Pernah bekerja
di beberapa perusahaan dan media, bikin gue sering ketemu sama klien. Kebetulan
posisinya memungkinkan gue untuk ketemu sama orang-orang brand dan kebetulan
juga aktif di media sosial sehingga banyak dari orang-orang brand ini akhirnya
jadi teman. Apalagi kalau pihak klien punya minat yang sama, ketemu deh, pasti!
Banyak yang
bilang kalau teman jangan dijadiin klien atau sebaliknya. Tapi nggak tahu
kenapa, mungkin karena gue bukan orang bisnis yang punya batasan tertentu saat
menghadapi klien, seringkali di gue pertemanan terjadi begitu aja. Dari sering
ketemu pas event atau meeting, biasanya sering terselip obrolan casual, tuh. Nah
kadang ada aja yang nemu chemistry-nya. Kemudian hubungan klien – vendor jadi
pertemanan di dunia maya, di mana kita bisa mendapat informasi lebih detail
dari kehidupan si klien. Obrolan setelahnya bisa jadi sifatnya personal. Kita jadi
tahu hobi dia, anaknya sakit, habis jalan-jalan ke mana, dan seterusnya. Begitupun
sebaliknya.
Buat gue
yang pada dasarnya senang berteman, hal ini membawa beberapa keuntungan baik
dari segi personal ataupun professional. Salah satu yang gue percaya adalah
masalah networking. Walaupun kedengarannya basi, tapi percayalah ini kepake
banget.
Contoh,
salah satu ‘dari klien jadi teman’ gue adalah @yuna.kristina. Hampir 10 tahun
yang lalu kami ketemu di acara kantornya dia. Terus dari situ jadi banyak
pertemuan baik untuk acara resmi apalagi acara nggak resmi. Karena kebetulan sama-sama
udah punya anak yang usianya sepantaran, sama-sama ibu bekerja, dan memiliki
pandangan pola asuh yang mirip, jadi obrolan kami seringkali melintas bahkan ke
arah curhat. Bukan seringkali kayanya, ya, tiap ketemu bawaannya curhat melulu.
Haha.
Launch buku gue di Bogor, Yuna orang pertama yang gue 'todong' buat bantuin juga. hehe |
Atau sama
@biancafebriani80. Awalnya kenal waktu Bian megang salah satu brand anak yang
populer di Indonesia. Eh nggak tahunya rumah kami deketan, anak seumuran, dan
akhirnya satu sekolahan. Dan kami tergabung dalam #gankjemputan. Haha. Awalnya dari
klien, ini beneran jadi salah satu teman yang saling curhat juga.
Senasib sepenanggungan :p |
Siapa lagi,
ya? Ah banyak, kayanya. Alhamdulillah.
Palingan kalo
menurut gue, sebaiknya ketika urusan kerjaan ya kerjaan. Pertemanan ya
pertemanan. Walaupun pasti dengan persahabatan ada banyak hal yang bisa kita
kompromikan. Seenggaknya kita jadi tahu si teman [saat jadi klien] ini maunya
kaya gimana sih, butuhnya apa, dan seterusnya.
Ada juga
yang membatasi kalau udah temenan mendingan nggak usah ngomongin kerjaan. Gue sih,
selama bisa saling bantu kenapa nggak?
Pada akhirnya
dari klien jadi teman nggak melulu urusan kerjaan atau keuangan. Tapi ada unsur
nambah sahabat yang nilainya melebihi apapun.
Lebay ya? Biarin.
Gue emang gitu anaknya.
No comments:
Post a Comment