sedih aja, kesian naura nya yg udh cape2 latihan, syuting, tp digituin banget gt.

    Lah emak2 itu kenapa ga protes sama si acara2 ga bermutu yg ada di tipi nasional itu yak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena sinetron-sinetron itu nggak bayar buat nontonnya kali ya?! Kezal.

      Delete
  8. Ini aku kudet sekali ga tau kalo ada ribut2 huahahaha... Okaay, jd kalo baca tulisan mba, ada ibu2 yg merong2 dan mau boikot film naura yaa.. Hmmm... Makin disuruh boikot, aku makin kepengin ajakin anakku nonton huaheheh :p. Postink ajalah, mungkin si ibu sbnrnya mau film ini ngetop, makanya dia nulis yg rada emosional, supaya orang2 penasaran :p. Pinter deh si ibu ah, pake jurus reverse psikology :D. Makin dilarang, makin pgn datang..

    ReplyDelete
  9. Orang islam kok ngomongnya kasar?
    Nah ngena banget nih...udah dari dulu pengen tereak ditelinga orang2 yg suka ngomong kasar disosmed.

    Islam yang kek gimana tuh? Sapa yang nyontohin? Secata nabi aja melarang membuat panggilan ke orang lain dgn nama2 yang tidak disukai. Eh ini ukhti solehah kok manggil orang kecebong??

    Kezel kan denger eh bacanya

    ReplyDelete