Harus Punya Prinsip!

Gue percaya, hidup HARUS punya prinsip.
Salah satu tokoh parenting, Elly Risman, kerap mengatakan, "ber-iPad anak orang, ber-iPad juga anak kita. Jadi orang tua nggak punya prinsip banget, sih, lo?".

Gue rasa, ribuan orang akan merasa #jleb sementara yang lainnya defensif :D

Memang, kalimat ini dilontarkan saat bahas topiknya berkaitan dengan gadget. Sering banget kita bilang bahwa, anak-anak zaman sekarang, 2-3 tahun usianya, tapi udah gape operasiin gadget. Yah, well, kita (para orang tua) yang menyediakan fasilitas tersebut, kan, ya?

Walau demikian, bagi gue pribadi, kalimat ini nggak hanya di masalah gadget semata. Gue anggapnya malah lebih kompleks: jadi orang jangan ikut-ikutan. Harus punya prinsip.

"Tapi, kalo ikutin yang baik, boleh, dong?"
Boleh banget. Tapiiiiii, baik menurut siapa? Baik untuk siapa?
Misalnya, nih, perkara diet. Dari zaman SMP, gue udah sering banget denger kata ini. Lalu mulailah gue tau yang namanya minum teh-tehan ala Herbalax, dsb, lalu ada diet rendah kalori, diet nggak makan nasi, diet atkin, food combining, diet pulau zuma (ini ada beneran ga sih, gue bacanya di buku Girls Talk :p ), dan yang lagi hits ngejus!

Gue nggak pernah diet.
Bukannya gue nggak mau berperut six pack ala Gwen Stefany (halah, teeteub), secara kan, ya, (seinget gue Carlo Master Boot Camp yang kasih tau ini) 70% abs are made in the kitchen, not in the gym. Jadi, elo mau crunching, planking, sit up sekuat tenaga, tapi makan tetap 'berantakan', ya, perutnya ga bakal six packs. "Tapi rata, lho!". Yes, rata. Kalo lagi tidur telentang juga perut rata, yes?
Balik ke topik, statement gue ga bisa diet, maksudnya lebih merujuk ke: gue-ga-pernah-ngikutin-aneka-diet-yang-lagi-tren. Gue lebih makan secukupnya, dan kebetulan emang bukan tipe yang mencari kebahagiaan lewat makan. Jarang banget kalimat, "makan enak yuk", keluar dari mulut gue. Karena bagi gue, semua makanan itu cuma terbagi 2: enak dan nggak doyan. Hahha. Jadi, gue makan, karena harus. Jarang banget berlebihan.

Perkara hal ini, menurut gue, kita ga bisa ikut-ikutan. Setiap orang kan komposisi tubuhnya beda. Dengan tinggi dan berat yang sama, BMI persis sama pun, komposisi dalam tubuhnya beda: fat-nya, muscle, protein, mineral, dsb.
Sebelum ikutan diet yang lagi hits, kenali tubuh lo, dulu deh. Apa yang berlebih dalam tubuh, apa yang kurang. Dari situ, bisa tau, apa yang boleh dimakan, apa yang enggak. Jadi 'diet'nya efektif. Bukan yang udah, kasarnya, nih, nyusahin diri sendiri, eh nggak efektif. Pernah dengar teman/ keluarga/ malah diri sendiri, pingsan/ masuk RS karena diet? Nah.........

Lalu perkara menjadi orang tua.
Men, masalah diet aja lo nggak bisa ikut-ikutan, apalagi jadi orang tua?! Jadi orang tua menyangkut kehidupan manusia lain, lho. Nggak usah juga semua orang anaknya pake stroller Quinny (masih hits ga sih? Haha), kita kudu make. Semua orang anaknya udah disekolahin, anak kita juga. Anak orang nonton Disney, Barney, Princess, dsb, anak kita juga! Padahal anaknya nggak demen-demen amat (ini gue banget, ajak Langit nonton Barney live, ternyata dia nggak suka *sigh* untung aja gratis, haha). Dsb dst. Kita (atau anak kita) nggak harus sama dengan anak orang lain, kan?

Bahkan, ya, ASI yang sudah pasti yang terbaik aja, lo tetap kudu riset. Kenapa ASI terbaik untuk anak, ibu dan seluruh keluarga? Ngasih ASI karena emang-dari-sononya-orok-pasti-netek, ya nggak apa-apa juga.

Tapi, dengan riset, pengetahuan yang lebih mendalam, kita akan lebih 'berjuang' dalam pemberian ASI. Bukan yang "ASI eksklusif tapi campur susu botol sedikit" (melirik tajam ke arah KD).
Dengan riset, kita akan tau risiko jika tidak memberikan ASI. Dan yang paling penting, kita ngasih ASI karena pengen kasih yang terbaik, bukan karena HARUS. Nah, harus ini, nih, yang bahaya. Bisa-bisa kita nyusuin, tapi sambil mengeluh, capek, suami enak banget ga harus nyusuin, tiap berapa jam memerah ASI itu nggak enak, sampe urusan payudara nggak kencang lagi. X_x

Dan masih banyak contoh-contoh lain di dunia ini yang, yah, kita harus punya prinsip saat menjalaninya. Yang gue jabarkan di atas adalah prinsip gue. Kalo ada yang punya prinsip "harus ikuti tren yang sedang berlaku", ya terserah juga. Kan prinsip hidup orang beda-beda :)

Piss ah!
Powered by Telkomsel BlackBerry®

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

2 comments:

  1. Setuju *ngajak tos* emang sebenernya lebih gampang ikut arus sih. Soalnya yg susah dalam prinsip tuh kan cari akarnya, cari tujuan parenting nya let say. Makanya mungkin banyak yg secara gak sadar langsung adopsi aja apapun yg lagi heits tanpa refleksi lagi sebenernya dirinya sendiri butuhnya apa. Duh pagi2 ngemeng ngemeng berat gini di blog orang hahaha. Toss lagi ajadeh yuk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi terlalu berat dan bikin mikir ya, iya sih abis kadang suka gemas sama yang 'membabibuta' tanpa alasan kuat :D

      Delete