Demo Untuk Siapa? Part II

Apasih..?
Gemes, gemeeees banget lihat berita baik di tv, portal berita, info twitter, dsb mengenai demo yang lagi sering terjadi beberapa hari ini.
Mohon maaf sebelumnya untuk para aktivis atau pemerhati sosial or whatever. Tulisan gue ini mah, suara orang biasa banget yang bodoh dan mungkin level pemikirannya ga 'sehebat' kalian.
Yang gue tau, demo yang berjalan beberapa hari ini bikin masyarakat resah. Akibat isu yang bertebaran sekian puluh ribu orang akan turun ke jalan, akibat ban-ban yang dibakar di jalan, akibat fasilitas umum yang kalian bakar dan rusak, akibat orang-orang yang nggak bersalah jadi terjebak dalam situasi ini.
Itu fasilitas umum dibikinnya pake duit pajak yang dibayar oleh rakyat, lho, adik-adik..
Satu sisi, gue setuju BBM naik. Soalnya dengan begitu, subsidi berkurang sehingga kemungkinan korupsi para pengangguran yang duduk di pemerintahan itu semakin mengecil. Gue ga ngerti dengan begituan ya, tapi logika sederhana gue, BBM naik bisa jadi orang-orang akan malas bawa mobil pribadi karena cost-nya lebih besar dan memilih naik angkutan umum, jalanan bisa berkurang macetnya. Tentu, nggak semudah itu juga. Tapi pasti ada barang 10-20 orang lah yang memutuskan begitu.
Walaupuuun, dengan kenaikan BBM berarti semua harga akan naik. Itu yang di Jakarta dan sekitarnya, apa kabar yang di luar Pulau Jawa?
Kemaren baca fb-nya seseorang yang bilang, di luar Pulau Jawa itu BBM bisa 18 ribu/ liter, bahkan kalau lagi langka bisa sampe 70ribu. ITU saat BBM belum naik, lho!
Sebagai emak-emak, tentu berharapnya BBM dan aneka harga lainnya nggak naik, ya. Secara kite nih yang ngatur keuangan keluarga. Nyesek juga pan, belanjaan seiprit doang duit 50 ribuan kembalinya cuma 2 lembar gocengan tiap hari *derita golongan menengah*
Kenapa sih, kalian nggak berjuang demo untuk bantuin buruh supaya UMR-nya naik kalau BBM naik? Kenapa ga justru demo koruptor yang asyik duduk manis menikmati uang rakyat, uang yg bapak ibu kalian cari tuh, setiap hari sampe harus sumsang sumbel 'menikmatii' macetnya Jakarta..
Bukan gue sebel sama pendemo, tapi, kalau demo ujungnya berantem, rusak fasum, nutup jalan, apa masyarakat malah ga jadi kesal sama what-so-called-pendemo? Belum lagi sampah yang ditinggalkan pasca huru hara, siapa yang bersihin?
Jadi rakyat mana yang diwakili?
Jadi teringat teman gue ngetwit percakapan dengan anaknya yg duduk di bangku Sekolah Dasar saat melihat berita demo yang rusuh (ow yeah, semua tv kan menayangkan adegan rusuh ini dan tentunya bisa dilihat semua orang kan?)
Anak: "Bu, mahasiswa baik?"
Ibu: "Baik"
Anak: "Polisi baik?"
Ibu: "Baik juga"
Anak: "Terus kenapa mereka pukul-pukulan?"
Itu anak SD yang nanya. Menurut lo gimana tuh, apa harus kami sebagai ibu menanamkan kebencian terhadap orang lain sejak dini? Hah? Hah? Hah? *toyor bocah demo satu-satu*
Udah sono pada pulang, tidur! Nggak kesian sama bapak lo yang cari duit biar pada bisa sekolah, jadi pintar dan menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa..
*mewek lihat sesama rakyat Indonesia yang seharusnya bahu membahu membangun negara ini lebih baik tapi malah saling pukul, tendang, lempar..*


sent from my Telkomsel Rockin'Berry®

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

2 comments:

  1. Dear Mbak Lita,
    Gw nggak terkesan sama sekali dengan demo anti naik BBM ini. Menurut gw, demo itu percuma, nggak ada gunanya. Nggak ada sejarahnya pemerintah akan konsekuan membatalkan kenaikan BBM cuman gara-gara didemo mahasiswa. Gw malah mungkin setuju harga BBM naik, meskipun gw akan berhadapan dengan konsekuensi gw kudu naik bemo tiap hari karena laki gw jadi males nyetir mobil. Bukankah itu yang kita harapkan, transportasi umum diperbaiki supaya orang nggak perlu naik mobil pribadi? Biar aja harga BBM naik supaya semua kendaraan umum yang udah tua dan boros bensin itu diafkirkan, sehingga diganti dengan kendaraan baru yang lebih nyaman dan irit bensin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. I'm sooooo with you!
      Satu2nya hal yang ada di pemikiran sederhana gue ini juga itu kok, BBM naik, orang2 males bawa kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum. PR pemerntah, subsidi yg harusnya untuk BBM dialokasikan untuk perbaikan aneka sektor transportasi umum, mulai dari bus, mikrolet, dsb-nya, terminal, halte, dsb..
      Toss, ah!

      Delete