Kalau bicara tentang kehilangan, gue masih cetek banget kali ya.
Kisah gue tentang kehilangan hanya berkisar pada kecopetan waktu naik KRL, kehilangan buku favorit yang dipinjem teman dan ga dibalikin (alchemist, bertanya atau mati, seven magic, perahu kertas, dan banyak lagi).
Apakah gue harus bersyukur karena gue belum mengalami kehilangan yang begitu dahsyat efeknya buat hidup gue? Seperti layaknya Ron Weasley yang bersyukur nggak bisa lihat thestral?
Bersyukur karena Langit masih ada di dekapan gue, bokap nyokap masih ada kapanpun gue butuh, kakak gue yang selalu ada saat gue mengadu serta sahabat2 yang sabar mendengar keluh kesah gue, dan teman2 yang bisa bikin ketawa.
Sering gue nangis saat mendengar seseorang kehilangan orangtua, pasangan atau bahkan anaknya. Gue bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan gue jika harus kehilangan mereka. Cengeng? Yup, that's my middle name.
Tapi apa berarti bayangan gue akan kehilangan itu sebanding dengan yang mereka sungguh alami? Nope, I don't think so.
Apakah dengan membayangkan membuat gue lebih siap menghadapi kehilangan? Nggak juga.
Ada sebuah lagu jadul yang judulnya, you don't know what you've got until its gone.
Apa berarti kita harus kehilangan dulu, supaya kita bisa merasakan apa yang pernah kita miliki?
Don't ask me..
sent from my Telkomsel Rockin'Berry®
No comments:
Post a Comment