Nonton Cinderella Di Akhir Pekan

Akhir pekan kemarin gue ajak Langit nonton Cinderella. Masih inget kan gue pernah punya tekad untuk nggak ngenalin princess-princess-an atau Barbie ke Langit yang pernah gue ceritain di sini?

Yah, pada akhirnya ketika anak mulai bersosialisasi dengan anak lain, mereka akan kena pengaruhnya. Walaupun mungkin Langit ga se-addict anak cewek lain seusianya, tapi teteub lah fase princess dia lewati.




Berhubung film anak (yang kebetulan anak gue tau) jarang diproduksi, jadilah gue ajak dia nonton. Fyi, anak gue nggak selalu mau diajak nonton di bioskop, tertentu banget deh. Awalnya aja nggak mau pas diajakin nonton Cinderella, tapi karena mungkin social pressure *halah* dari lingkungan plus gue isengin "Ya udah, mau tetap  nonton kalau kamu nggak mau", jadi dia mau deh.

Filmnya sendiri menurut gue bagus. Dari setting-nya, kostum, pengambilan gambar, animasi, para aktor dan aktris yang terlibat sampai jalan cerita.

Lah, jalan cerita kalau film beginian bukannya sama kaya cerita aslinya, Lit?

Iya sih. Cuma menurut gue susunan.ceritanya nggak ada yang dragging. Semuanya pas jadi anak-anak yang attention span-nya cukup rendah masih bisa menikmati.

Langit kebetulan bukan tipe anak yang bisa anteng terpaku kalau lagi nonton film atau TV. Di rumahpun, kalau nonton Sofia, Hi-5 atau lainnya, biasanya dia sambi dengan main boneka atau gambar. Nah pas nonton Cinderella, sempat tuh dia bosan awal-awalnya. Bolak balik nanya ap arti kalimat yang diucapkan Cinderella atau tokoh lainnya, sampai adegan Cinderella mau berangkat ke pesta dansa, baru deh dia anteng.

Gue ga mau spoiller, cuma emang adegan itu bagus banget dan seru! Apalagi pemeran Ibu Peri, Helena Bonham Carter (yes, that Bellatrix Lestrange from Harry Potter) mampu membawakan peran Ibu Peri secara mantap dan kocak. Ah, buat gue dari seluruh penokohan di film ini, Mbak Helena paling juara deh! Sayang, scene-nya dia nggak banyak.


Film Cinderella ini sesuai untuk anak-anak nggak?

Secara jalan cerita, sesuai. Karena emang sama dengan kisah-kisah Cinderella yang mungkin pernah anak-anak kita dengar atau baca. Ada modifikasi dikit-dikit doang tapi inti-inti ceritanya nggak ada yang kelewat.

Palingan ada di beberapa cerita yang Cinderella baru ketemu pangerannya di pesta dansa, ada juga cerita di mana pangeran udah ketemu Cinderella sebelum pesta. Nah film ini mengambil cerita yang ke-2.

Seperti yang gue mention di atas, jalan ceritanya ga dragging. Alurnya cepat.

Oiya, di film ini juga gue baru tau secara keseluruhan awal mula nama Cinderella, padahal dia nama aslinya Ella. Ya gue aja kali ya yang ketinggalan, secara nggak terlalu demen juga sama princess-princess-an.

Kalo masalah cium-ciuman, cuma ada 1 kali. Dan adegannya SETELAH mereka menikah. Jadi kalo ibu-ibu ragu ngajak nonton karena takut cinta-cintaan, tenang aja. Ciumannya juga nggak vulgar, gitu doang. Lagian.karena adegannya setelah menikah its easier for us to explain kan. Misalnya anak tanya kenapa mereka ciuman, jawabannya adalah karena mereka sudah menikah seperti ibu sama bapak. Bisa sekalian masukin sex education juga toh?

Gue sendiri pas adegan ciuman nggak mau nyuruh anak gue tutup mata atau kehebohan sendiri. Biarin aja, gue justru mau tau gimana reaksi Langit pas lihat itu. Ternyata, dia anteng aja tuh. Mungkin juga karena Langit udah kenyang (paham maksudnya) bahwa hal semacam itu boleh dilakukan kalau sudah menikah.

Menurut gue lagi nih, anak-anak akan melihat segala sesuatu dari sudut pandang mereka. Kadang kita, orang dewasa aja yang suka parno sendiri. Ya macam gue lah yang awalnya ga mau ngenalin princessy things dengan alasan, film model gitu bikin anak ke-brainwash cewe itu harus cantik, baju megar, nunggu diselamatkan pangeran tampan, lalu mereka hidup bahagia selamanam dst dsb dkk.

Kalau dipikir-pikir, gue dulu nonton itu dan alhamdulillah baik-baik aja saat ini.

Semuanya balik lagi ke orangtua ya, bagaimana menanamkan konsep diri dan jangan lupa untuk mendampingi anak kalau nonton apapun. Ya, apapun termasuk film kartun yang udah ada claim aman untuk anak usia tertentu.
Jadi, selamat menonton!


Btw, gue sempet tanya sama Langit, bagian mana dari film Cinderella yang Langit suka. Katanya dia paling suka adegan pesta dansa. Gue udah mikir yang nggak-nggak, takutnya karena romantis, adegan cowok cewek dansa, lalalala.. Ternyata pas gue tanya kenapa, jawabnya, "Karena bajunya Cinderella bagus bu, megar banget..", haha, dasar orangtua kadang mikirnya suka kejauhan!

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

4 comments:

  1. Langit minta dibelikan baju princess juga gak mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yoi, tapi dia kan sukanya Sofia, jadi aku mau aja beliin :)

      Delete
  2. akuh orangtua....empet banget sama cinder-lela ituh...pinggangnya meuni kueciiilll *irihatimakmak30an.
    btw gue selalu senyum simpul klo denger ada mama2 yg idealis kayak yg elo tulis di link itu :D. secara been there done that gue tau biasanya siiihhh, bakalan berubah pikiran hahaha. makin kesini juga makin lighten up biasanya. well, at least on some stuff. and more on other stuff *sigh*.

    oiya satu lagi, aku suka adegan ciuman SETELAH menikah. bener deh gampang jelasinnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gue rasa itu pinggangnya editan deh, GA MANUSIAWI!
      Nah itu dia, aku kan juga pernah jadi mamak sok idealis, tapi emang seiring berjalannya waktu, ya sudahlah yaaaaa... masih banyak hal penting lain yang harus didahulukan :)

      Delete