Setiap kali mendengar berita duka cita, apalagi dari orang
yang gue kenal dekat, rasanya dada ini sesak. Rasanya ikut hancur karena
membayangkan mereka yang ditinggalkan.
Akhir pekan kemarin, boleh dibilang pepatah ‘Bagai petir di
siang bolong’ kena banget buat salah satu sahabat gue. Pas kami lagi pergi
bareng, sahabat gue dapet telepon bahwa suaminya meninggal dunia.
Nggak percaya? Yang pasti
sahabat gue udah telanjur jatuh dan nangis.
Percaya? Nah, siapapun yang menciptakan tipuan kejahatan via
telepon emang harus dibasmi.
Singkat cerita, kepergian suami sahabat gue terkonfirmasi
kebenarannya. Deg! Dengkul rasanya lemas, jantung rasa mau copot ke perut. Sepanjang
jalan, gue berusaha jadi ‘otak’nya, memberikan saran siapa yang bisa dihubungi,
apa yang harus dilakukan, dan seterusnya secara sahabat udah nggak bisa mikir
kali ya? Mungkin kalo gue berada di posisi dia akan melakukan hal yang sama.
Pagi tadi gue ikut ke pemakaman. Kerabatnya memberikan
sedikit ucapan, bikin kita semua yang hadir mikir.
“Yang bernafas pasti akan mati”
Satu kalimat yang cukup dahsyat untuk mengguncangkan
perasaan gue hari ini. Ya kalo dipikir-pikir, apa sih yang pasti dari semua hal
yang ada di muka bumi ini selain kematian?
Harta? Hari ini kita masih punya, besok siapa yang tau? Berkurang
karena harus berobat, kemalingan, kebakaran, pokoknya nggak bisa dipastikan.
Anak? Ya, hari ini dia memang masih anak kita. Tapi kalau
yang punya hidup mau mengambilnya, kita bisa apa?
Pasangan? Duh, ini apalagi. Jangankan bersaing dengan Yang
Di Atas, di kehidupan sehari-hari aja bisa banget pasangan direbut atau jadi
berbagi hati dengan yang lain.
Hanya satu yang pasti di dunia ini, kan, yaitu mati.
Dengan banyaknya berita duka di sekitar, buat gue pribadi
jadi self reminder bahwa hidup ini hanya sementara. Hidup ini nggak lama. Dan semakin
bertambah usia, makin berkurang pula ‘jatah’ hidup kita. Ya nggak?
Buat teman-teman yang sedang menghadapi kehilangan,
mudah-mudahan bisa lebih sabar dan ikhlas, ya. I know, speak is easier than
done. But you know what, all is well, insyaallah.. :)
Turut berduka cita ya Mbak Lita untuk keluarga sahabatnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Terimakasih banyak pengingatnya ini mbak...
ReplyDeleteAamiin... makasih ya mas :)
DeleteJLEB mba :') since my dad passed away, gw kayaknya udah ga bisa "lupa" lagi kalo kita pasti mati. jd skg apa2 ya lbh legowo ikhlas. toh kita smw ini punya siapa? turut berduka cita buat sahabatnya ya mba
ReplyDeleteAlfatihah untuk papanya ya..
DeleteAamiin, makasih ya nanti disampaikan :)