Melihat Masa depan

Ceile banget judulnya :p

Bukan, ini mah bukan ngomongin kemampuan meramal atau aneka mesin waktu yang memungkinkan kita lompat ke masa depan.

Beberapa waktu lalu di watsap grup sempat ngomongin mengenai power of visualization.
 Maksudnya, ketika kita melihat gambaran diri kita di masa depan, maka suatu hari gambaran tersebut bisa terjadi.

Hasil googling (apalagi?) menyatakan bahwa tekhnik cukup berhasil dalam menentukan kehidupan seseorang. Misalnya si Mas Arnold sapa-itu-nama-belakangnya-yang-susah-banget-dieja, seleb yang juga politisi, mengakui bahwa dia melakukan hal tersebut. Saat mengikuti kejuaraan Mr. Universe (eh apa binaraga, ya? Ya itulah pokoknya), sebelum bertanding, dia akan datang ke lokasi dan dalam pikirannya seolah-olah dia sudah jadi pemenang. "It's all in mind", itu katanya, sih.

Begitu juga pas mulai syuting film pertama, dalam benaknya udah tertanam filmnya akan hits! Eh bener kan, ternyata? Jadi, visualization techniques akan berhasil jika kita benar-benar meresapi akan gambaran yang ada di kepala kita.

Konon, ini mind tricks. Karena, gimana mau bayangin jadi orang sukses, kalo kita juga malas-malasan kerja. Gimana mau langsing, kalo ga dibarengi dengan pola hidup sehat, olahraga, atau diet?

Om Arnold sukar-bener bisa berhasil karena kan doi punya body keren, makanya menang kejuaraan itu mulu. Si om berhasil maju politik kan karena, errr, karena apa ya? Hihihi, udah punya nama sebelumnya atau mungkin kredibilitasnya bagus.

Sejak SMP, cita-cita gue adalah jadi ibu yang baik. Gambaran gue mengenai ibu yang baik bukan yang jago masak atau hal-hal fisik lainnya. Gambaran gue saat itu adalah ibu yang bisa jadi tempat cerita si anak, yang bisa jadi sahabat anaknya. Apakah sudah terjadi? Well, masalah nggak bisa masaknya sih, udah pasti :p

Terus, seiring berjalan waktu, jalan hidup gue malah menjauhkan gue dari cita-cita yaitu menjadi ibu yang baik. Ahem, sebenarnya bukan masalah jadi ibu, tapi menjadi istri. Karena di lingkungan gue masih percaya, untuk menjadi ibu, maka harus menjadi istri dulu. Sementara kondisi gue saat itu (gila kerja, do not believe in love) bikin gue yang mikir, "emang ada cintaaa...???".

Bahkan gue sempat janjian sama salah satu sahabat laki-laki gue (eh, 2 malah), kalo kami sama-sama sudah stuck, kami kawin aja, produksi anak, tapi ya tanpa melibatkan perasaan. Blah banget ya?

Oiya, gegara itu juga, visualisasi akan masa depan gue adalah: gue si ibu bekerja, anak dan pengasuh. No husband, no man. Beberapa tahun sempat memvisualisasikan itu. Mungkin saat itu gue kaya si Summer *halah- ngarep* "...What I was never sure of with you." Sampai kemudian satu titik dimana gue hanya menjalani apa yang seharusnya gue jalani.


Lalu, apakah kehidupan gue saat ini sudah sesuai dengan visualisasi gue kemaren-kemaren? Beberapa iya, tapi beberapa tidak and i don't mind, selama masih hidup dan punya harapan akan masa depan, kenapa nggak dimanfaatkan?

Yang gue pelajari dari tekhnik ini adalah, berpikiran positif untuk diri sendiri. Membayangkan hal yang buruk terjadi, itu harus juga sih, to keep us stay on the ground, i think.

Tapi, untuk karir, kehidupan atau anak, misalnya, berpikir positif sangat penting. Ini bisa membantu kita lebih fokus untuk menentukan tujuan hidup atau goal baik jangka panjang atau pendek. Nah, kebetulan gue bukan orang yang demen menebar keinginan, tujuan atau pencapaian. Karena memang prinsip hidup gue bener-bener let it flow, mengikuti arus aja. Jadi buat gue pribadi, bisa jadi 'reminder' kalo di tengah jalan melenceng dari tujuan tersebut.

Ada banyak lho penelitian atau referensi mengenai the power of visualization. Bahkan sampai ada cara-cara atau step-nya. Ini salah satunya: positiveliving

Silakan dicoba, dan rasakan khasiatnya *halah* 

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

2 comments:

  1. Arnold swasanasegar ya?! Ini mah kaya si the secret tea mbak lita. And it's kinda true walopun gue selalu bayangin bisa beli rumah gede di pondok indah tp belum kesampean juga hhahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahha, iya, sering disebut juga sebagai Arnold Swasanasegar :))
      Nggak apa2, impianku sih punya rumah di Tebet, belum sampe Pd Indah. Kurang spektakuler ya, rupanya? Hihihi...

      Delete