Monday, March 31, 2014

Terjadi Lagi..

Baru 3 mingguan yang lalu, gue ga tidur 2 malam berturut-turut. Dan kejadian lagi di long weekend kali ini.

Sabtu
Langit masih cerah ceria. Siang kami bikin puding bareng, sore main-main sama tetangga-tetangga.
Abis maghrib, ke rumah Bianca, Igun syuting di sana. Langit minta ikut, Igun juga minta gue ikut karena gue yang kenal.
Menjelang selesai syuting, Langit ngantuk minta pangku. Emang, semalam dia tidur agak telat dan bangun kepagian. Gue pegang tangannya agak anget, mungkin kecapean, pikir gue. Karena biasanya dia gitu kalo capek tangannya panas.
Sampe rumah langsung tidur.
Setelah Langit tidur, gue baru bebersih. Terus pas mau tidur, nengok ke kamar Langit dulu untuk cek suhu badannya. 39,2. Langit kebangun. Gue minumin Tempra. Gue temenin dulu, sampe jam 00.30 ga tidur-tidur juga bocah. Pindah ke kanar gue, ga tidur juga. Pindah lagi ke kamar dia, sama aja. Teruuuuus sampe adzan subuh. Gue pikir bakal tidur abis subuh, nggak juga.
Sampe jam 7, 8, 9, akhirnya keluar kamar untuk ajak makan. Abis makan mandi, terus dia tidur jam 11 di depan tv.
Gue siap-siap karena ada sharing session sama New Parent Academy jam 1.30. Abis zuhur, pas mau jalan, Langit bangun. Marti panik karena Langit badannya menggigil. Gue deketin, matanya terbuka tapi ga lihat ke gue. Gue panggil, nggak nyaut. Gue tepuk pipinya, nggak nyaut. Noleh pun nggak. Matanya lurus ke depan. Kosong.
Ya Allah.. :((

Thursday, March 27, 2014

Terpesona Oleh Devdan


Bukan, bukan nama pria :p
Devdan adalah salah satu pertunjukan seni di Bali. Ini jadi salah satu lokasi yang gue kunjungi waktu ke Bali dalam rangka ulangtahun tahun lalu Tradnovation-nya Orang Tua Grup adalah Teater Devdan di Nusa Dua, Bali. Devdan sendiri berasal dari 2 kata bahasa Sansakerta yaitu Deva dan Dhana yang berarti ‘Anugerah Tuhan’.

Cerita di teater ini diawali dengan perjalanan 2 anak yang sedang liburan di Bali. Merasa bosan dengan susunan acara yang ada, 2 anak ini berjalan-jalan dan menemukan sebuah kotak yang berisi barang-barang yang mewakili daerah-daerah di Indonesia.

Di sinilah, cerita dimulai…

Semua pulau di Indonesia diwakili dalam pertunjukan ini. Mulai dari Aceh yang berada di ujung pulau Sumatera, sampai Papua. Tarian yang disuguhkan sangat, eh, amat sangat menarik! Paduan antara tarian tradisional dan modern. Ada tarian yang dibawakan secara massal, ada juga yang dibawakan oleh sepasang laki-laki dan perempuan. Yang terakhir ini mewakili indahnya hutan Borneo. Pasangan ini seolah-olah menari di akar-akar pohon yang menjuntai, alias mereka menari menggunakan tali. Banyak sekali adegan-adegan yang bikin penonton, termasuk saya, menahan napas. Takut pegangan mereka jatuh, bok! Bayangkan, si lelaki berpegangan di tali, sementara yang perempuan hanya mengaitkan kakinya di kaki si lelaki.

Wednesday, March 26, 2014

Takut!

Gue jarang merasa takut atas sesuatu. Mungkin karena terbiasa hidup seadanya, jadi ya, jalanin aja. Ga mikir yang nggak-nggak.
Ini mudah-mudahan bukan takabur, ya. Maksudnya ke hal yang kaya balik malam sendiri, naik angkot, nyebur ke laut padahal kemampuan berenang minim, yah hal-hal kaya gitu deh.

Tapi ada 2 hal yang gue takut.
Pertama, darah.
Ini tingkatnya masih belum seberapa kali, ya. Gue ga pernah sadar kalo gue takut darah. Paling kalo liat darah asli, suka rada keliyengan, tapi ga ambil pusing.

*muka panik padahal cuma cek gula darah doang :p

Sampai suatu hari ceritanya sok nemenin temen, eh, mantan pacar lah, operasi kecil. Insisi di kelopak matanya ada benjolan. Pas baru mulai gue masih tenang karena penasaran juga. Nah pas mulai darah keluar,mengalir, banyak! Mulai deh, gue pusing, mata berkunang-kunang, gelap... Pingsan! :D

Lalu pernah juga gue naik motor lalu nabrak tukang bubur (yak, gara-gara ini, gue ga dipercaya lagi bawa motor sama nyokap dan kakak gue). Guenya nggak apa-apa, terus sambil menyelesaikan masalah sama si abang bubur, gue merasa sudut mata gue perih. Gue colek, darah bok! Lalu berulang, pusing,berkunang-kunang, gelap, pingsan! :D

Tuesday, March 25, 2014

Ke Chiang Mai, Ngapain?



“Ngapain di Chiang Mai?” itu pertanyaan yang seorang teman waktu gue kasih tahu lokasi tujuan ke Thailand dalam rangka Ford Fiesta Ecoboost 1.0 International MediaDrive kemarin. Ternyata, banyak! Chiang Mai, merujuk situs lonelyplanets.com, merupakan kota terbesar ke dua setelah Bangkok.


Chiang Mai terkenal sebagai kota tua, banyak lokasi budaya dan sejarah di sana. Kota ini udaranya segar karena terletak di kaki bukit dan dikelilingi pegunungan. Kotanya cenderung lebih tenang, walaupun night life-nya tetap ada di beberapa area. Chiang Mai jika diartikan adalah New City. Chiang Mai sebelum tahun 1920 bisa dibilang terisolasi karena hanya bisa dicapai lewat sungai atau perjalanan darat menggunakan gajah. Interesting!
Sayang, kunjungan yang begitu singkat sehingga gue nggak sempat mengeksplor lebih jauh kota yang menyenangkan ini. Serius, kota ini menyenangkan. Terbukti, walaupun test drive harus melalui sekitar 230km, tapi saat di dalam kota, orang-orangnya cenderung sabar dalam berkendara. Mereka tidak keberatan dipotong konvoi, dan mau memberi jalan untuk kendaraan lain. Tidak seperti di kota besar di Indonesia, if you know what i mean :p
Namun demikian, ini ada beberapa lokasi yang kami kunjungi dan mungkin bisa dijadikan referensi kalo mau mengunjungi Chiang Mai:

Monday, March 24, 2014

Kata Ajaib

Di keluarga gue, nyokap dan kakak adiknya sering mengucapkan berbagai kata ajaib. Entah, ada bahasa Betawi, basa Sunda, atau kadang bahasa yang mereka ciptakan sendiri.

Ini beberapa kata yang sering digunakan dan persepsi artinya:

Arep arep eja (edited: ternyata kata tante gue arup arup)
Arti: malu-malu tapi mau
Contoh penggunaan:
"Ciye arep arep eja tuh ditawarin makan.."
Kata ini udah, gue dengar seumur hidup gue kayanya. Gue ga paham sih,asalnya dari bahasa apa. Sunda apa Betawi? Tapi udah jadi common banget diucapkan internal keluarga besar kami.
Sejauh ini belum pernah dengar orang lain ngucap kata ini. Ada yang tau ga?
Nah, karena di-edit, ini gue tambahin ya. Kata tante gue, arup arup itu dibalik dari pura-pura -__- jadi arup arup eja, maksudnya pura-pura nggak mau :p

Tempolong
Arti: mendengarkan pembicaraan orang lain
Contoh penggunaan:
"Ya udah gue jadi tempolong deh,dia berdua ngobrol seru banget"
Ini juga ga tau serapan dari bahasa mana. Tapi karena udah dengar sejak kecil, jadi, ya gue anggapnya nguping pembicaraan,orang lain di mana kita ga terlibat itu namanya jadi tempolong :D

Friday, March 21, 2014

5 Hal Tentang Nias



Pertengahan Mei tahun lalu, gue kembali ke Nias. Ini adalah kali kedua gue ke Pulau Kecil nan rupawan ini. Seperti sebelumnya, Nias selalu menyuguhkan pesona yang mampu membius gue. Nias mungkin tak seindah Bali, Belitung, Raja Ampat dan lain sebagainya. Fasilitas di Nias juga tak selengkap lokasi-lokasi wisata lainnya. Apalagi pascagempa dan tsunami beberapa tahun lalu. Ya, walaupun bencana itu sudah lama berlalu, tapi nampaknya Nias cenderung lebih lambat ‘mendandani’ dirinya sendiri.

Ini 5 hal yang bisa gue share tentang Nias:

1. How to get there?
Dengan pesawat dari Jakarta, kita harus transit di Bandara Udara Polonia, Medan. Dari Medan, baru kita meneruskan penerbangan menggunakan pesawat kecil ke Bandara Udara Binaka, Gunung Sitoli, Nias.
Ada 2 maskapai yang terbang ke Nias, yaitu Wings Air dan Sriwijaya Air. Kalau gue pribadi, memilih Wings Air, karena armadanya relatif lebih terawat. Mungkin ini subyektif, ya, tapi mengingat rute penerbangan ke Nias yang cukup menantang (landing di antara pegunungan x_x), gue pribadi butuh pesawat yang (setidaknya) tampilannya meyakinkan.


O, iya, setiap hari Sabtu, penerbangan dari dan ke Nias via Medan tidak ada. Jadi lo harus memastikan jadwal kunjungan di sana. Jangan sampai seperti gue yangpernah delay 2 hari akibat pesawat kami di hari Jumat batal terbang akibat cuaca buruk, jadi kami harus menanti penerbangan berikutnya yang baru ada di hari Minggu 
Satu lagi cara menuju ke Nias adalah lewat jalan darat. Dari pulau Sumatera, kita harus ke pelabuhan Sibolga lalu naik kapal ke pelabuhan Gunung Sitoli.

Thursday, March 20, 2014

Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada..

Masihkah kita bersujud pada-Nya?

Akhir-akhir ini Langit udah mulai banyak tanya masalah ketuhanan, agama, konsep surga, neraka, dan sebagainya.

"Bu, katanya kalo masuk surga atau neraka nanti bisa muda lagi, lho"
"Di neraka kan ada api, tapi kalo kita kena api di sana sakit ga bu?"
"Kenapa kita harus pilihnya masuk surga bukan masuk neraka?"
"Emang di neraka nggak enak ya, bu?"
"Kenapa kalau kita berdoa nanti disayang Allah?"
Dan seterusnya.

Susah pertanyaannya?
Bagi gue, iya banget. Susah.
Mungkin karena dari lahir gue memeluk agama Islam, jadi udah terbiasa. Dulu pas masih kecil, mungkin gue pernah nanyain hal yang sama ke nyokap, ya. Nah sekarang giliran gue, dah.

Wednesday, March 19, 2014

Kasus Belanja Online

Pasti udah pada sering dong, belanja online? Emang deh, internet memudahkan segalanya.
Tapi nih, walaupun banyak kelebihan, pasti ada kekurangannya juga belanja secara online. Antara lain kondisi barang ga sesuai sama di foto dan pihak penjual ga bisa dipercaya.

Yak, tau sih, kadang pembeli juga nyebelin tapi gue bicara dari sudut pandang pembeli ya.

Kasus 1
Waktu ols masih jaraaaaaaang deh, sekitar tahun 2008. Masih keranjingan beli baju anak,secara baru punya anak.
Di gambar bajunya bagus banget. Akhirnya pesen deh tuh jumper bayi. Pas barangnya dateng, duh. Jahitannya kasar, sablonnya ga kinclong, bahannya molor2 gitu.
Kecel.

Kasus 2
Beli sepatu. Di foto bagus, pas dateng bagus juga. Tapi ga lama kemudian jahitannya kaya mau lepas. Baru juga dipake sekali.
Sebeeeeel banget, mendingan gue ke Payless!


Saturday, March 15, 2014

Insanity

Bukan, bukan program workout yang heboh di forum Female Daily itu. Hahaha.

Jumat kemarin gue flight jam 9 pagi, tapi gue harus jalan sebelum jam 6 dongs ke bandara secara kalo di atas jam 6, wasalam deh. Bisa jam 9 baru sampe :|

So, taksi dah sampe dari jam 5 kurang. Si bapak emang luar biasa. Hujan dari jam 1-an tuh ga brenti-brenti. Jam 5.15 akhirnya gue siap dan berangkat.

And you know what? Udah macet lho.

Jadi kalo dari Galaxi ke tol Jatibening gue lewat sisi tol Cikunir. Idealnya jam segitu kan sepi ya secara juga hujan, enakan selimutan dah. Haha. Asli lho udah lumayan brenti jalanan itu. Trus... sampe masuk tol antre udah panjang.

Luar biasa ya semangatnya warga Bekasi nyari duit. Hihihi.

Singkat cerita, gue berhasil sampe bandara jam 6.30 pas. Boarding jam 8.30-an, pesawat ternyata jam 9.40. Hebat Garuda Indonesia ga pake delay.

Jam 1 sampe Svarnabhumi, Thailand. Lanjut jalan lagi ke Hua Hin. Di rundown, lama perjalanan diperkirakan 3 jam 45 menit. Asoy! *gelar kasur*.

Sampe hotel mandi bentar terus langsung jalan lagi untuk makan malam. Kelar dinner langsung balik kamar, tidor.

Paginya bangun jam 6, janjian lari sama Laila, Ed in chief Cleo. Yuk mari, lari ga pake lama-lama tapi ambisius abis itu langsung NTC. Haha.

Seharian test drive Ford EcoSport. Ntar detail dan foto bakal di-share di Mommies Daily secara lengkap.

Sekarang?
Tiduuuuur....

Besok janjian lari lagi. Hahaha
#ambisiusalert

Monday, March 10, 2014

Pokoke Jokowi

Yah, saya kan emang #timJokowi, ya :D

Udah lama banget tulisan ini ada di draft, tapi ga kelar-kelar karena terlalu banyak yang bisa ditulis dari bapak satu itu.

Setahun lebih yang lalu, gue nulis tentang Jokowi for DKI1, waktu itu lagi rame masalah Jokowi ke Jakarta apa tetap di Solo.

Nah, sekarang lagi rame masalah wacana pencapresan dirinya. Banyak spekulasi seputar masalah ini. Skenarionya juga beragam. Mulai dari masang-masangin Jokowi dengan tokoh lain sampai asumsi gimana nasib suara PDIP kalau Jokowi nyapres atau tidak.

Kalo gue..
Jokowi nyapres? Hayu mari, pasti gue dukung...

Sunday, March 9, 2014

Talk and Talk

Yeah, talking is cheap.
Tapi pada kenyataannya mahal buat beberapa orang.

Barusan jam 10-an gue kelar nidurin Langit terus turun nemenib Igun nonton bola. Lalu ada suara ribut-ribut dari rumah depan.

Awalnya cuek aja. Tetangga depan anaknya laki semua, ya wajar suka pada ngobrol kencang atau ribut kecil. Tapi suara makin kenceng.

"Oh itu si B (anak tengah mereka) kalo tidur suka ngigo dan ngigonya heboh", kata gue.
Lalu kami balik nonton bola. Eh, Igun sih yang nonton sementara gue browsing artikel-artikel tentang romansanya Eric dan Calleigh di CSI Miami #penting.

Ga berapa lama, suara ributnya sampe kedengaran dari garasi rumah mereka. Dan yang mengejutkan, anak yang paling kecil teriak "TOLONG!".

Thursday, March 6, 2014

Mengenang Pak Jojon

Tadi pagi,  baru jam 8.30 buka hp, pas buka Twitter, langsung kebaca tentang meninggalnya Pak Jojon. Kalau orang lain terbiasa sebut Jojon, maka gue kebiasaan manggil beliau Ayah Jojon. Sok akrab? Ya biarin deh.

Beberapa tahun yang lalu, waktu gue di Komando, Ayah Jojon merupakan salah satu talent andalan kami. Kebetulan kami banyak produksi acara-acara komedi, talent yang hampir selalu kami libatkan adalah Ayah Jojon.

Mulai dari acara sahur, sampai buka puasa.
Kebayang kan, kalo bulan puasa, gue ketemu beliau lebih sering daripada ketemu bokap nyokap gue sendiri? Sahur bareng beliau, buka puasa juga.

Yang gue inget dari Ayah Jojon adalah:

Wednesday, March 5, 2014

2 Malam Kemarin..

Luar biasa.
Hari Minggu balik dari arisan keluarga, badan Langit panas. Tapi masi ada di angka 37-38, jadi gue masih santai.

Malamnya, skin to skin. Langit tidur gelisah, bolak balik kebangun. Senin pagi panasnya di angka 39, 5. Ajak makan, terus minum penurun panas. Gue tetap ngantor karena ada meeting. Nunggu nyokap datang buat nemenin, terus baru jalan.

Sore abis meeting langsung balik.  Selama di kantor telp ke rumah, panasnya masih di angka 38,7- 39 terus. Udah minum penurun panas lagi jadinya, dan alhamdulillah masih mau makan dan minum plus mau tidur siang.

Sore sampe rumah, matanya sayu banget. Badannya masih di kisaran suhu yang sama.

"Aku besok mau sekolah, bu"
"Kalau badannya udah ga panas, sekolah ya.."

Monday, March 3, 2014

Setahun Tanpa Mie Instan

Dan gue masih hidup! LOL.

Lupa sih kapan persisnya mencanangkan hidup tanpa mie instan ini. Malah kayanya udah setahun lebih, deh.

Kalo gue kan emang orang yang santai aja masalah makanan, ada mie instan ya gue makan, nggak ada ya nggak nyari. Nah, suatu hari *malah kayanya udah 2tahunan kemaren*, suami bilang,"perut gue buncit nih, nggak mau makan nasi ah!". Gue bilang daripada muluk-muluk (standar perut melayu kudu kena nasi), mending stop makan mie instan kalo lagi begadang nonton bola.

Eh manjur. Dia ga pernah makan mie instan lagi. Plus perutnya mengepis, haha. Karena gue yang menyarankan, malu dong kalo gue makan. Jadi deh, sejak itu di dapur nggak pernah ada mie instan.

bye-bye, indomie rasa soto mie ditambah sambal Bu Rudi 2 sendok :D


Lumayan lah, walaupun menu makanan nggak selalu sehat, setidaknya udah coret makanan yang emang sebungkusnya kalorinya hampir setara sama lari 10k. Gila kan, gizinya juga ga ada, bener-bener buat numpuk kalori doang tuh.

Walaupun 1-2 tahun ini nggak pernah beli atau makan mie instan, tapi bukan yang benar-benar nggak makan, sayangnya. Pernah nih, ke kost sepupu Igun di Bandung, namanya juga anak kost laki-laki pulak, dia niat banget pokoknya kami harus makan di sana. Lalu kami disuguhi, mie instan rebus! Haha. Demi menghargai niatnya, yawis makan lah :)