Karena persentase makan gue di rumah
lebih sering dibanding makan di luar (yang menurut risetnya Nutrifood, 44%
orang Indonesia makan di restoran 1-3 kali seminggu), makanya gue harus bikin
sehat makanan di rumah dong!
Jadi gini lho, kalau makan di
restoran kita cenderung menghabiskan makanan yang disajikan toh? Namapun
#ibubijak “Udah bayar mahal, harus habis”, belum lagi kalo makanan anak nggak
habis, yuk mari! Haha!
Hal ini tentunya meningkatkan asupan
kalori dalam sehari, berarti bisa jadi ada peningkatan berat badan, BMI,
kalori, dkk, lalu juga meningkatkan asupan gula, garam dan lemak. Yaiyalah,
mana enak makan di restoran kalo pesennya the tawar atau air putih!? Lychee Tea
tuh, baru sedap! Yang terakhir dan pasti, pemborosan kantong, kak!
Nah, Sabtu 16 April kemarin gue
diundang Tropicana Slim acara Bloggers Brunch Creating Healthy Fun Food. Dari
sana banyak dapet insight dan eh kebetulan, gue memang sedang coba menjalani
makan (lebih) sehat.
Anyway, kebetulan memang ada beberapa bahan makanan
yang akhirnya gue ganti di rumah demi #KeluargaSehat2016
Beras Merah
Jadiii bukan sulap bukan sihir,
sejak Tropicana Slim punya beras merah, gue udah langsung mengonsumsi secara
rutin. Beras merah nggak enak! Pera! Kering! Nggak pulen! Eh, udah coba beras
merahnya Tropicana Slim belum?
Ini bukan karena kemarin gue datang
ke acara Bloggers Brunch lho ya, tapi emang jauh sebelum itu gue udah konsumsi
beras merahnya. Beras merahnya beda gitu sama beras merah yang lain. Gue udah
pernah coba beberapa merek lain, tapi emang lebih cocok sama beras merahnya
Tropicana Slim.
Langit aja doyan banget, sampe dia
nggak mau makan beras putih hanya mau beras merah lho! Tinggal bapaknya aja nih
yang masih sulit menerima keadaan bahwa beras merah itu dimakan pake makanan
bersantan juga enak.
Mengganti Mi Instan
Yes, alhamdulillah udah lebih dari 2 tahun nggak makan makanan yang enaknya
minta ampun ini.
Tapi pak suami, namapun mantan anak kos ya, jadi masih rada susah melepaskan
kebiasaannya ini. Gue nggak pernah nyetok mi instan lho di rumah, sejak
berhenti makan mi instan. Tapi dia ternyata suka curi-curi beli 1-2 biji buat
dimakan sendiri -__-
Akhirnya, mendingan gue beliin tapi
yang jelas dong ya. Gue ganti lah mi instan dengan yang merek dari Tropicana
Slim.
Apa bedanya? Lah sama-sama mi instan
kali, Litaaa…
Bedanya, mi instan Tropicana Slim
ini prosesnya dipanggang, bukan digoreng ketika sebelum dikemas itu lho.
Keliatan deh bedanya coba kalo masak mi instan biasa kan di airnya itu ada kaya
minyak-minyak sementara kalo mi instan Tropicana Slim pas direbus airnya masih
bening.
Hal ini membuat jumlah kalori yang
dikandung sama mi instan Tropicana Slim berkurang nyaris setengah dari mi
instan biasa. Lumayan kaaan?
Btw, emang enak rasanya? Trust me,
ENAK MAK!
Minyak Goreng
Namanya orang Indonesia, itu
doyannya makanan yang digoreng. Ya nggak? Pokoknya yang berminyak deh! Kalo
nggak goreng, tumis. Enak sih soalnya.
Di rumah gue juga sama. Untuk
mengakali ini, gue ganti pake minyak jagung yang lebih rendah kalori. Dan
ingat, jangan dipake berulang-ulang ya!
Itu 3 hal utama yang secara regular
gue ganti. Sekarang lagi bertahap untuk mengganti kecap manis dan asin dengan
yang lebih rendah kalori. Jadi ya, kecap manis dan asin itu mengandung sodium
alias garamnya tinggi banget. Padahal
kebutuhan garam kita per hari itu hanya 5 gram alias 1 sdt saja. Coba hitung,
garam yang kita pake buat masak aja udah berapa banyak, belum lagi ditambah
dari kecap, saos dan kawan-kawan. Ih, kelar!
Masih banyak banget produk Tropicana Slim yang wajib menggantikan produk yang biasa kita pake. Cek di Fanpage mereka https://www.facebook.com/TropicanaSlim, Instagram @TropicanaSlim dan website Tropicana Slim. Situsnya menyenangkan deh, ada aneka resep dan bisa langsung belanja di sana juga. Memudahkan hidup!
Selain ngobrol-ngobrol tentang
makanan sehat, kami juga belajar menata makanan supaya terlihat lebih menarik
sama Mbak Vania Samperuru seorang food blogger dan food stylist. Ternyata menata
makanan supaya keliatan cantik itu nggak hanya buat kepentingan foto dan upload
ke socmed, tapi juga meningkatkan gairah makan anak-anak, secara anak kan
makhluk visual ya…
Hasil karya Tim Upper East Sider yang, yaaah gitulah :)) |
Kesimpulannya sih, ngapain kita ngeributin ayam goreng ini minyaknya dipake berulang, jajanan itu mengandung pengawet, sushi di sana nggak halal dan seterusnya? Karena kalau mau sehat, ya mulainya dari rumah. Dan yang harus inisiatif, siapa lagi kalau bukan kita sebagai 'Komandan' di rumah. Setuju?
Hebat banget, Mbak. Bisa tahan gak makan mie selama dua tahun. Saya sih paling tahan 1 bulan sekali. Dan emang jangan pernah nyetok!
ReplyDeletePenasaran, apa bener enak nih hehehehe. kepengen mulai hidup sehat juga soalnya :)
Yang mana nih? Mi instannya enak, beras merahnya juga enak! Hahaha.. iya, jangan nyetok, itu kunci!
Deletekalo aku, karena ga terlalu doyan makan,plus aku juga picky eater, makanya akhirnya aku memutuskan membawa bekal ke kantor: sarapan dan makan siang. Sarapan salad sayur buah satu mangkok gede (kalo beli udah berapa boookk hihihi), makan siang, sayuran mentah trus di kantor di rebus pake microwave. Lauk lainnya kadang masih suka beli atau bikin. Alhamdulillah kak badan enteng, meski berat badan gak pernah bergeser hihihihi...
ReplyDeleteIh canggih kamu mah! Kok enak sih bisa nggak doyan makan? Hahahaa
Deletegak tau juga sih kak. Cuma bisa makan kalo lapar. tapi tetep aja berlemak dimana mana hihihi
DeleteOlahraga yuk kakak :)
Delete