Jadi, kan
belakangan ini hidup kita dikelilingi oleh dunia digital, banyak yang bilang
dunia maya ini bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi menguntungkan, tapi di
sisi lain banyak juga kerugiannya.
Yang menguntungkan sih udah jelas ya, kita bisa nambah
teman, ketemu teman lama, mendapatkan banyak informasi, mau ngapain aja tinggal
satu klik aja, dan seterusnya.
gambar dari sini |
Nah kalau merugikannya?
Pertama, dalam hal mengungkapkan pendapat. Sejak dunia maya
jadi bagian hidup, kita dimudahkan untuk publikasi apapun pendapat kita
terhadap suatu hal. Review produk, tempat, atau isu yang sedang
berkembang.
Sayangnya, kalau menurut gue nih, kita lupa kalau apa yang
kita publikasikan itu bisa dibaca oleh orang lain. Ya, saat kita nulis status
sebel sama orang kantor dengan berharap nyindir orang yang bersangkutan, yang
kesindir malahan teman lain. Saat kita nulis status galau padahal berdasarkan
curhat teman [eh ada ga sih yang begini? Soalnya gue sering], disangka kita
yang mengalami hal tersebut, dan sebagainya.
Yang parah lagi, dengan berkembangnya isu politik belakangan
ini, banyak dari kita terpancing untuk urun pendapat akan hal tersebut. Kalau
yang dipublikasikan kalimatnya teratur, tanpa emosi dan bijak sih, nggak apa.
Sayangnya, banyak dari kita yang malahan nulis dengan gaya mencaci orang
tertentu. Mungkin curahan hati karena kegemasan akan kondisi politik, tapi yang
terbaca adalah kebencian.
Sayangnya lagi, gue sering menemukan hal ini dilakukan oleh
para ibu. Nggak, gue bukan orang yang bilang bahwa ibu-ibu nggak usah ikut
campur urusan politik. Siapapun berhak berpendapat tentang hal apapun. Tapi
kalau ditulis dalam bentuk kalimat kebencian, mencaci atau nggak sedikit yang
menulis dengan kalimat tak pantas, apakah itu wajar dikeluarkan dari seorang
ibu yang notabene merupakan sekolah pertama dari seorang anak?
Ini salah satu contohnya :'( |
Jujur gue sedih lho. Kita, Perempuan, itu harus
pintar. Artinya kalaupun mau berpendapat, please keluarkanlah dengan kalimat
yang bijak.
Ingat, apapun yang sudah kita publikasikan di dunia maya
akan terekam selamanya. Nggak usah mikir masalah kita googling tulisan kita 5
tahun lalu masih bisa dibaca saat ini deh, dengan adanya tombol share, retweet
atau screencapture, apapun di dunia maya bisa tersebar, terbaca oleh orang
lain, dan tersimpan.
Kalau suatu hari dibaca sama anak kita gimana?
Gue aja kalau diingetin timehop sama apa yang gue tulis 6-7
tahun lalu, malu lho. Saat gue masih suka berkata nggak pantas, marah atau
emosi akan 1 hal, dan sebagainya. Gue mikir, kalau Langit baca, apa yang akan
dia pikirkan tentang gue ya?
Seperti yang gue pernah tulis di sini, kadang kita take it
for granted bahwa akun kita dikunci kok, jadi memang hanya orang-orang terpilih
atau teman saja yang bisa baca. Heloh, ingat ada kecanggihan teknologi bernama
screencapture di mana obrolan/ DM saja bisa dibagikan ke orang lain *dapet
salam dari lambe turah* haha.
Kemudian urusan kejahatan dunia maya yang semakin menjadi.
Ingat kasus grup pedofil di dunia maya? Astaga. Gue sih nggak terlalu ngikutin
karena gue nggak mau. Nggak tega, ga sanggup.
Kasus ini seolah memaksa kita untuk buka mata bahwa yang
namanya orang dewasa tertarik sama anak di bawah umur bukan cuma ada di CSI
atau Criminal Minds, tapi nyata ada di sekitar kita. Korbannya siapa? Anak-anak
kita, bu.
Gue masih termasuk orangtua yang suka upload foto anak. Hal
di atas menampar muka gue bolak balik sih, bahwa kejahatan bisa terjadi di mana
saja. Okelah misalnya insyaallah anak kita aman aja di dunia nyata, tapi kalau
foto anak kita dijadikan objek seks buat para orang gila di luar sana, apa
rela?
Satu lagi nih, kalau anak kita udah gede, terus ternyata gebetannya adalah anak teman kita di media sosial, kebuka semua dong foto anak kita lagi nangis, marah, ngambek atau malah abis sunat! :D
Terus gimana dong?
Seperti yang gue bilang di atas, gue masih harus belajar
untuk meredam emosi untuk tidak atau mengurangi lah upload foto anak atau
detail kehidupannya yang bisa jadi sumber informasi orang-orang yang mau
berbuat jahat.
Gue pernah nulis tentang apa yang perlu dilakukan sebelum unggah foto anak ke media sosial di sini
Menanggapi kasus-kasus seperti di atas, gue jadi inget kata ibu Elly, "cukup anak orang tapi anak kita
jangan."
Jahat ya? Ya habis gimana dong.
Anyway, inti tulisan ini sih, mengingatkan aja bahwa dengan semakin canggihnya dunia digital, mau cari tentang apapun mengenai seseorang bisa banget. Apalagi buat anak-anak sosmed seperti kita-kita ini [kita?], stalking jadi lebih mudah! Makanya, yuk ah lebih bijak menggunakan media sosial. Karena menjadi #IbuBijak nggak melulu masalah penghematan :D
Karena ya, NGGAK MALU SAMA TIMEHOP?
iyah.. malu banget kalo sampe dulu sempet keluar kata kata ga pantes/ga disaring/ga pake dipikir dulu...
ReplyDeletebebas berekspresi bukan berarti ga pake saringan norma/hati/otak dulu..
Betuuuullll :D
Deletesama malu banget klo pas diingetin sm timehope eeh yg keluar tulisan2 alay jaman muda, atau yg isinya hanya berdasarkan esmosi. tp jadi belajar utk gak mengulangi hal yg sama...
ReplyDeletetentang cari apa dan siapa aja di dunia maya, aduuh bisa banget, aq sering lakukan klo pas lg iseng, ikut2an temen HR yg kadang cekricek kepribadian calon karyawan berdasarkan salah satunya sosmed.
dan kayaknya berlaku pula tuh apabila nanti anak udah punya pacar atau calon. wkwkwkk...
Nah itu diaaaa, apalagi skg kan era digital ya, mau cari tahu kepribadian seseorang aslinya cek aja sosmed. Kalo suka share hoax kan, maluuuu...
DeleteSamaaaa akupun termasuk yang malu sama timehop ahahhaha jaman jaman alay muncul kembali, tapi ada baiknya sih jadi pembelajaran kalo malu begitu maka ga begitu lagi :)
ReplyDeleteIyaaak, aku juga suka maluuuuuw x_x
Deletekalo baca timehop emang suka nutup muka ya mbak..berasa diingetin klo pernah sereaktif itu
ReplyDeleteBangeeeet, aku juga suka malu kalo dicolek timehop asliiik x_x
Deletesetuju banget mbak :D
ReplyDeletesekarang kalo diingetin status jaman dulu, astaga..makanya sekarang di rem banget kalo mau nulis ato posting apa2..tapi foto anak itu susah banget deh klo ga di post sama sekali (tapi yang posenya wajar, ga mengundang, ga malu2in)..hehe
Betuuul.. Aku juga masi sulit untuk nggak unggah foto anak, namanya juga boebo narsis hahaha! Tapi selama kita tau batasannya, mudah-mudahan gpp ya :)
Delete