Godaan Setelah Menikah



Kalo gara-gara AADC2 gue bahastentang godaan sebelum menikah, eh jadi lanjut pengin bahas godaan setelah menikah deh! Sekitar 4 tahun lalu gue pernah tulis tentang gangguan kecil, silakan dibaca ya. Di situ ada beberapa contoh gangguan-gangguan yang bisa banget hadir entah sekadar lewat atau menetap.

Lo nya aja kali yang kecentilan? Atau emang ganjen?




Beberapa waktu lalu gue baca artikel ini yang menjelaskan bahwa mamalia di dunia ini hanya 3% yang mampu melakukan monogomi alias setia dengan satu pasangan. Apakah manusia termasuk di dalamnya? Ternyata tidak. Yang masuk kategori setia ternyata ikan paus, serigala dan kelelawar.

Batman mana batmaaaan?!


Nggak mau membenarkan pendapat di atas, tapiiii... Let's admit it. Mau lo cewek atau cowok, pasti pernah diam-diam suka sama rekan kerja atau sosok lain. Atau bukannya suka deh, simpati atau kagum aja sama cara dia presentasi, memimpin timnya atau apapun lah.
 
Bicara tentang ini, ada salah satu teman yang mengaku bahwa ya, dia saat ini kaya lagi mengalami gejolak kawula muda sama rekan sekerjanya. Standar lah, diawali dari sering makan siang bareng, terlibat dalam proyek yang sama, karena kesehariannya dekat satu sama lain, kemudian jadi sering bertukar cerita, sedikit curhat, dan seterusnya dan seterusnya. Namapun manusia, butuh tempat bercerita, tukar pikiran, butuh orang yang (kesannya) bisa menyamankan masalahnya (bahkan kalo masalahnya seputar kerjaan kan), dan sebagainya.

Beberapa orang menghindari curhat ke lawan jenis. Lah kalo kerjanya emang banyakan lawan jenis? Atau kerjaan yang dilakukan timnya itu mayoritas lawan jenis? Mau ga mau kan jadi banyak interaksi, ditambah lagi hal yang dialami juga sama, sehingga memicu untuk sekadar curhat sebel sama rekan satu tim yang lain,sama bos, dst dsb. Kalau kemudian hal ini berkembang jadi sebuah kenyamanan, gimana?

Salah, dong! Who am i to judge?
 
Kita nggak tau kalau si teman ini memang rindu bisa bercerita dengan nyaman yang mungkin nggak dia dapatkan dari pasangannya. Begitupun dengan lawannya, kita nggak tau kalau si rekannya ini juga mengalami komunikasi macet sama pasangannya. Mereka berdua merasa klik ngobrolnya, ya sudahlah.

Terdengar seperti pembenaran? Mungkin. Buat gue pribadi, mungkin karena terbiasa sahabatan sama lawan jenis, jadi ya sampe sekarang pun suka polos-polos aja cerita apapun.

Dulu gue pernah punya teori bahwa, saat berhubungan baik pacaran atau menikah, jangan sampe kita punya sosok pembanding yang nyata ada depan mata. Kalo bandinginnya sama Rangga (RANGGA YA BUKAN NICOLAS SAPUTRA), ya jelas BHAY. 

Rangga, jangan liatin akoh kaya gitu ah! -gambar dari muvila.com

Karena ketika ada pembanding, maka kita akan merasa apa yang ada dalam diri pasangan kita saat itu kurang melulu dan bisa menyulut masalah.

Sebagai pembelaan terhadap temen gue, gue tau banget kehidupan pernikahan dia dengan pasangannya memang bermasalah. Jadi kehadiran si orang baru yang bikin dia nyaman, nggak berarti jadi pemicu masalah dia dengan pasangannya. Wong memang udah bermasalah, kok.

Ada pula teman yang cerita awalnya hanya karena iseng. Iseng? Ya, ada beberapa orang yang punya sifat doyan cek ombak. Maksudnya, walo udah berkeluarga, masih butuh aja pengakuan sebenernya masih laku apa nggak sih? Masih diakui keren nggak sih? Masih bisa menarik lawan jenis nggak sih?
Iseng lah dia menebar pesonanya ke beberapa pria. Eh ada yang nyangkut, gayung bersambut, yuk mari. Well, mungkin nggak tebar pesona juga sih. Cuma emang being nice with everyone.

Katanya godaan semacam ini rawan terjadi di lingkungan kantor. Gue pernah nulis juga di sini

Makanya perempuan jangan kerja!

Jitak sini kalo ada yang ngomong begitu!

Berdasarkan hasil ngobrol sana sini, godaan bisa hadir di manapun, kapanpun, siapapun. Mirip kaya jodoh atau jatuh cinta yang jorok, bisa sama siapa aja.
 
Nggak percaya? Satu cerita lagi deh, ada seorang teman, ibu rumah tangga. Kena godaan juga tuh. Dari mana? Kenal sama media sosial kan? Punya akun sosial media kan? Emang dari sana nggak ketemu orang?

Ada sebuah situs di London yang mengadakan survei mengenai godaan setelah menikah atau pendeknya selingkuh, dan di kaum perempuan siapakah yang paling tinggi angkanya? Yak, ibu rumah tangga. 

So yeah, namapun godaan pasti akan datang. Tinggal gimana kita menyikapinya. Beberapa waktu lalu sempat baca artikel terkait dengan ini, terus si penulis nulis deh hal-hal untuk mencegah terjadinya godaan-godaan ini. Kalo baca di sana sih, normatif ya kurang practical. Misalnya, ingat kembali alasan menikah, hindari curhat dengan lawan jenis, masalah keimanan, dan sebagainya. Komentar gue dalam hati hanya, “pasti yang nulis belum nikah deh” :D
 
Ada yang pernah digoda, tergoda atau menggoda setelah menikah? Ngaku!

*eh yakali ada yang mau ngaku, HAHAHAHA* 

Kalo kalian gimana? Coba jawab yaaa :D
 

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

8 comments:

  1. yang susah itu, menjadi teman curhat yang lagi kena sindrom love affair mba, bingung harus ngomonginnya gimana, klo nasehatin dikira gak sohib, gak nasehatin kok bertentangan dg hatinurani. sigh

    ReplyDelete
    Replies
    1. AHAHAHAH... been there too! Iya, bener banget, atulah gimana nanggepinnyaaa :D

      Delete
  2. Bahahah... selama pernikahan... alhamdulillah... nggak pernah digoda... nggak pernah menggoda juga...

    Cuma ya mba... kenapa terkadang suka tergoda siyk... *toyorpalandiri #geertingkatdewa

    Hahahaha... udah ah, jadi mesem2 ndiri niyh... *bukafotosuamik #suamisendiripalingoke #nyebutbutbut

    ReplyDelete
    Replies
    1. HUAHAHAHA... menggoda, digoda dan tergoda! Tergodanya sama Rangga kan, kan, kan? :))

      Delete
  3. bahahaha jadi aku termasuk spesies paus apa kalelawar ya...haha thanks mbak lita kamu menghibur akoohh..selama ini ss akhirnya aku terbahak2 dan ingin komen disini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kelelawar ajaaaa lebih keren gitu, misterius!

      Delete
  4. kalo aku pembandingnya adalah istri2 yang tipe memuja-muja suami sendiri. Nulis di blog atau IG dengan hestek unyu,gambar hati dimana2 yang intinya SUAMINYA IS DA BEST.

    harusnya sih emang kayak gitu ya, tapi suka wondering (dan bandingin), suami2nya ngapain ya bisa istrinya sampe begitu... hehehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. HAHAHA! Omaygat, aku nggak mau komen ah, ntar banyak yang baper x_x

      Delete