Haus Pujian

Kemaren pas di liputan salah satu brand, gue reflek mengacungkan tangan pas lagi ada kuis. Aselik, bener-bener reflek, karena jawaban dari pertanyaan itu pas lagi ada di otak gue. Abis tunjuk tangan, gue langsung menurunkannya, karena merasa tengsin sendiri :D

Tau-tau, mbak MC yang cantik, Ivy Batuta malah deketin gue sambil bilang, "Nah, ini mbak, coba jawab". Pas gue berdiri dan mendekati dia, dia bilang, "ya ampun, keren amat sih, cantiknya.."

Jujur, gue bukan orang yang pandai merespon pujian. Malah seringkali nggak enak dan risih, apalagi kalo dipujinya karena fisik (sadar diri, karena emang nggak ngerasa demikian). Eh, ntar disangkain merendahkan diri meninggikan mutu, lagi. Yah, lumayan aja deh, ga malu-maluin kalo diajak kondangan :))

Perasaan jengah kalau dipuji ini, bikin gue inget sama salah satu materi Ibu Elly Risman saat seminar sama Supermoms tahun lalu (eh, apa 2010, ya?). Waktu itu peserta disuruh bikin daftar kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri masing-masing. Gue ternyata susah banget menemukan kelebihan dalam diri gue. Mungkin, mungkin nih, sebenarnya gue tau, tapi ketika mau klaim bahwa gue memiliki kelebihan itu, kok rasanya ga PD, ya. Malah lebih gampang menemukan kekurangan dan daftarnya sampe 3x lipat dari kolom kelebihan! Dan ternyata, at the end of the session, banyak yang menemukan hal serupa.

Kenapa?
Yang gue inget nih, hal ini karena kita terbiasa mendengar kalimat negatif. "Kamu nakal banget, sih", "Si A mah, jorok kalo pake baju", "Belajar dong, males banget sih, jadi anak", "Kamu kalo makan sendiri, kaya bebek, berantakan", dsb, dst. Sounds familiar?

Setelah gue inget-inget, bener juga, ya. Kalo dulu masih kecil, sih, sering dipuji tapi sama orang lain. Kalo sama orangtua sendiri, rasanya jarang. Kalaupun mereka memuji, biasanya didepan orang lain, bukan kalimat langsung yang ditujukan ke gue. Entah kenapa.

Hal ini sempat bikin gue sedih, lho. Rasanya jadi anak yang bodoh banget, apalagi kalo dibandingin sama kakak gue. Dan mungkin juga kebalikannya, ya. Karena orangtua memuji kakak gue didepan gue, dan (mungkin) memuj gue didepan kakak gue (eh, iya ga, sih, @irrasistible?)
Tapi untungnya, ga bikin kami saling benci, sih.

Nah, setelah jadi orangtua, apalagi alhamdulillah dapat banyak kesempatan untuk belajar lewat aneka seminar mewakili Mommies Daily, gue mau memperbaiki pola asuh yang diterapkan oleh orangtua gue ke gue, dong. Ternyata memang ga mudah, ya. Mulut ini rasanya lebih cepet keluarin kalimat negatif daripada positif. Otak rasanya udah diprogram untuk ngeluarin kata 'nakal', 'jorok', 'malah' dan kawan-kawannya. Sementara untuk ngeluarin kalimat positif si otak harus muter dulu supaya susunannya pas.

4 tahun jadi ibu, masih sebentar lah, ya. Masih cetek ilmunya. Sampe saat ini gue terus berupaya untuk meminimalisir kata-kata negatif, walau nggak juga menghamburkan kalimat pujian, sih. Salah-salah tar anaknya jadi besar kepala :D memuji pada tempatnya-lah, intinya. Tar kalo jadi over PD kesian juga, semua pujian dia RT lagi, hihihi..

Balik lagi ke diri gue sendiri *lah, narsis amat*. Walaupun suka risih kalau dipuji, tapi jaman dulu membaca testimonial di friendster (yang udah RIP itu) kadang suka jadi mood booster yang handal.

Sayang si FS udah kelar masa berlakunya, jadi sekarang kalo mood lagi hancur berantakan, paling gue bacain recommendation di Linkedin. Karena yang kasih rekomendasi orang-orang yang pernah kerja bareng, jadi gue suka merasa 'yes, I am worth'. 'Pengakuan' macam gini yang gue butuhkan, fisik/ penampilan mah, nomor 2 deh (lah, teteub masuk top 3, judulnya, hihihi). Tapi serius, diakui karyanya, didengarkan pendapatnya dan dihargai apa yang sudah dilakukan itu bikin rasa percaya diri balik dan mood pun cerah kembali, lho!

Oh, ada 1 pujian yang bikin gue terharu dan inget, yaitu datang dari @Resti0510, sebenarnya bukan pujian, tapi ucapan selamat ulangtahun untuk Langit yang ke 4, bulan April lalu, isinya "semoga menjadi anak yang berkepribadian kuat seperti ibunya". Amin, ya Allah, amin. I'll take it as a compliment, Mares :*


sent from my Telkomsel Rockin'Berry®

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

No comments:

Post a Comment