Ambil
positifnya deh, katanya kan time flies when you’re having fun. Nah, berarti
kemarin gue bersenang-senang. Ya kan? Iya aja udah, deh.
Persiapan
menjelang puasa ngapain aja nih?
Yang pasti
pertama adalah, SUDAH BAYAR HUTANG PUASA TAHUN LALU, BELUM NIH?
Haha.
Kalo gue,
Alhamdulillah, kebiasaan lepas idul fitri langsung lanjut puasa buat puasa
Syawal dan gantiin. Jadi setelah itu nggak mikirin lagi hutang puasa. Mumpung
badan masih terbiasa dengan puasa, kan.
Lalu yang
ke dua, biasanya buibu nyiapin menu buat sahur dan buka puasa.
Urusan yang
satu ini, walaupun bukan gue yang masak, tapi gue masih mengarahkan lho,
makanan apa buat sahur dan buka puasa. Apalagi Langit kan udah ikut puasa juga.
Perkara mengajak
anak puasa, pernah gue tulis di blog ini, sih.
Untuk
persiapan mental, insyaallah Langit sudah cukup siap. Secara ini tahun ke tiga
dia puasa. Paling sudah mulai diingatkan bahwa sebentar lagi kita akan puasa
lagi aja.
Nah, yang
agak kasihan sebenarnya adalah, tahun ini pertama kalinya puasa berbarengan
dengan UKK alias Ujian Kenaikan Kelas. Walaupun bukan Tiger Mom yang ketat
urusan belajar saat UKK, tapi cukup khawatir juga sama staminanya selama puasa
nih. Gue khawatir karena jam tidur pasti lebih pendek, kan. Dan otaknya harus
bekerja lebih keras pula dibanding hari sekolah biasa. Mana Langit bukan tipe
anak yang tidur siang, pula.
Idealnya
kan bangun sahur, tidur sebentar sampai jam 6, lalu siap-siap sekolah. Lalu
pulang sekolah jam 12-an, sekitar jam 2-an sampai sore tidur siang gitu, ya.
Lalu malamnya belajar. Lah, anak gue bukan tipe yang bisa tidur siang, nih.
Kemarin
waktu syuting talkshow di salah satu stasiun TV, narasumber episode yang lain
kebetulan adalah dokter gizi, jadi gue sempat tanya-tanya sama beliau gimana
mengakali asupan nutrisi supaya tetap cukup dan menjaga stamina anak selama
puasa. Plus, boleh nggak sih sebenernya anak seusia Langit udah puasa full day?
Menurut bu
dokter, anak seusia Langit sudah boleh banget puasa. Yang penting saat sahur
dan buka puasa asupannya dijaga tetap seimbang. Jadi sebenernya hanya jam makan
yang bergeser gitu, lho.
Bu dokter
bilang, makan seperti biasa, cukupkan kebutuhan karbohidrat, protein, lemak
baik, serat dan vitamin. Bu dokter kemudian menyarankan bila perlu,tambahkan vitamin
selain yang didapat dari makanan alami.
Untuk
urusan ini, kebetulan gue bukan tipe ibu yang rajin kasih anak vitamin. Kalaupun
kasih vitamin, pasti lebih pilih yang bentuk permen. Yah, apa lagi alasannya
kalau bukan supaya dia nggak berasa kalau sesungguhnya lagi makan vitamin?
Menjelang
puasa, gue kenalin Langit sama vitamin baru yaitu Champs Multivitamin
with Taurine. Multivitamin Champs ini mengandung kebaikan 10+1 Nutrisi.
Kenapa gue pilih ini? Utamanya karena mengandung Taurine,
sih.
Taurine is an amino sulfonic acid, but it is often referred to as an amino acid, a chemical that is a required building block of protein. Taurine is found in large amounts in the brain, retina, heart, and blood cells called platelets. The best food sources are meat and fish. – from webmd.com
Tahu sendiri kan ya, anak-anak zaman sekarang lekat banget
sama gadget. Walaupun Langit bukan anak gadget, tapi paparan sinar biru dari TV
juga ngaruh banget, kan. Belum lagi kalau dia belajar suka di tempat sesukanya
yang cahanya belum tentu memadai buat mata.
Selain itu, pilihan rasa buah lecinya juga
unik. Biasanya kan vitamin anak kalau nggak stroberi, ya jeruk. Kebetulan
Langit juga suka banget sama leci. Kalau kami makan di resto aja, minumnya
selalu es teh leci. Hehe.
Dan ini beneran, Champs Multivitamin
with Taurine enak banget! Gue sempet cobain dulu sebelum kasih ke Langit, enak
bok! Yang lucu nih, waktu pertama cobain ini ke Langit lagi ada
sepupu-sepupunya, kan. Lalu mereka gue kasih untuk cicip. Eh, pada doyan semua
dan kemudian merengek ke ibu masing-masing untuk minta beliin “vitamin kaya
Kakak Langit”, haha. Lumayan, kecil-kecil anak gue udah jadi influencer di
gengnya :D
Selamat
beribadah puasa, ya. Semoga puasa kita nggak sekadar lapar dan haus, tapi lebih
dari itu. Buibu yang anaknya masih belajar puasa, siapin stok sabar lebih
banyak untuk menghadapi pertanyaan “Maghrib masih lama nggak?”. Hehe.
Anakku yg nomor 4 nih baru mulai belajar puasa tahun ini. Tahun kmrn masih setengah hari buka terus nyambung lagi. Kepikiran jg buat nyari vitamin buat dia.
ReplyDeleteWah, semangat-semangat! Kalau sudah ada kakaknya, aku kebayangnya lebih mudah biasainnya karena ada contoh nyata. Bener nggak mbak?
Delete