Menurut gue nih, walaupun perempuan hidup di dunia yang serba patriarki, tapi sebenarnya perempuan memiliki kekuatan untuk menggerakkan dunia.
Di buku Pope Joan yang gw baca tempo hari, emang sih fiksi sejarah. Tapi bahkan sebuah fiksi (apalagi tema sejarah) pasti ditulis berdasarkan riset kan? Disana jelas tertera bahwa kaum perempuan sangat dilarang untuk pintar. Ga usahlah pintar, bisa baca aja bagaikan kiamat dalam sebuah keluarga.
Terus, belum lagi emansipasi perempuan yang begitu digembar-gemborkan. Emang kenapa harus sih? Segitu lemahnya-kah perempuan? Jadi berlawanan sih ya, perempuan dianggap lemah hingga harus dibela (sampai2 ada menteri peranan wanita, kenapa peranan pria nggak ada? Dunia ini kan ada 2 jenis kelamin. Helloooo... )
Kalo dipikir-pikir, kenapa sih segitu nggak bolehnya perempuan jadi pintar?
Mungkin, mungkin niiiih, sejak awal terbentuknya dunia ini (gue ga mau merujuk ke agama apapun ya, di luar kekuasaan), kawula pria sudah menyadari bahwa perempuan memiliki 'kekuatan' lebih jika dibiarkan mereguk *ceile bahasa gue* kebebasan yang sama dengan mereka. Pria menyadari bahwa perempuan memiliki kekuatan yang mereka nggak miliki. Apa sih? Gue ga tau sih, bisa jadi hati, perasaan, sentuhan, atau bahkan lirikan.
Seperti kita semua sudah tau ya, pria biasanya akan lemah kalau sudah berurusan dengan air mata apalagi jika birahi sudah bicara.
Nah, dari sini gw baru ngomongin masalah selingkuh, poligami, dan lain sebagainya (terinspirasi dari ramenya sebuah pengakuan reader di blog kakak gue sih, hihihi)
Gw pernah dengar dari para generasi tua, bahwa selingkuh, cinta2an, dsb itu nggak mungkin terjadi kalau perempuannya ga kasih kesempatan.
Ilustrasi yang paling mudah ya dari pengakuan si mbak itu di blog kakak gw. Setelah sekian lama menghilang, si mbaknya lalu kembali mencari si lakor alias laki orang itu. Sesimpel itu langsung gw nuduh bahwa perempuan memberi kesempatan? Inget postingan gw tentang perempuan itu kuat? Yak, disana gw bilang bahwa seorang lelaki bisa move on dengan mudahnya. Sejauh ini pria2 yg gue kenal juga gitu ya, secinta2nya sama seorang perempuan, they will move to another woman. Belum pernah ketemu sih, yang nungguin cintanya sampe mati. Kalo perempuan, banyak. Bukan karena perempuan bodoh ya, tapi karena perempuan will do anything for love, even if it hurts. (Hayo ngaku deh, iya kaaaaaan? *ngaca* )
Seperti juga si oknum mbak itu, dia melakukan karena katanya cinta. Cinta siapa? Dia kan. Emang lakor itu cinta? Kalo cinta juga, ya tinggalin 1st wife dan hidup bahagia sejahtera aman sentosa dong, sama si mbak ini. Dalam pandangan konservatif gue nih, cinta atau jodoh itu hanya untuk 2 manusia, bukan 3 apalagi lebih. Kalo cinta sudah melibatkan lebih dari 2 orang, namanya bukan cinta lagi, tapi salah satunya pasti birahi. Dan si lakor ini, sayangnya telah kalah dengan 'kekuatan' si mbak ini mengejarnya.
Ini baru 1 contoh kasus, pasti ada belasan, puluhan, bahkan ribuan kasus serupa seperti mbak dan lakor ini.
Mudah2an ilustrasi gue yang serba lompat2an ini bisa menggambarkan ya, betapa 'kekuatan' perempuan itu luar biasa. Dan mudah2an sih, kita (kita? Elo aja kali, Lit!) Nggak menyalahgunakan kekuatan yang kita miliki ini. Amin!
sent from my Telkomsel Rockin'Berry®
No comments:
Post a Comment