Sabtu kemarin
kakak gue ngajakin nonton Warkop DKI Reborn. Gue sih, hayo-hayo aja secara
anaknya gampangan. Haha.
Di awal,
gue yang #TimWarkop, sama sekali nggak tertarik nonton ini. Gimana ya, menurut gue,
Warkop itu tak tergantikan. Mereka tokoh legendaris yang main film atas nama
mereka sendiri.
Sekarang gini deh, tokoh Lupus aja karena udah lekat sama Ryan
HIdayat kan susah digantiin oleh siapapun? Atau Si Boy, yang plek sama Ongky
Alexander, siapa yang memerankan juga bagi gue akan sulit ya menandingi pemeran
pertamanya. Nah, apalagi Warkop bok?
Udah gitu
pemain-pemainnya aktor yang udah sering main film dan aktor populer. Yah,
populer gitu, ngerti kan ya? Pas lihat pemerannya, heran aja kok Reza Rahadian
nggak ikutan.
Sampe beberapa
menit pertama film dimulai pun, gue masih sinis. Menurut gue pemerannya nggak
pas. Nggak bagus! Ya maklum, di otak gue adanya Dono, Kasino dan Indro bukan
Abimana, Vino dan Tora yang berperan sebagai mereka. Ada rasa nggak terima gitu
#lebay
Tapi setelah
film berjalan sekian lama, akhirnya gue bisa ketawa. Ketawa lepas! Lupa persisnya
yang mana, tapi gue bisa relate sama usaha para aktor (yang biasanya tampil
tampan dan berwibawa di peran-perannya) untuk jadi melahirkan kembali trio legendaris
tersebut.
Ini beberapa
komentar gue secara acak mengenai Warkop DKI Reborn:
Abimana
paling mirip sama alm. Dono. Somehow dia dapet banget ekspresinya Dono, dan gue
sama sekali lupa sama penampilan aslinya Abimana itu yang mana. Bener-bener
hilang Abimana yang ngganteng, bulay, dan blablabla.
Tapi sayang,
perut tambahannya itu GANGGU. Ya, emang alm. Dono memang paling berperut dibanding
yang lain, tapi ya nggak usah lebay gitu lah perutnya. Pas lagi pake seragam
CHIPS sih, masih agak natural. Tapi begitu pake baju bebas, IH NGGAK BANGET! Tempelannya
keliatan gitu, lho.
Vino
menurut gue perannya paling sulit. Alm. Kasino itu kan memang selalu jadi yang
paling dominan di film-film Warkop. Maksudnya dominan dalam mengambil
keputusan, mengarahkan jalan cerita, ide, dan sebagainya. Untuk dialek dan
ekspresi wajah sih menurut gue dapet lah ya, tapi karakter suara asli Vino itu yang
bikin keliatan usahanya paling susah. Udahlah dialognya paling banyak,
nyanyinya paling banyak (di film-film Warkop, alm. Kasino memang yang paling
sering nyanyi), ribet lah judulnya.
Tapi di
atas segala kekurangannya, cukup dapet lah Vino masuk ke karakter Kasino.
Justru Tora
yang gue sangka mirip sama Om Indro (ikrib beut, situ manggil Om) dari latar
belakang yang anak motor, terus selengekan gitu, ternyata malah nggak keluar
auranya. Seriusan, menurut gue peran Tora di sini sebagai Indro nggak terlalu
kuat dibanding kehadiran Indro di film-film Warkop pada umumnya. Walau sih ya,
ada beberapa celetukannya yang mengundang tawa juga.
Mungkin karena
Tora beban karena Indro ada terus selama syuting? Atau mungkin karena kita
terbiasa ngeliat Tora ngebanyol lebih seru (sementara Indro di Warkop kan
biasanya jadi “SI Ganteng”)? Atau karena sebelumnya Tora pernah berperan jadi
pemuda Batak juga, jadi dialeknya bukan hal yang kejutan lagi buat kita? Atau apa
ya? Nggak tau lah, gue mah bukan kritikus pelem.
Baca di
mana gitu, ada yang komen “Jalan ceritanya ngak jelas, nggak masuk akal”.
HELOOO... PERNAH NONTON FILM WARKOP NGGAK SIH?
Emang ada
film mereka yang jalan ceritanya jelas bak film-film bagus lainnya? Coba situ
nonton IQ Jongkok atau Dongkrak Antik
atau Setan Kredit, atau apalah film Warkop. Film Warkop yang paling jelas jalan
ceritanya itu hanya film pertama mereka, Mana Tahan, di situ mereka masih
berempat sama Nanu. Jalan ceritanya seputar kisah Elvy Sukaesih yang jadi ART
di rumah kos-kosan tante di mana mereka tinggal. Film lainnya? Bhay.
Ya tapi
memang itu film Warkop. Nggak usah mikirin jalan ceritanya masuk akal apa
nggak. Yang penting ketawa!
Komentar lain:
mengekspos perempuan. KAK, UDAH PERNAH NONTON WARKOP KAN?
Ya emang
gitu, sis. Sebelum protes atau mengkritik hal yang serius mengenai film ini,
sebaiknya nonton Warkop DKI yang dulu deh. Lo bakal ngerti kenapa Warkop patut
dijadikan legenda.
Mungkin ada
pula yang akan bahas film ini secara teknis. Duh, ribet amat hidupnya. Dari sejak
Warkop pertama kali bikin film, tahun 1979, teknisnya ya begitu-begitu aja. Drama,
slapstick, humor konyol. Ya emang gitu doang. Kalo mau ngomongin teknis,
mending ngomongin film Fast Furious atau Starwars atau apalah yang susah-susah.
Nonton Warkop mah, buat ketawa aja. Haha.
Boleh ngajak
anak-anak nonton ini?
Kalo gue
sih nggak ngajak, ya. Anak gue nggak tertarik, lebih tertarik sama Sofia the
First atau Nickelodeon.
Pakar parenting
pasti melarang dan mencaci maki film ini, film sampah, nggak berpendidikan,
nggak bagus buat moral anak.
Tapi kalo
dipikir-pikir, gue pertama kali nonton Warkop zaman SD sih. Turns out, gue
baik-baik aja. Nggak berpakaian ala gadis Warkop, nggak licik ala Kasino, nggak
kasar becandanya, biasa aja sih. Hehe. Malah gue sangat respek sama ketiganya
karena di depan layar bisa begitu kocak, tapi di belakangnya manusa-manusia
pintar luar biasa.
Kalo kalian
browse tentang mereka, lo bakal tau kenapa mereka pintar. Salah satunya, mereka
adalah salah sedikit artis yang sudah memikirkan hak intelektual karya di era
80-an. Pernah denger selentingan, sampai sekarang jadi kalau film zaman dulu mereka
diputar/ dibeli pihak lain, mereka masih dapat bagian bukan semata-mata punya
PH-nya hak tersebut. Canggih kan?
Itu makanya gue #TimWarkop. Ada beberapa teman yang anaknya Warkop banget lah, dulu kami bisa ngobrolin hal-hal seputar Warkop rauwis-uwis. Mulai dari adegannya sampe nyambung-nyambungin adegan Warkop ke kejadian sehari-hari. Hidup Warkop!
Anyway, gue
nggak sabar jadinya nonton part 2. Dan sedikit kiat buat yang mau nonton, pas film
selesai, tonton sampai credit title keluar, ya. Lucunya di situ, soalnya! Yang belum nonton, nonton gih! Lumayan mengobati kerinduan sama joke Warkop :)
Mari intip trailernya:
Fix, harus nonton!
ReplyDeletedari kemarin gak jadi-jadi keburu keabisan kayak aadc. huhu
aaack! Gih sana nonton cuuuus!
DeleteNonton bareng Al Galaxyah yuk ! Jangan ngaji muluk ah. Sesekali nonton warkop. wakakaka
ReplyDeletehahahaha! Yuks!
Deletehahaha aku setuju ini. nonton warkop ga usah dipikirin banget. lhaaa memang gitu. dan ya jgn marah kalo byk adegan cewek seksi. pan memang gitu film warkop,gimana sih ya
ReplyDeleteMending mikirin perdamaian dunia daripada mikir kalo nonton film, deh 😝😝
Delete