Iiish, sebagai blogger yang
mengikuti perkembangan zaman, gue harus nulis tentang Awkarin juga dong!
Nggak mau kalah. Kompetitip.
Telat tapi ya, secara heitsnya udah
berminggu-minggu yang lalu. Dari blogger sampai media nasional, nulis tentang dedek berusia 18 tahun ini. Wuih, sampe jadi isu nasional!
Kalo menyimak semua tulisan
tersebut, beragam banget anglenya. Seru bacain satu-satu, dari yang analisa
mendalam, menghubungkan dengan parenting, sampai ya sekadar nulis supaya di
page 1 google search aja. Hihi.
Serius ya, gue mah nggak mau bahas
yang serius ah. Udah banyak. Yang kocak? Ya nggak mau juga. Biar itu jadi
bagian penulis-penulis muda masa kini di berbagai situs aja.
Lah, terus kenapa judul lo tulis
kita pernah mengalami masa kegelapan? Kayanya tersirat lo pernah menjalani
kehidupan gelap seperti Awkarin ya, Lit?", tanya seseorang di dalam hati.
Nggak.
*eh pernah sih*
Jadi ini diilhami oleh komentar
seorang teman mengenai Awkarin , "Tapi asli ini anak jadi cakep ya
sekarang". Komentar ini dilontarkan setelah dia lihat foto Awkarin waktu
SMP.
Ehm
Ngaku aja deh, kalo kita ngeliat foto zaman SMP dulu emang cakep apa? Keren? Ya mungkin keren di zamannya ya. Kalo sekarang lihat dan disebarkan di sosial media pasti tengsin.
Atau ga usah SMP lah, mungkin ada yang pernah ngikutin mode rambut Demi Moore (yaela tua amat kau, Lit) atau yang cowo-cowo anak Poster demen pake kaos super kecil ala britpop, atau demen tindikan di mana-mana, dsb.
gambar dari qureta.com |
Ngaku aja deh, kalo kita ngeliat foto zaman SMP dulu emang cakep apa? Keren? Ya mungkin keren di zamannya ya. Kalo sekarang lihat dan disebarkan di sosial media pasti tengsin.
Atau ga usah SMP lah, mungkin ada yang pernah ngikutin mode rambut Demi Moore (yaela tua amat kau, Lit) atau yang cowo-cowo anak Poster demen pake kaos super kecil ala britpop, atau demen tindikan di mana-mana, dsb.
Ya kan, kita pernah mengalami
masa-masa kegelapan (penampilan).
Ini gue zaman SMA. Nggak ada
perubahan lah ya, udah berkerudung dan kacamata. Tapi dulu yang (kesannya) udah
keren banget pas dilihat sekarang ya cupu abis.
wah, nemunya foto yang nggak pake kacamata. Ini pas mau lulus SMA, ceritanya lagi foto buat yearbook :D |
Seiring dengan pertambahan usia,
pergaulan juga makin luas tentunya mengubah (atau setidak menggeser) nggak
hanya cara pandang kita tergadap suatu hal, tapi juga penampilan. Nggak usah
jauh-jauh ke SMA, 10 tahun yang lalu juga gue belum pake pensil alis kok.
Hubungannya sama Awkarin apa?
Nggak ada secara langsung. Cuma di satu sisi gue paham aja kenapa (secara penampilan) dia berubah. Walaupun di sisi lain pengen ngekepin anak gue aja rasanya.
Pergaulan kerap menjadi kambing hitam dari sebuah perubahan. Padahal kalo dipikir-pikir, pergaulan gue juga nggak kalah hebohnya selepas SMA itu *menunduk malu*. Buat gue, semuanya balik lagi ke diri masing-masing ya. Mau gaul kek, enggak kek, menurut gue nggak ada hubungannya sama keputusan awkarin untuk lepas kerudung sih. Itu hak dia. Dan kayanya perubahan dia, ya emang karena dia mau, lepas itu pressure dari manapun.
Selain pergaulan, ada lagi yang kerap dikaitkan sama kasus Awkarin. "Oooh anak daerah datang ke kota, toh!". Nah, ini juga deh. Mungkin ada kaitannya mungkin juga nggak. Tapi yang sering terjadi, kita menggeneralisir hal tersebut. Anak daerah yang datang ke kota= mencari eksistensi dalam segala bentuk/ mencari positioning diri/ kebablasan. Padahal lagi nih, nggak juga. Banyak deh di antara kita yang 'anak daerah' tapi biasa-biasa aja. Atau ada juga yang udah 'anak kota' tapi kebablasan pun.
Kemudian ada juga yang bilang "Wah, soalnya jauh dari orang tua sih". Humm.. gue percaya sih, kedekatan sama orang tua itu penting. Bukan dekat secara fisik ya (lah teman-temannya yang lain yang socmed-nya sejenis apa nggak tinggal sama orang tuanya?), tapi kedekatan emosional.
Gue cerita dikit ya, ada salah satu sepupu gue waktu pacaran sama cowoknya itu kan cowoknya ngekost karena orang tuanya tinggal di luar kota. And you know what, pacarnya ini ngekost di kost yang KHUSUS LAKI-LAKI. Perempuan nggak boleh masuk. Salatnya rajin, perilaku baik, biasa aja deh. So, bukan karena masalah tinggal dengan siapa kan?
Lah kita yang tinggal sama bokap nyokap aja dulu zaman muda suka bohong kan? Bilangnya belajar kelompok padahal dugem? :D
Jadi menurut gue, kaitannya nggak secara langsung seperti itu. Mungkin ada pengaruh atau apalah namanya itu. Tapi nggak sekonyong-konyong bisa dikaitkan itu penyebabnya.
Masalah penampilan sendiri, pernah gue bahas waktu gue di Mommies Daily zamannya rame Aurel diisuin operasi plastik. Padahal kan emang ini anak basic mukanya manis. Terus pas dia mulai kece itu kan usianya juga ABG, mulai ganjen, mulai centil, punya ibu yang doyan dandan, kebetulan ibu tiri juga kece dan memerhatikan penampilan. Ya wajarlah kalo dia jadi ketularan doyan dandan. Make up itu like we all know, bisa mengubah penampilan 180 derajat!
Coba aja googling 'make up transformation'
But yeah, kita pernah muda, kita pernah bandel, kita pernah mengalami masa kegelapan (baca: jelek bin cupu). But look at us now. We survived, right?
Nggak ada secara langsung. Cuma di satu sisi gue paham aja kenapa (secara penampilan) dia berubah. Walaupun di sisi lain pengen ngekepin anak gue aja rasanya.
Pergaulan kerap menjadi kambing hitam dari sebuah perubahan. Padahal kalo dipikir-pikir, pergaulan gue juga nggak kalah hebohnya selepas SMA itu *menunduk malu*. Buat gue, semuanya balik lagi ke diri masing-masing ya. Mau gaul kek, enggak kek, menurut gue nggak ada hubungannya sama keputusan awkarin untuk lepas kerudung sih. Itu hak dia. Dan kayanya perubahan dia, ya emang karena dia mau, lepas itu pressure dari manapun.
Selain pergaulan, ada lagi yang kerap dikaitkan sama kasus Awkarin. "Oooh anak daerah datang ke kota, toh!". Nah, ini juga deh. Mungkin ada kaitannya mungkin juga nggak. Tapi yang sering terjadi, kita menggeneralisir hal tersebut. Anak daerah yang datang ke kota= mencari eksistensi dalam segala bentuk/ mencari positioning diri/ kebablasan. Padahal lagi nih, nggak juga. Banyak deh di antara kita yang 'anak daerah' tapi biasa-biasa aja. Atau ada juga yang udah 'anak kota' tapi kebablasan pun.
Kemudian ada juga yang bilang "Wah, soalnya jauh dari orang tua sih". Humm.. gue percaya sih, kedekatan sama orang tua itu penting. Bukan dekat secara fisik ya (lah teman-temannya yang lain yang socmed-nya sejenis apa nggak tinggal sama orang tuanya?), tapi kedekatan emosional.
Gue cerita dikit ya, ada salah satu sepupu gue waktu pacaran sama cowoknya itu kan cowoknya ngekost karena orang tuanya tinggal di luar kota. And you know what, pacarnya ini ngekost di kost yang KHUSUS LAKI-LAKI. Perempuan nggak boleh masuk. Salatnya rajin, perilaku baik, biasa aja deh. So, bukan karena masalah tinggal dengan siapa kan?
Lah kita yang tinggal sama bokap nyokap aja dulu zaman muda suka bohong kan? Bilangnya belajar kelompok padahal dugem? :D
Jadi menurut gue, kaitannya nggak secara langsung seperti itu. Mungkin ada pengaruh atau apalah namanya itu. Tapi nggak sekonyong-konyong bisa dikaitkan itu penyebabnya.
Masalah penampilan sendiri, pernah gue bahas waktu gue di Mommies Daily zamannya rame Aurel diisuin operasi plastik. Padahal kan emang ini anak basic mukanya manis. Terus pas dia mulai kece itu kan usianya juga ABG, mulai ganjen, mulai centil, punya ibu yang doyan dandan, kebetulan ibu tiri juga kece dan memerhatikan penampilan. Ya wajarlah kalo dia jadi ketularan doyan dandan. Make up itu like we all know, bisa mengubah penampilan 180 derajat!
Coba aja googling 'make up transformation'
But yeah, kita pernah muda, kita pernah bandel, kita pernah mengalami masa kegelapan (baca: jelek bin cupu). But look at us now. We survived, right?
*gue nggak ngebela Awkarin atau semua ababil yang suka PDA yah, secara anak gue cewek juga. Tapiiii... ah nggak pake tapi lah, ya gitu aja. ANAK GUE CEWEK MEN, MENURUT NGANA?!
Mgkn karena terekspos media kesannya heboh bgt y pdhl ya byk jg yg begitu heuuu..
ReplyDeleteIya, betuuul :)
DeletePerubahan penampilan itu kadang-kadang bisa jadi bumerang buat diri sendiri sih. Tergantung orangnya juga kali yah, kalo orangnya cuek seperti si Karin, dia mah asik-asik aja. Mau dibully kayak apa...orangnya bodo amatan gitu, yang penting gue hepi.
ReplyDeleteDulu waktu masih sekolah, gue juga cupu banget. Jarang ada cowok nyamper. hahahah.....sekarang udah melek makeup, dah lumayan lah yang deketin. Tapi kadang perubahan bikin ganggu juga. Kangen waktu-waktu di mana banyak orang gak peduli. Jadi jalan bisa seenaknya. ahahahkkk..
Makin dewasa biasanya makin peduli apa kata orang sih yaaa, soalnya pergaulan kan makin luas apalagi ada medsos kan bikin kita hidup lebih pressure :D
Delete