Beberapa tahun lalu ketika menjelang Pilkada Jakarta, gue
sibuk. Sibuk bikin blogpost atau bermedia sosial tentang hal ini. Tim
Jokowi!
Nah sekarang mau nulis lagi ah.
Minggu lalu seorang teman mengirimkan pesan, "Lo pilih
siapa pilgub?"
Sebelum gue tulis jawabannya mari dengarkan mamah mau
cerita.
Waktu sibuk-sibuk Ahok ngumpulin KTP #temanAhok, yang
kemudian terkumpul dengan mudahnya, gue udah mulai mikir, siapa lawan Ahok di
Pilgub nanti? Kok belum ada yang kece.
Sempat ada kabar Ridwan Kamil yang kemudian ditolak olehnya,
lalu Ibu Risma juga nggak mau. Lha, nggak ada lawan dong nih orang?
Maap banget Pak SU yang hobi lari dan ganteng dan Pak
Yusril, menurut saya Anda masih belum jadi lawan yang imbang buat Ahok.
Orang-orang lain yang koar-koar mau maju juga menurut gue misinya cuma 1: Asal
Bukan Ahok.
Pengumpulan KTP makin seru dan bahkan udah melebihi jumlah
minimal kalau seseorang mau ikut pilgub lewat jalur independen. Sedemikian
mudahnya! Entah karena nggak ada lawan atau karena memang warga DKI puas dengan
kinerja Ahok. Wallahualam.
Nggak lama, malah muncul berita Ahok maju lewat jalur
partai. Heh? Gue yang bukan #temanAhok aja dengernya rada kecewa. Apalagi para
relawan? Tapi kemudian nyadar juga bahwa ya ini politik, men. Kadang butuh
lebih dari sekadar dukungan warga untuk bisa memuluskan jalannya
program-program pemerintahan (sok ngerti banget). Dan sebagai orang politik,
wajar banget lawan jadi kawan dan begitupun sebaliknya. Jangan heran Ahok
keliatan kaya kutu loncat. Kok tau-tau sekarang didukung Golkar, partai yang
pernah dia tinggalkan? Yah, politik, men.
Long story short, selain Golkar Ahok juga akhirnya dipinang
oleh PDIP.
Banyak yang menyayangkan, tapi ya sudahlah ya. Bukan hanya
politik di mana kita harus memanfaatkan sumber daya yang ada demi mencapai
tujuan, tapi hidup juga gitu kan?
Walau setelah berita itu, masih juga belum ada lawan yang
menurut gue setidaknya bisa mengimbangi track record Ahok (yang mungkin, yah,
nggak bersih-bersih amat kata beberapa orang) yang bisa mengubah Jakarta. Jujur
deh, setelah ditingal Jokowi ke RI1, Ahok nggak berubah kerjanya untuk
memperbaiki Jakarta. Jakarta Baru, masih jadi pegangan. Kalo dari circle gue
sih banyak yang merasakan perubahan mulai dari pelayanan di kantor
pemerintahan, kebersihan jalan, angkutan umum (ya walaupun belum ideal tapi
mulai cukup mumpuni keberadaannya), dan seterusnya.
gambar dari beritagar |
Detik menjelang pendaftaran Pilkada, mulai banyak hembusan
angin di sekitar. Yang pertama datang di grup Geng Diplomat (abaikan namanya,
ini semata karena janji ketemuan yang sangat sulit karena kesibukan
masing-masing personilnya), salah seorang yang cukup dekat dengan Anies
Baswedan mengonfirmasi, “Bener nggak sih Anies bakal maju (cagub- red)?”. Gue
yang, WHAAAT?
Kagetnya lebih karena sosok Anies menurut gue sangat ideal
sebagai pendidik dengan latar belakang beliau yang cukup cemerlang. Dicopotnya
AB dari Mendikbud, dengan gossip apapun di luar sana, cukup mengecewakan tapi
kayanya semua hal terjadi karena ada alasan toh? Entah apapun itu.
gue selalu suka sama kalimat yang dilontarkan AB, MENGGUGAH! |
Gue nggak ngefans sama AB, pun nggak benci sama dia. Biasa
aja gitu. Kalimat bapak satu ini kan selalu santun dan inspiratif ya. Cocok
masuk ke Brainy quote atau The Good Quote atau sejenisnya deh. Kayanya lebih
cocok jadi konsultan gitu, untuk mengademkan masalah untuk mengampanyekan
sesuatu. Gitu lah.
Kemudian, satu calon lagi ternyata Agus Yudhoyono. Ini lebih
WHAAAAT?
ndredek ga sih, liatnya? |
Bukan, bukan karena Mas Agus ganteng #eh. Ya gue tau sih
cepat atau lambat anak-anak SBY bakal terjun ke politik (eh Ibas udah, sih ya),
maksudnya bakal berlaga di politik praktis. Tapi nggak nyangka secepat ini
juga. Masih mudah banget, dan kayanya Agus ini lebih cinta ke dunia militer ya
(sok tau). Jadi awalnya bingung kok mengorbankan karir militer yang masih
panjang (katanya, ya, gue mah kaga ngarti) untuk Pilkada? Kemudian banyak gossip
berembus juga mengenai karir militer Agus, dkk. Ah sutralah ya, kaga ngarti
pisan.
Tapi intinya, di penghujung pendaftaran Pilkada, akhirnya
Ahok bisa dibilang dapat ‘lawan’ yang nggak bisa dihiraukan. AB dan Agus dengan
basis pemuja masing-masing, dan track record yang dua-duanya juga bagus bukan
lawan yang enteng buat Ahok. Ahey, bahasa gue.
Kalo di sini gue lebih banyak bahas tentang Ahok ya tentu
karena gue udah ngikutin dia sejak duet sama Jokowi, kan. Sementara yang dua,
AB gue ikutin sejak Kelas Inspirasi dan Mas Agus tentu sejak di Instagram. Hahaha.
Cuci mata banget soalnya liat feed masnya :D
Pada akhirnya, mudah-mudahan dengan calon yang berkualitas,
Pilkada Jakarta kali ini juga jauh lebih berkualitas. Ngomongin masalah SARA (harusnya)
udah so last year. Harusnya buzzer masing-masing lawan Ahok menyadari hal ini. Dan
kasihan lah calon yang kalian dukung, AB dan Agus kan nggak main di ranah
begituan. Dukung aja kelebihan masing-masing tanpa harus menjatuhkan. Oh,
termasuk juga pendukung Ahok, nggak perlu lah menjatuhkan AB atau Agus. Keduanya
menurut gue punya citra yang baik kok. Jahat banget kalo diurek-urek boroknya
hanya karena kampanye Pilkada.
Selamat memilih, Jakarta!
cagubnya aja damai masa pendukungnya ramai? meme ini KOCAK! |
Oh iya, menjawab pertanyaan teman mengenai siapa yang gue
pilih?
Kalo menurut kalian gue memilih Ahok, tenang aja, bukan kok.
Bukan karena rahasia ya, tapi karena KTP GUE BEKASI, CUY!
ngakakkkkk liat pic. yang ada Ahmd D@ni dll :P
ReplyDeleterikues dong mba.. di ulik juga Pilkada bekasi.. muahahha
Aduh Pilkada Bekasi aku nanti stres nulisnya! HAHAHAHA..
DeleteJadi pilihnya mamat nani ya kak?!? *kemudian digiles tronton*
ReplyDelete*lempar bakiak*
DeleteWah... Mba Lita bakalan milih Ahmad Dhani dong? Xixixixi :D
ReplyDeleteAaaack.. Aku pilih manusia yang paling seksi ajyaaaah :)))
DeleteTulisannya keren, mba Lit!!!
ReplyDeleteMakasiiih :)
Deletesaya mendukung ahok padahal ktp kab bandung hahaha
ReplyDeleteNyahaha.. Pake joki yg ktp Jakarta mbak!
Delete