Langit 4 Tahun

Ya, hari ini Langit 4 tahun. Alhamdulillah, udah semakin besar, makin banyak kebisaannya; udah bisa nulis, mengenal dan menyusun huruf-huruf sedikit jadi sebuah kata, gambar juga udah semakin ada bentuknya. Kalau darii segi emosi, kayanya memang semakin kompleks emosinya. Udah bisa ngambek, udah bisa jawabin omongan ibunya (˘_˘Ù¥) dan udah mulai nih, agak-agak membangkang. Hosh.
Anyway, gue memang ga terlalu ingin Langit jadi anak penurut, kalau kata Ayah Eddy, coba lihat di kantor yang penurut biasanya jabatannya apa?
Kalau boleh menanamkan keinginan gue untuk Langit, gue maunya Langit jadi anak yang berani mengungkapkan pendapatnya tentang apapun tapi tetap menghormati dan menghargai orang lain. Kebebasan berpendapat tapi harus dengan cara yang sopan, sih. Nggak merugikan orang lain, ga jelek-jelekin orang lain, ga menggunakan kata-kata kasar, intinya hanya mengeluarkan pendapat (walaupun ga bisa terima pendapat orang) tapi masih tetap menghargai orang lain. <-- redundan ya, kalimatnya? Bodo ah, males mencet del nih, tapi ngerti kan, ya, maksud gue?
Gue mungkin bukan ibu yang sempurna seperti dalam gambaran cerita. Lagian apa sih, ibu yang sempurna? Ibu yang melahirkan secara normal? ASI sampai 5 tahun? :D masak sendiri? Rajin bikin kerajinan tangan? Rajin berkebun? Atau apa? Kalau itu semua jadi kriteria ibu sempurna, ya gue udah pasti nggak.
Melahirkan aja udah lewat operasi, yang konon katanya belum bikin seorang perempuan ngerasain melahirkan. Beuh, yang ngomong gitu gue rasa belum pernah minum jus pare demi ASI ngucur! Atau belum pernah rasain anak badan panas sampe 41 derajad, suami ga ada dan dijudesin sama bokap karena dianggap ibu yang gagal, ya? Ya? Ya?
Dengan apa yang gue alami selama 4 tahun belakangan ini, yang gue tau, hidup gue semakin kompleks. Iya, gue semakin sedikit punya me time. Semakin sedikit waktu untuk melakukan hal yang gue suka. Tapi entah kenapa semua hal itu ga terlalu jadi isu besar dalam hidup. Semuanya masih berjalan seimbang, bagi gue. Karena buat gue, nomor 1 menjadi ibu adalah rasa ikhlas. Walaupun kadang ada rasa iri ingin ina itu, tapi bismillah, gue ikhlas menjalani peran sebagai ibu dari Langit.
Tentu banyak banget kekurangan gue. Terutama dalam hal kesabaran. Ya Allah, maluuuu banget gue kalau mengingat bagaimana kesabaran gue yang semakin menipiis seiring dengan bertambah besarnya Langit :(
Tapi pagi ketika bangun tidur, gue ucapin selamat ulangtahun, "semoga Langit jadi anak pintar, anak yang rajin, anak yang manis.."
"Aku mau jadi anak sholehah, bu.." Kata Langit melanjutkan.
Amin, nak, nggak ada yang lebih membahagiakan seorang ibu selain anaknya jadi anak yang sholehah.
Terimakasih, Ya Allah, telah menitipkan anak ini kepadaku..


sent from my Telkomsel Rockin'Berry®

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

2 comments:

  1. hepi besdei langiiit... semoga doa ibu dan keinginan langit tercapai :*

    aku terharu bacanya pas langit bilang mau jadi anak sholeha :')

    btw bener lit, gw juga makin menipis nih kesabarannya, dan udah mulai ngerasa masuk ke fase eyel2an dan agak2 membangkang.. kadang suka kesel klo anak ngga nurut, tapi baca postingan lo ini mengingatkanku bahwa tidak selamanya yg ngga nurut itu ngga baik.. makasih ya udh ngingetin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiin, makasih mak! Itu gara2 Langit ikut ngaji deket rumah, kalo mau pulang dipanggil sama guru ngajinya, "anak sholeeh..?" ntar anak2 itu nyaut :)

      Kiss utuk Tania :*

      Delete