Smurf: The Lost Village, Bagus Apa Nggak?



Kemarin gue nonton Smurf: The Lost Village. Sebelumnya sih nggak kepikiran untuk ajak Langit nonton ini, karena kan emang kayanya nggak terlalu heboh gitu deh, film ini. Kalah hype-nya sama Beauty and the Beast [yang mana gue belum nonton juga sih].


Lah terus kok nonton ini?

Jadi gegara diajakin acara nobar yang diadakan oleh Ultra Mimi di Blitz Mall of Indonesia, sih. Sebagai #IbuBijak, gue mau lah diajakin nobar. Gratis, Langit bisa senang-senang pula. Bisa dibilang, nobar kemarin asik juga. Gratis nonton film, lalu dibekelin camilan selama nonton yang cukup mengenyangkan nggak hanya minum dan popcorn, tapi juga hotdog sodara-sodara. Dalam hati, “lumayan nih nggak jajan”, tapi kenyataan sih berbeda ya. Teteub aja jajan juga *korek dompet :D *

Anyway, sebelum terlalu jauh ngomongin dompet, review  gue terhadap film Smurf ini adalah, BAGUS. 



Iya,pake huruf kapital, karena memang ngerasa fun banget sepanjang nonton Smurf.

Smurf, banyak ketawanya

Banyaaaaak banget adegan-adegan lucu sepanjang film. Adegan lucunya juga yang sederhana dan mudah banget dimengerti sama anak-anak. Misalnya, Gargamel kepeleset lah, burung gagaknya pas lagi terbang nabrak tembok lah, para Smurf yang asik di spa, dan seterusnya.

Gue sih, banyak ketawa ya, walaupun adegannya klasik tapi gue ketawa karena ngelihat Langit ketawa happy :)

Smurf, visualnya kece

Ya kalo dibandingin sama film animasi lainnya mungkin Smurf ini tergolong yang cukup biasa aja. Tapi buat gue yang nggak anak film banget, visual di Smurf ini udah cukup bikin menganga. Apalagi penggambaran pas masuk pertama kali ke Forbidden Forest-nya, waaaah, bikin terpana deh!

Smurf, mengandung pesan buat perempuan

Jadi inti dari cerita ini adalah bagaimana kita celebrate keunikan atau perbedaan yang kita miliki. Ceritanya berpusat pada Smurfette [Smurf yang cewek] yang bertanya-tanya [dan kerap ditanya] apa sih kelebihan/ keunikan dia? Secara kan Smurf itu dinamakan berdasarkan bakat/ keunikan masing-masing, misalnya Clumsy Smurf, Nosy Smurf, dan seterusnya. Nah, Smurfette ini, -ette itu apa?

Sambungan ke perempuannya apa?

Smurf ini kan wilayahnya laki-laki, tapi di film ini Smurfette memegang peran penting untuk kehidupan para Smurf dari serangan Gargamel. Walaupun ya, masih ada juga joke-joke khas laki yang ditujukan ke Smurfette misalnya waktu Hefty Smurf yang coba merayu Smurfette. Atau Smurfette yang dipandang sebelah mata karena dia berbeda dengan Smurf lainnya [Smurf lain kan lebih ke laki, sementara Smurfette perempuan]

Banyak review yang bilang bahwa film ini alurnya terlalu ringan. Kalo gue sih, nggak apa-apa. Kan film ini buat anak-anak ya? Secara anak gue perempuan dan sempat pengin jadi superhero, lumayan tercerahkan lah dia memandang bahwa perempuan yang biasa aja bisa punya peran penting juga ternyata. Apalagi pas sampe ke desa Smurf yang isinya cewek semua :D

*spoiler alert*

Anyway, di akhir film ini ada laguya Meghan Tranor yang baru, judulnya I’m a Lady. Nggak sekuat lagu-lagunya Beyonce sih, dalam hal empowering women, tapi cukup oke untuk ngajak ciwi-ciwi untuk bangga sebagai perempuan :)


*Btw, ini Langit yang ngeh bahwa lagunya adalah Meghan Tranor yang nyanyi. Hahaha.. anakku sudah besaaaaar :')
 
Terus, wajib nggak nonton ini?

Menurut gue, kalau memang mau bersenang-senang, nonton deh. Gue sih merasa fun banget selama nonton film ini, ya. Lagian, kalo nonton sama anak kenapa serius-serius amat sih, yang penting kan kebersamaannya. Ya nggak?

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

No comments:

Post a Comment