Suatu hari ada yang ngomong gini ke
gue
"Apa yang lo tulis dan bagikan di socmed itu palsu. Aslinya lo nggak gitu"
Kalimat yang cukup menyakitkan. Itu
di satu sisi. Di sisi lain? Gue anggap jadi bahan review terhadap diri gue
sendiri.
Mungkin pencitraan gue hidup sehat.
Padahal olahraga aja belakangan ini jarang (diunggah ke socmed).
Mungkin pencitraan karena menggambarkan hubungan gue dan Langit yang mesra dan
kompak. Padahal aslinya gue suka marah sama Langit seperti yang pernah gue tulis di sini. Gue marah kok. Dan nggak malu nulisnya. Tapi masa tiap marah gue
tulis?
Mungkin pencitraan gue sebagai ibu bekerja yang tetap peduli sama anak. Yaaaaa
mungkin juga, karena gue hanya merhatiin sekolahnya Langit kalo mau ulangan
doang atau PR yang harus dibikinin sama orang tuanya. Atau gue merhatiin Langit
sebatas kalo gue di rumah doang. Entahlah. Orang yang menuding itu juga nggak
24 jam ngikutin gue, so dia ga tau di tengah bikin proposal, Langit minta
ditelepon karena nggak bisa belajar Bahasa Jepang. Atau setelah syuting
seharian, pulangnya harus mampir ke toko entah buat beli peralatan dia prakarya
atau beli persediaan makanan dia karena udah habis.
Mungkin pencitraan karena gue sering nulis bahwa tiap hari bangun jam sekian
karena harus siapin Langit sekolah. Padahal aslinya kan? EMANG IYA BEGITU.
Entahlah.
Buat gue, setiap orang punya dua sisi dalam hidupnya. Satu yang diperlihatkan
ke orang lain, satu lagi yang nggak.
Tapi gue, kebetulan orang yang cukup mudah ditebak. Apa yang gue tulis atau
katakan, jarang bohongnya.
YA BERARTI PERNAH BOHONG DONG!?
Ya pernah lah, namanya juga manusia.
Ada nggak yang dalam hidupnya selalu jujur? Ngacung plisss..
Anyway, mungkin omongan itu
ditujukan ke gue karena gue selalu menampilkan sosok ibu yang baik dsb dkk dst
ya? Mungkin karena yang gue tulis seolah-olah solusinya selalu happy ending ya?
Bisa jadi sih.
Tapi percayalah, kehidupan gue nggak
semudah itu. Kehidupan gue nggak seindah itu.
Apa keburukan harus gue share? Apa
ketidakberhasilan harus gue bagi? Apa untungnya buat yang baca, buat yang
lihat? Lebih banyak mudharatnya ntar, dibanding manfaatnya. Hehe.
Biarlah
yang pahit, yang nggak enak, gue telan sendiri. Gue nikmati dan atasi sendiri.
Gue yakin kalian juga gitu kan?
Mungkin maksud dia aslinya mbak lita jauh lebih baik #timalwayspede
ReplyDeleteamiiin :D
DeleteMungkin maksud dia aslinya mbak lita jauh lebih baik #timalwayspede
ReplyDeletehihi, komentar orang sok tau mbak
ReplyDeletehahaha.. gpp deh, jadi bahan introspeksi :D
DeleteHi Mba Lita, baru nemu blognya ih. Itu seriusan ada yang bilang begitu ya Mba? -__-
ReplyDeleteStay positif aja, buat apa hal yang jelek-jelek di share? Udah saking banyaknya di luar sana kan yang share keburukan. Mosok kita mau nambahin :)
Aiiish makasih, komentarnya bikin aku cemungudh 2016! :D
DeleteMakasih yaaa
setiap orang punya dua sisi dalam hidupnya. Satu yang diperlihatkan ke orang lain, satu lagi yang nggak - ini bener banget menurut gue, kan orang ngga perlu tau kalau kita lagi ada masalah, berantem, dll dll di sosmed (menurut gue..)
ReplyDelete