Selasa malam
gue ngopi-ngopi sama @dresthikill. Di tengah perbincangan ngalor ngidul dengan
sesekali curhat itu, gue melontarkan celetukan, “Kenapa lo nggak sama si A
[nama cewek] aja sih. Cantik nih!”. Terus Dresthi jawab, “Ogah ah, bego dia”. Hehe.
Gue tau,
banyak banget cowok yang menjawab lebih pilih cewek pintar daripada cewek yang
sekadar mikirin penampilan. Gue tau banget nih, karena kebetulan teman gue yang
laki banyak.
Menurut gue
pribadi, cewek pintar itu penting. Not necessary pintar yang IPK nyaris 4, ahli
matematika, hapal isi UUD [iye, gue nggak hapal. Haha] dan seterusnya. Tapi lebih
ke pintar yang bagaimana dia membawa diri, meng-update informasi, berpikir
secara logis, nggak ikutan menyebarkan hoax [aslik deh, yang ini bakal gue
tulis terpisah. Sebel banget!], berkarya,
dan seterusnya.
Kenapa cewek
harus pintar?
Karena perempuan
akan melahirkan generasi penerus bangsa.
Duile banget
nggak, bahasanya?
Tapi serius
deh, kalau merujuk buku Second Sex-nya Simone de Beauvoir [buku rujukan gue zaman skripsi], kodrat perempuan adalah tubuhnya. Tubuhnya
memiliki rahim, sehingga kodrat perempuan adalah mengandung dan melahirkan. Nah,
dari perempuan lah sebuah kehidupan akan dimulai. Kalau seorang perempuan tidak
cerdas memilih asupan saat hamil, bagaimana nasib anaknya? Kalau seorang
perempuan nggak mau meng-update kecerdasannya tentang ASI, gimana?
Percayalah, begitu banyak 'kodrat' yang hadir di sekitar kita terbentuk karena dunia kita kental dengan sistem patriarki
Kalau masalah
pendidikan anak, ini kan anaknya udah di luar rahim, ya, jadi HARUS dilakukan
oleh kedua belah pihak. Tapi memang, kalau merujuk pepatah sih bilangnya “Ibu
adalah sekolah pertama anak”. Percayalah teman-temanku, setelah lo jadi ibu,
apa yang lo rasakan, lo pikirkan, lo lakukan, dsb itu akan menular ke anak. Lo suka
berkata bohong? Lo suka dandan? Lo suka baca? Lo suka ngomong? Hal ini terbukti
banget, bahwa anak adalah refleksi diri kita.
Cita-cita
semua orang adalah punya anak yang cerdas, berguna bagi nusa dan bangsa toh? Nah,
jadilah orang yang seperti itu dulu :)
Apakah
tuntutan agar perempuan pintar hanya karena masalah keturunan?
Nggak juga.
Buat gue, menjadi
cerdas adalah hal yang harus dipenuhi. Orang yang cerdas akan tahu apa yang dia
mau untuk hidupnya. Bukan, bukan berarti gue perempuan yang cerdas. Gila kaliii,
pede amat. Haha. tapi gue memilih untuk cerdas dengan menjalani hidup yang sekiranya
bisa membuat gue bahagia. Menjalani hidup yang sekiranya bisa membuat gue
menikmati hidup tanpa banyak mengeluh.
Balik lagi
ke masalah laki-laki yang katanya lebih suka sama perempuan pintar. Yakin lo
ngomong begitu?
Buat kaum
laki-laki, kalau lo bilang suka sama perempuan karena kepintarannya, please
buang jauh-jauh pemikiran bahwa perempuan tugasnya itu di sumur, dapur dan
kasur. Pahami dulu bahwa perempuan memiliki kesetaraan hak dan kewajiban dengan
laki-laki di muka bumi ini. Pahami dulu bahwa pengasuhan anak adalah tanggung
jawab orangtua bukan ibu semata. Buang jauh-jauh pikiran bahwa perempuan
tugasnya melayani. Huff.
So true! Masnya makin ngganteng karena memegang poster tersebut :) - diambil dari IG @RapplerID |
Kalau bilangnya
suka sama perempuan pintar/ cerdas, maka miliki pemikiran yang terbuka. Perempuan pintar akan berargumen ketika beda pendapat. Perempuan pintar akan mendebat jika omongan kalian salah. Perempuan pintar itu opinionated, nggak takut mengungkapkan apa yang dia mau.
Makanya kalau bilang suka perempuan pintar, otomatis harus mau menerima
pemikiran orang lain, bisa melayani argumentasi dengan lawan jenis, berdiskusi dengan baik, nggak seksis. Intinya
mah, menerima bahwa perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Pinjam dari IG @adlinefebri |
Seorang teman
laki-laki gue yang mengasuh anaknya karena sang istri kuliah di luar negeri selama
beberapa tahun dulu pernah bilang, “Apa bedanya gue sama B [nama istri]? Mandiin
anak, gue bisa. Nidurin? Nyuapin? Ngajak main? Bisa semua. Yang gue nggak bisa
kan hanya nyusuin anak gue aja”
Akhirnya gue bisa menyimpulkan bahwa laki-laki berkualitas adalah mereka yang nggak takut pada kesetaraan. Mereka yang nggak berlindung atas nama budaya/ agama/ apapun untuk melegalkan perlakuan mereka terhadap perempuan.
Nah, kalau kalian
bilangnya suka sama perempuan pintar, maka pemikiran seperti di atas yang pertama
kali harus dimiliki. Sudah siap belum?
Kalau belum siap untuk berpikiran terbuka antara kesetaraan gender, mendingan pikirin lagi baik-baik kalimat "Gue suka sama perempuan yang pintar", ya.
Setuju mba, perempuan memang harus pintar
ReplyDeleteTerlepas 'kok pinter pinter tapi di rumah aja' zzzzzz, bahkan dibilang kan wanita itu tiang negara. Pencetak generasi berkualitas selanjutnya.
Eniwei selamat hari Perempuan ya mba Lita! ;)
Betul bangeeeeet!
DeleteSelamat hari perempuan juga kamuuu :*
Gw juga suka bener mba liat perempuan percaya diri, pinter, dan berwibawa. Seksoooy dan keren bener dah yang begitu!
ReplyDeleteSamaaa...! Hahaha
DeleteHi Mba Lit! Salam kenal yah. Aku tadinya lagi google tentang MD, eh ketemu blog ini (:
ReplyDeleteIni bagus banget tulisannya. Aku juga seneng liat cewek pintar. Kadang mikir kok sama-sama makan nasi tapi otaknya cemerlang sekali hahaha. Jadi pintar memang harus membekali diri dengan hal-hal positif yah.
Thanks for sharing this!
Terima kasih sudah mampir!
Delete