Wednesday, April 30, 2014

TMII, Tempat Penuh Memori


Kalau ditanya tempat paling asyik buat berkegiatan luar ruangan, jawaban gue rata-rata masih ke tempat-tempat liburan jadul. Salah satunya Taman Mini Indonesia Indah.

Nggak tau kenapa, gue cinta sama lokasi-lokasi jadul ini. Mungkin karena emang punya kenangan tersendiri sama tempat-tempat ini, ya. Kaya TMII misalnya, dari zaman gue TK, udah ada. Bahkan usianya TMII sendiri lebih tua daripada usia gue, 39 tahun bok!

TMII ini menurut gue segala ada, deh. Gue list down nih, ya:
  •   Fasilitas belajar
Waktu kecil, siapa yang nggak pernah ke anjungan-anjungan TMII? Gue termasuk yang seneng masukin anjungan-anjungannya. Berandai-andai kalau gue mengunjungi daerah asal anjungan tersebut.

Belum lagi museum-museum yang ada di sana. Lengkap. Salah satu museum yang jadi kesukaan gue adalah museum transportasi. Seru gitu lihat aneka moda transportasi dari zaman baheula. Kereta api, mobil jadul sampe double decker. Ih, seru!
Yah, pas mukanya mau nangis pulak :D
  • Tempat syuting atau pemotretan paling hits
Gimana nggak? Lo mo pura-pura foto di Sumatera Barat? Bisa! Malah dulu inget banget, filler di salah satu stasiun TV pas gue masih kecil syuting di sini. Gue awalnya ngirain, “Ih, eksis ya, syutingnya jauh”, nggak taunya di TMII aja gitu..

Teater Tanah Airku juga salah satu lokasi yang sering dipake buat syuting. Dulu gue pernah nulis buat program TV yang syutingnya di sini. Bisa seharian deh, gue, stand by di sini.

Museum-museumnya nggak kalah ketinggalan jadi lokasi syuting dan pemotretan. Zaman SMA, gue pernah nemenin temen gue yang fotografer motret buat buku tahunan di Museum Transportasi. Terus pas di Astro juga syuting buat sebuah program di Museum Migas.

She Will Be Loved

Kemarin pas menuju GBK bareng Adis, gue sempat ngomong bahwa gue lagi merasa numb. Ga ada gairah rasanya saat melakukan sesuatu. Olahraga, belanja, semuanya. Bahkan nafsu makan aja nggak ada. Mirip kaya Julia Roberts di Eat, Pray, Love deh. Datar aja gitu rasanya lihat apapun.

Balik lari gue naik Trans Galaxy, sambil dengerin playlist di Nokia Mix Radio. Malam itu gue pilihya cuma 2 artis, Katie Perry dan Gwen Stefani. Secara Mix Radio, ya, lagu yang diputar kan bukan hanya dari dua artis itu, tapi juga dari musisi lain yang genre musiknya sejenis.

Tau-tau lagunya Maroon 5 yang She Will Be Loved diputar..

Sambil ikutin nyanyi, eh kok mata gue rasanya panas ya..

Lagu ini memorinya kenceng banget. Seringnya bikin gue kuat lagi kalo lagi ada masalah. Lebayatun ya, masa cuma gegara lagu..

Jadi suatu masa sekitar 10 tahun yang lalu, gue baru aja mengalami hari-hari yang amat sangat buruk. Putus dari pacar terlama dalam kondisi yang tidak sangat baik-baik lah ceritanya. Cemen? Kadang suka merasa gitu, tapi kalo lo tau cerita selengkapnya.. Mungkin akan mikir beda. Mungkin lho ya, haha. Tapi nggak mau ceritain ah, terlalu complicated dan bak membuka luka lama *apasih*

Monday, April 28, 2014

Mendulang Inspirasi

Minggu lalu gue ikutan lagi Kelas Inspirasi, kebagian di SDN Kenari 11. Apa sih Kelas Inspirasi? Singkatnya, ini adalah hari di mana kita para profesional (pekerja maksudnya) menyisihkan waktu untuk anak-anak SD dan memberikan sekelumit kisah tentang profesi kita masing-masing.

Diharapkan, dari kedatangan para profesional ini bisa memberikan inspirasi bagi anak-anak, kalau gue lihat, khususnya di bagian cita-cita.

Seperti yang kita tau, cita-cita anak kadang general banget; dokter, guru, polisi, dst. Ya nggak ada yang salah dong dengan hal ini. Tapi andai mereka tau sejak dini bahwa ada puluhan, ratusan, bahkan ribuan profesi yang bisa mereka pilih, bukannya lebih bagus?

Dua kali gue ikut, yang mau jadi dokter masih jadi mayoritas. Yang terakhir kemarin, gue sempet tanya ke mereka, ada yang tau nggak berapa lama waktu yang akan mereka habiskan di sekolah untuk mencapai profesi dokter? Nggak ada yang tau. O ya, gue nanyanya di kelas 6, yang berarti harusnya mereka udah sedikit banyak ngerti, ya. Setelah sama-sama menghitung, kira-kira lebih dari 15 tahun untuk jadi dokter (dihitung sejak SD).

Terus ada anak yang nanya, "ibu berapa lama sekolah untuk bisa jadi penulis?"

Gue jawab, "SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, kuliah baru tahun pertama saya udah kerja sambil kuliah". Dan mereka terpana..

"Jadi, kuliah terus dapet duit sendiri?"
"Iya dong, malah bisa bayar kuliah sendiri.."

Syukur-syukur kalau ini bisa jadi pemicu mereka bahwa profesi itu sangat beragam.



Walau baru dua kali ikut Kelas Inspirasi, mungkin ada beberapa catatan yang bisa gue bagi untuk teman-teman yang mau ikutan juga:

- Jangan ragu. Kalau udah ada niat, langsung daftar. Profesi apapun, pasti menginspirasi. Nggak hanya untuk anak-anak, gue sendiri terkagum-kagum dengan ragam profesi yang gue temui di 2 Kelas Inspirasi kemarin. Gue ketemu sama peneliti, pelukis, pharmacist, pemilik distro, dan buanyak lagi. Yang semuanya gue kenal dengan nafas yang sama: niat untuk berbagi.
Ya, semua pekerjaan menginspirasi kok.

- Nggak bisa public speaking? Ini agak sulit emang sih. Tapi ingat, kita ngomong sama anak-anak lho, bukan CEO atau sesama profesional. Gunakan bahasa sederhana yang gampang dimengerti anak.
Gue juga bukan orang yang pinter ngomong depan publik. Tapi karena senang ngobrol, jadi gue anggapnya ngobrol aja.
Masih bingung juga? Baca poin berikutnya!

Friday, April 25, 2014

Antara Saya, Langit Dan Mainan

Hari ini Langit ulang tahun, yeaaay! Dan belum blogger banget kalo nggak bikin postingan di hari-hari spesial dalam hidupnya. Bukan begituh? :D

Langit adalah belahan jiwa gue secara harfiah. Kenapa? Hanya sama dia lah gue pernah berbagi hidup; darah, nafas, detak jantung, segalanya.

Bagi gue, wajar kalo gue sebut dia sebagai belahan jiwa. "Tapi itu kan harusnya suami, Lit". Ye kan makanya gue bilang secara harfiah, cuy.

Sejak jadi ibu, emang benar-benar rasain kalo apa yang terjadi sama kita ga lagi yang terpenting. Yang terjadi sama anak, sekecil apapun jadi penting.

Gue bukan tipe orangtua yang menyanjung anak, mendewakan anak sehingga apapun yang ia inginkan harus dipenuhi. Nope. Bukan sama sekali.

Banyak hal yang nggak bisa gue penuhi ke Langit baik karena kondisi nggak memungkinkan atau karena menurut gue nggak baik efeknya bagi kami berdua jika diluluskan.

Misalnya masalah mainan. Langit udah lama juga naksir sama mainan Rose Bud dan Sylvanian Families. Dua mainan ini lucu dan karena terbuat dari kayu, jadi lebih awet. Tapi harganya? Alamakjan!! Mahal gilaaa.. Tadinya sempat gue mau cuek "ah, beliin deh, tapi,dia harus janji nggak boleh beli apa-apa lagi habis ini". Kesian juga sih sebenernya, kalo ke toko mainan yang jual 2 benda ini, dia bakal betah berlama-lama, "aku liat doang kok, bu, kan tabungannya belum cukup". Jadi dia nabungin recehan dari gue atau bokap, entah,kapan mencapai harga mainan ini, hihi.

Monday, April 21, 2014

Jangan Panggil Aku 'Sis'

Hahaha..

Maap ya teman online sejagad raya. Tapi beneran deh, gue ngerasa janggal aja kalo dipanggil sis. Gue agak bingung, asal muasal atau yang menciptakan panggilan sis di dunia maya itu siapa ya, pertama kali?

Gue ga terlalu sering belanja online. Yah ada lah lumayan beberapa kali belanja di onlineshop. Lalu disapa penjualnya 'sis', kalo udah gini gue suka sengaja balas email, sms, line atau apalah dari mereka dengan menyebut 'mbak'. Kadang ada yang paham dan mengubah panggilan ke gue jadi 'mbak' atau 'kak', ada juga yang kekeuh manggil sis. Haha..

Bicara sapaan dari orang lain emang kadang lucu buat dibahas..

- bunda
Ini biasanya dipake sama SPG di supermarket. Apalagi SPG susu. Udahlah gue sebel dipanggil 'bunda' sama orang yang usianya nggak pantes manggil gue bunda, nawarinnya susu bubuk pulak! Jadi subyektif kan? Haha.

- ibu
Nah, kalau ini, gue emang dari dulu cita-cita dipanggil ibu sama anak gue. Bahkan jauh sebelum jadi ibu, anaknya sahabat gue si Lia, manggil gue dengan sebutan 'Ibu Ita'. Dan sama keponakan sekarang, gue lebih prefer dipanggil Ibu Ita juga.

Kalau sama mbak-mbak, tukang ojek, angkot, dst gue tapi suka kesel dipanggil ibu. Ya semacam in denial deh. LOL.

Friday, April 18, 2014

Nikah Bawa Rezeki?

Selama ini gue ngaku lah, bahwa nggak punya SOP dalam keuangan. Apa yang gue dapat, tabung, invest bulanan, habiskan! Haha, selalu kaya gitu. 

Apalagi pas zaman awal kerja, duile, boro-boro nabung. Rasanya belanjaaaaaa mulu! Payahnya saat itu belum kenal merek, jadi yang gue beli ya yang gue butuh doang. Macam baju, sepatu, tas, ga peduli merek. Modelnya suka, harga masih ada duitnya, beli dah. Mungkin karena di keluarga, nyokap bokap juga orangnya lempeng aja kali, ya, sama beginian. Paling dulu mahal-mahalan, belinya Mango. Zara belum masuk pas awal kerja, haha. 

O iya yang ga pernah lupa tentunya ngasih nyokap dong. Ini biar kata seratus dua ratus, pasti ngasih. Mungkin ga bantu apa-apa buat mereka, tapi ada kepuasan tersendiri saat ngasih dan gue yakin ada kebanggaan juga buat nyokap :') 

Pas udah nikah baru deh shock culture, haha. Apalagi langsung hamil. Duit rasanya cepet amat abisnya 
Periksa hamil, melahirkan, imunisasi, nabung beli rumah, dan seterusnya dan seterusnya. 



Jadi ingat kata orang dulu; nikah itu bawa rezeki. Masa iya? Bukannya pengeluaran jadi banyak? 

Eh tapi kalo dipikir-pikir nggak juga, ya. Sama kaya di artikel 5 Alasan Keuangan Bagus Menikah, pas gue baca alasan-alasannya masuk akal banget! 

Misalnya nih, dari satu pendapatan jadi ada dua. The more the merrier kan? Tadinya beli syampo buat sendiri pake duit sendiri, jadi buat berdua pake duit berdua. Ngemal tadinya nyetir sendiri, beli bensin srndiri, bayar parkir sendiri atau naik taksi bayar sendiri, sekarang jadi sekali bayar tapi,buat dua orang. Macam buy one get one, haha 

Terus masalah penambahan aset juga bener banget! Zaman single, berapa orang sih yang kepikiran punya rumah atau tempat tinggal sendiri? Ada? Ih, kok kita ga kenalan dari dulu sih? *ganjen*. 

Thursday, April 17, 2014

Transportasi Publik dan Empati

Beberapa waktu lalu gue bikin blogpost yang kira-kira isinya kalau gue naik kendaraan umum, gue bisa ketemu banyak orang dari berbagai lapisan. Ga cuma sampai situ, ini bikin gue jadi tau banyak cerita dari beragam orang dan melatih empati.

Ya, kalo ga ketemu sama ibu tunanetra di Kopaja mungkin gue bakal nyinyir bahwa angkutan umum Jakarta ga ramah kaum difabel dsb dst. Walaupun padahal emang bener, LOL, but at least i know bahwa banyak orang yang peduli sama ibu tunanetra ini.

Meminjam istilah Jokowi, kalau ga turun, ga nyentuh kulit, kita ga akan tau apa masalah rakyat #teamJokowi *apasih*

Eh, beberapa waktu lalu ndilalah kok ada postingan mbak-mbak yang ngomel gara-gara ibu hamil minta tempat duduk di angkutan umum..
 
DARR!!

Salah dong gue, selama ini menganggap naik kendaraan umum bisa mengasah empati?

Mbaknya ini berarti kan naik angkutan umum juga, ya..

Thursday, April 10, 2014

Yang Tersisa Dari Pemilu

Yak yang disebut sebagai pesta demokrasi rakyat akhirnya lewat juga. 9 April jadi tanggal keramat bagi banyak orang yang terlibat.

Caleg, keluarga caleg, lembaga survei, tim sukses, dan seterusnya.
Tanggalnya boleh lewat, tapi keriuhannya? Wih, ga berhenti sampe.. umm.. pemilihan presiden tanggal 9 Juli nanti kayanya deh!

Media masih bahas *iyalah secara baru kemaren*, real count juga belum diumumin. Kalo hasil quick count sih PDI-P yang menang. Kemarin orang-orang partainya pasang target di atas 20% ga taunya sejauh ini hanya mandeg di angka 19,5%. Artinya apa? Ya PDIP ga kuat kalo mau usung capresnya sendiri. Harus koalisi. Konon demikian kalo kata politisi.

Itu bahas di media atau blog lain yang serius aja ya? Gue mungkin punya pandangan tapi ga secanggih blogger lain :D

Di sini kita bahas yang lucu-lucu bin ringan aja. Masalah money politics alias sogokan buat rakyat. Kalo zaman dulu ya its all about money, ada uang partai disayang.

Setelah money politics disorot kencang, berubah konsep. Gimana caranya ambil hati dan keliatannya peduli rakyat? 

Tuesday, April 8, 2014

Cerita Sepanjang Jalan

Dengan hobi gue naik angkot (bukan hobi tapi pilihan. Hihi), gue jadi sering dapet cerita dari orang-orang yang gue temui sepanjang jalan. Kadang ada cerita lucu kadang sedih kadang menginspirasi.

Satu yang gue pasti, mereka memperkaya pengetahuan gue dalam hidup sih. Bahwa hidup nggak cuma apa yang gue jalani aja.

Gue ketemu bapak yang pengin anaknya masuk asrama karena menganggap istrinya terlalu manjain anak-anaknya.. (pernah gue tulis di sini)

Gue ketemu pak sopir taksi yang dulunya petinggi di apa tuh SPBU punya Malaysia yang kemudian tutup?(pernah gue tulis di Mommies Daily ini)

Gue ngobrol panjang sama seorang ibu yang hari itu hari terakhir dia ngantor setelah 21 tahun bekerja di perusahaan yang sama. Men, 21 tahun! Pantes pas dia tau umur gue berapa dia bilang, 
"wah kamu masih muda banget" *ehm*.
 
Hari itu si ibu bawa beberapa kantong besar isinya makanan. Untung hari itu kami naik omprengan isinya cuma berdua. Jadi dia agak leluasa bawa barang-barangnya. Wajahnya berganti-ganti dari excited karena bakal nggak ngadepin macet lagi sampe nelongso karena "besok saya di rumah ngapain aja ya?".

Monday, April 7, 2014

Being 'Mimin'

Never thought jadi mimin alias admin akun Twitter akan jadi salah satu hal yang gue kerjain. Kerjaan ini dibilang gampang, nggak juga. Dibilang susah, ya nggak juga.

Gampangnya apa?
Yang gue pegang, @mommiesdaily, ya emang nyaris dari awal adanya akun ini udah ngadmin. Karena asalnya dari forum, kebanyakan di awal follower-nya yang udah kenal, lalu bahasannya juga nggak jauh dari kehidupan sehari-hari yaitu jadi mamak-mamak.

Persoalan tata bahasa, nggak jadi masalah besar. Typo sebisa mungkin nggak ada, stick with 1 bahasa. Jadi nggak campur-campur macam blogpost gue ini, haha, mana suka salah. Bukan apa-apa, kalo salah kan tengsin, secara keluarnya atas nama 'merek' mommiesdaily bukan nenglita. LOL.

Nah atas dasar 'merek' ini juga yang harus dijaga kredibilitasnya. Inilah bagian susahnya. Gampangnya gini, kalo tweet isinya salah, mana bisa dipercaya kredibilitasnya? Salahnya mulai dari salah ejaan, salah nulis atau salah informasi.

Bukannya gue ga pernah salah pas ngadmin, pernah. Salah akun salah satunya. Harusnya gue ngetweet dari akun pribadi, eh keluarnya dari akun MD. Untung tweetnya ga lagi gosipan, hahaha! Kebalik juga sering, tweet menyapa follower eh keluarnya di akun gue, haha. Yang ada pada bertanya, kok gue serius amat di akun sendiri? Hihi...

Friday, April 4, 2014

Manusia Setengah Dewa

Ini harusnya gue posting untuk Music Monday, ya. Tapi nggak tahan :D
Kemarin gue balik naik bus, terus biasa lah ada pengamen. Dia nyanyiin lagu Manusia Setengah Dewa-nya Iwan Fals. Gue emang suka banget sama lagu ini. Menurut gue lagu ini dalem abiiis! Nyepet banget buat pemerintah.

Simak videonya yang sekaligus ada liriknya ini:



Menjelang Pemilu/ Pilpres, tiba-tiba banyak orang murah hati. Bagiin duit, sembako, sigap dalam bencana, dan seterusnya. Kemarin gue lihat wawancara salah satu tokoh politik yang asli mukanya gue ga demen abis, apalagi dia salah satu yang harusnya terlibat kasus Rudi Rubiandini tapi entah kenapa nggak ikut ketangkep (subyektif, bodo ah). Dese yang inisialnya SB ini, ketangkep kamera bagiin duit dan sembako di 2 wilayah. Pas diwawancara sama sebuah televisi dia bilang, "Ini kan bentuk rasa bahagia saya ke masyarakat. Kecuali kalo saya pas bagiin sambil bilang ayo pilih saya, nah itu baru money politic" #yearite mista!