Alone againts the world

Kemarin bisa dibilang seharian yang sangat rempong. Diawali dengan baru nyadar bahwa tgl 14 Februari ada ulangtahun teman sekolahnya Langit pas waktu mau tidur! Beuh, langsung puter otak, beliin apa iniiiih?! Da dimana toko yang udah buka pagi sebelum jam 8?
Alhamdulillah, jangan sebut Galaxy, kalo nggak ada :))
Urusan perkadoan beres, gue langsung capcus menuju Pacific Place, ada undangan dari Kidzania. Telat lah ya, sampai sana. Tapi nggak apa-apa, yang dibutuhkan cuma live twit sih, dan yang harus di twit pun alias talkshow-nya belum mulai.
Petualangan dimulai, di undangan acara selesai ja 13.30, which is berarti lumayan singkat nunggu ke acara berikutnya di Blitz jam 3 sore. Ternyata eh ternyata, jam 12 kurang udah selesai aja bok! nah, 3 jam gue ngapain cobak? Akhirnya nangkring di gerai donat, mana nggak bawa laptop, alhasil menulis sejumlah artikel di notes blackberry sajah. Dan gue cuma sanggup nongkrong sampai jam 2 siang, sumpek, banyak asap rokok.
Emang nggak mau muter-muter PP sih, karena nggak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (baca: belanja hal nggak penting).
Akhirnyaaaa, gue nongkrong di Blitz, deh! Hihihihi.. Panitia acara sampe terkesima, karena gue dateng barengan sama mereka.
Oh iya, di Blitz ini acara screening film Negara 5 Menara, adaptasi dari novel berjudul sama karya Ahmad Fuadi. Menurut gue... bagus filmnya! Salman Aristo (lagi-lagi) berhasil mengadaptasi novel ke sebuah skenario film tanpa menghilangkan esensi cerita si novel tersebut. Untuk akting, namapun pemain utamanya new comer semua, nggak bisa dibilang jelek. Tapi cukup bikin gue si #TimMewek ini meneteskan air mata :')
Kalo gue bilang, satu hal lain yang gue bisa ambil dari film ini adalah, kalau biasanya digembar-gemborin, orangtua akan melakukan apapun untuk orangtua, maka film ini membuktikan Alif juga mengorbankan cita-citanya untuk seperti Habibie dengan mengikuti keinginan orangtuanya agar ia menjadi seperti Hamka.
Lalu, kata-kata bahwa orangtua melakukan sesuatu untuk kebaikan anaknya, juga tercermin dari film ini. Alif emang 'dipaksa' sekolah sesuai keinginan orangtua, tapi toh akhinya dia menikmati dan alhamdulillah berhasil. Man Jadda wa Jadda, yang sungguh-sungguh, pasti berhasil.
Oh iya, satu lagi yang gue petik dari film ini adalah, confirm bahwa Donny Alamsyah itu memberikan kesegara terhadap mata :))

Here are some pictures from yesterday!


Lalu baliknya mampir ke Tebet Green, untuk makan di Bebek Cak Topa. Menerjang kemacetan Jakarta sampai bisa motret Patung Pancoran begini :p




Daaan, nggak lupa foto diri sendiri :))


Top: unbranded
Skirt: Closet Quikies
Shoes: Marie Claire
Shawl: Aunty Can
Bag; KS

Sampe rumah itu goodie bag dari Kidzania yang isinya Salonpas, kepake beneeeer :))

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

No comments:

Post a Comment