Seruan Untuk Ibu Bekerja



Gue biasanya nggak terlalu peduli sama meme, grafis, status atau apapun yang berkaitan dengan ibu bekerja. Apalagi yang bawa-bawa agama. Pusing ah, ngadepinnya.

Tapi minggu lalu, gue gemas baca grafis ini:


Entah memang cukup mengganggu gue dan status ibu bekerja, atau gue lagi iseng nggak ada kerjaan atau emosi lagi labil aja. Hahaha.

Beberapa alasan kenapa grafis itu cukup mengganggu gue;


Pertama, masalah bersentuhan dengan lawan jenis.
 
Gue tanya sama kalian para perempuan bekerja, apa emang kalo kerja harus selalu bersentuhan sama rekan kerja yang lawan jenis?
 
Oke kalau jawabannya iya. Bersentuhannya dalam koridor apa nih? Apa sampe peluk-pelukan, gandengan tangan, rangkulan, atau apapun yang mengundang konotasi tertentu dalam kata bersentuhan?
 
Gue yakin, normalnya dalam dunia kerja kita bersentuhannya dalam batas salaman, tepukan pundak untuk menyapa, mencolek saat manggil dan sebagainya. Sentuhan (yang mudah-mudahan) tak mengandung birahi sama sekali.

Kedua, kalau bersentuhan SELALU mengandung birahi, mungkin yang bikin grafis ini belum tau kondisi kalau umat islam berhaji atau umrah. Sorry bawa-bawa ibadah tersebut, karena yang bikin grafis kan kayanya bawa agama islam ya.
 
Alhamdulillah gue udah pernah umrah. Kondisi di sana, ya jangan ditanya. Mana bisa diatur lah shaf laki dan perempuan, apalagi yang di area Kabah.
 
Karena terbiasa dengan pengaturan shaf, gue nemu spot yang adem dan dikelilingi perempuan. Setelah sujud pertama masih aman, sekeliling gue masih perempuan. Setelah sujud kedua? Wasalam. Tau-tau depan gue laki. Rakaat kedua, udah tambah banyak aja laki di sekeliling gue. Belum lagi ketika thawaf atau sai. Yakali bisa milih maunya deket perempuan aja. Bisa jalan dengan tenang tanpa kedorong aja udah alhamdulillah. Itu baru umrah, dan gue kebetulan umrah pas bulan Ramadan yang katanya umrah paling penuh. Konon, kalo haji bisa 10x lebih penuh, kebayang ga risiko bersentuhan dengan lawan jenisnya kaya apa?
 
Apa kemudian bersentuhan itu mengandung syahwat? Wallahualam. Tapi yang gue alami sih, jauh dari itu. Boro-boro mikir syahwat, ya itu tadi, mau jalan adem ayem tanpa kedorong aja susah.

Ya itu kan ibadah, Lit. Beda sama dunia kerja.

Nggak tau ya, kalo gue (dan gue yakin banyak ibu bekerja di luar sana) yang bekerja semata untuk mencari nafkah, which  sebagian dari ibadah juga. Insyaallah niatnya lurus, yaitu kerja.

Ketiga, seruan semua perempuan balik ke rumah alias nggak usah kerja.
 
Nggak usah mikir masalah guru, suster, dkk ya. Obgyn gimana? Kalo semua perempuan nggak kerja, yang mau periksa kandungan ibu hamil siapa? Yang bantu melahirkan siapa? Bidan? Dukun beranak? Lah, kan mereka perempuan juga yang menurut pembuat grafis nggak usah kerja. Sementara banyak laki-laki yang prefer istrinya diperiksa sama obgyn perempuan. Demikian juga banyak perempuan yang lebih nyaman dengan obgyn perempuan.
 
Ya kecuali obgyn, boleh deh berarti perempuan jadi obgyn. Situ double standard amat sik. Tebang pilih! Lagian obgyn perempuan juga ada risiko ketemu lawan jenis kan? Itu ibu-ibu hamil emang kaga ada suami yang nganterin? -__-



Keempat, tuduhan perempuan bekerja bertabaruj alias berpenampilan berlebih-lebihan.
Wahai pembuat grafis, coba buka sosial media. Banyak banget ibu rumah tangga yang penampilannya kece badai yang bikin gue si ibu bekerja ini pengen ngais-ngais tanah di pojokan lapangan bola.
 
Perempuan itu memang senang ngurus penampilan. Itu udah hukum alam. Lagian, BANYAK BANGET perempuan yang ngurus penampilan semata karena kesenangan pribadi. Kita, perempuan, apalagi yang udah turun mesin alias udah beranak, itu bisa melambung bahkan cuma karena disapa 'kak' oleh SPG dan manyun kalo disapa 'tante'. YA NGGAK!? *apa gue doang? *
 
Kami concern sama kerutan di kulit wajah, semata karena kami ingin berpenampilan apik untuk diri sendiri. Kami ribet sama selulit, buat kepentingan sendiri, secara nggak ada yang lihat (beda kalo  model Victoria Secret sih ya itu mah profesi). 

Intinya, perempuan itu senang kelihatan cantik. Titik.
 
WORD!!
Kelima, dari poin-poin yang ada di grafis kayanya perempuan keluar rumah untuk memancing syahwat lawan jenis ya?
 
Iya, gue tau, dalam Islam keseluruhan perempuan adalah aurat, bahkan suara. Tapi, gue juga tau kalo dalam Islam bukan cuma perempuan yang diminta untuk menjaga aurat, melainkan laki-laki juga diperintah untuk menjaga kemaluannya. Jangan merendahkan perempuan lah. Kesannya kami ini gampang banget, dicolek dikit langsung mau. HELO, TABOK YA.

Keenam, kalimat terakhir "kembalilah ke rumah", ya emang mau pulang ke mana dah?

Terakhir, ini yang paling bikin gemas:

RISIKO ya, bukan RESIKO.

Lain kali kalo mau bikin himbauan, perintah, status update atau apapun yang bijak sok motivator tolong diskusi dulu sama editor bahasa. Kenal sama kbbi kan? Yang online juga ada kok. Cek dulu gih, biar pesan yang mau disampaikan lebih valid.

Sekian dan terima kasih.
 
Ada yang mau nambahin kegemasannya terhadap grafis tersebut? Silakan ya! Dengan senang hatiiii...

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

39 comments:

  1. Baca ini bikin panik, ini tombol like postnya manaaa??

    ReplyDelete
  2. Ahihihi...
    emosi sempet-sempetnya inget ngoreksi ejaan mbak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Justru sebenernya yang menarik perhatian pertama kali adalah kesalahan penulisannya :D

      Delete
  3. bisa melambung bahkan cuma karena disapa 'kak' oleh SPG dan manyun kalo disapa 'tante'. YA NGGAK!? IYAAA! hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. HAHAHA.. iya kaaaan, rasanya pengin jawil dagu SPG atau ngasih duit lebih ke abang parkir kalo disapa 'kak' :)))

      Delete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Jangan terpancing Lit, gw selalu yakin yg bikin meme ginian adalah para pria yg karirnya terancam oleh rekan kerja perempuan. Wkwkwk. Otak gw teori konspirasi banget nih.

    Etapiii gw kesian kalo yg bikin meme itu beneran cewek... Soalnya kalo ibu rumah tangga kan harus beli sayur ya Lit. Trus ntar pesen delivery ke rumah. Trus harus nyalon. Trus kalo semua perempuan ga kerja, berarti tukang sayur, tukang delivery sm tukang salonnya cowok dong ya... Berarti ga boleh dong ya kan ketemu cowok. Duh ribet ya hidupnya. Makanya dia keriput trus pengen semua cewek lain keriput juga... Gyahahaha.... #teorikonspirasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lagi seneng dipancing aja nih, hahaha!

      Di satu sisi kalo perempuan ga boleh keluar atau ketemu lawan jenis sma sekali, enak juga yang belanja, antar anak sekolah, dkk itu para laki2 kan. Kita ongkang2 kaki aja di rumah. Hahaha

      Delete
  6. Eh asli gue baru tau risiko bukan resiko hahahahahah *ngumpet di lemari

    ReplyDelete
  7. Ikut gemes sama meme-nya, mbak Lita... :(
    Prihatin deh sama yang kayak gini...
    Apa ini ada hubungannya dengan aliran Salafi/Wahabi yang akhir2 gencar ya? (website Islam di halaman depan Google, isinya situs-situs mereka semua... seperti arrahmah, yang salah satu owner-nya terlibat di pemboman hotel Marriott Jakarta)
    Sepertinya karena paham aliran ini cenderung literalis, dan ga mau belajar Asbabun Nuzul, Maqasid Syariah, dll (yang perlu untuk mendalami Islam secara sempurna). Padahal tujuan mulia Islam kan untuk mencapai kesejahteraan dunia - akhirat... termasuk mensejahterakan kaum wanita (di zaman Nabi aja perempuan2 boleh ikut perang, dagang, jadi pengawas harga di pasar, dll)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itulah, pengetahuan agamaku mungkin masih dangkal ya. Tapi kok jadi kaya salah pemahaman aja. Lha woong dari zaman Nabi, perempuannya justru aktif kok...

      Delete
  8. Lit nambah gemesan deh... Itu kenapa cobak penulisan dengan ada yg disingkat, ada yg enggak. Nggak konsisten deh ah, makanya dia standar ganda. Lagian gengges ah lihatnya.

    (Gw bakat jd hater amat sih, setitik noda aja dikomen bahahaha)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin lo selain bakat hater, juga berbakat jadi editor :p

      Delete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  10. Aku membacanya sambil membara. Huahahahaha.

    Menurutku hak semua orang untuk mau bekerja atau tidak bekerja. Ga usah usil deh cari-cari alasan untuk menjelekan pilihan orang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. *sodorin kipas*

      Iyaaa hak kok, selama kewajibannya nggak terlupakan. SO WHAT?

      Delete
  11. Syabar, mba... syabaar...

    Hihihih... seru juga ini... duh, ini nggak abis2 ya emang mba... sama kayak ASI vs SUFOR... kelaaaar....

    ReplyDelete
  12. Yang posting itu, coba disuruh buka forum 21+++, dimana disitu banyak banget ukhti berhijab syari'e ibu rumah tangga yang menikmati selingkuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. SERIUUUUUS?!!

      Apa forumnyaaa? *kepo* hahahaha

      Delete
  13. mungkin ...
    mas2 yang bikin ini pasti dia lagi krisis pede gegara istrinya yg berjilbab ituh diterima kerja di bumn dengan gaji sekian-sekian *becandakok
    atau ...
    bisa jadi mas2 ini pasti belajar agamanya instan, enggak ngerti sejarah nabi muhammad, kan khadijah itu bekerja di luar rumah juga
    *tariknapas*

    ReplyDelete
  14. Hihihih lucu gambar diatas, mboh ntah kenapa itu dibikin. Secara suami gue lulusan pesantren yg ngerti agama & kayaknya ngga ada masalah kl gue kerja & melakukan hal2 diatas secara konteksnya kan bekerja, bantu perekonomian rumah tangga juga sih, jadi what's the problem yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kadang suka ambil kesimpulan, justru mereka yang baru 'melek' agama ini yang suka berlebihan mengatasnamakan agama. Sedih deh :(

      Delete
  15. hahaha ngakak lho baca tulisannya :)) pepet terus mbak, pepeeeetttt #apasih
    btw salam kenal mba lita, aq suka bc tulisanmu sejak di momsdaily :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. (( PEPET ))

      Emang metromini siiiis? :D
      Salam kenal juga! Ini yang suka share artikel dulu dengan nama tiadonat bukan sih?

      Delete
  16. tabok yok mbaaa tabok hahahaha. tauk nih org2 rese bgt sm ibu bekerja

    ReplyDelete
  17. tabok yok mbaaa tabok hahahaha. tauk nih org2 rese bgt sm ibu bekerja

    ReplyDelete
  18. Ahahaaa aku ngakak sist bacanya :)))
    Alhamdulillah ya aku blm pernah dipanggil tante sama SPG. sama waria sering :))

    ReplyDelete
  19. Hahahhaaaa..aku ngakak juga Neng, masyaallah ya ko ono kaya gituh.
    Perasaan yang di tulis semua ga bener banget dah, besok2 jadi kepikiran kalo berjabat tangan mau sambil napsuh ah

    Tengkyuh tips2nya ya, kece banget!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Teh! Mo nafsu kok direncanakan? Gelo maneh mah :))))

      Delete
  20. Paling ngakak yang berjabat tangan. Mungkin yang bikin baperan kalo baca cerita 17+ tentang perselingkuhan di kantor.

    Lagian kalo ada oknum selingkuh juga gak gitu-gitu amatlah. Hahahahahaa

    Eh itu, yang melembutkan suara. Jadi sebagai wanita gak boleh gitu bersuara lembut untuk tujuan sopan santun dan mengkomunikasikan dengan baik yang kita mau. Huahahahahaaa. Pantes aja "ukhti" di socmed ya ampuunnn judesnya ama yang kontra pemerintah resmi dan yang berbeda pandangan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pantes aja "ukhti" di socmed ya ampuunnn judesnya ama yang kontra pemerintah resmi dan yang berbeda pandangan.

      ASTAGAAA... NGAKAK!!!!

      Delete
  21. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete