Beberapa waktu lalu,
@adenits nelepon gue..
“Kak, kamu mau bantuin nggak buat Breastfeeding Fair?”“Acara AIMI? Mau dong!”“Iya kak, jadi pembicara buat talkshow temanya….”“Mau!”“Tapi kak, jangan mahal-mahal ya.. soalnya..”“Adeee, buat AIMI kan? Udah deh, nggak usah mikir gituan!”
So, jadilah gue
kemarin dengan bangga menjadi salah satu pembicara di salah satu talkshow di
rangkaian acara Breastfeeding Fair 2015-nya AIMI ASI.
Eh iya, kenapa dengan
bangga?
Gini deh. AIMI
merupakan salah satu organisasi di Indonesia yang sudah diakui secara
internasional untuk gerakan pemberian ASI-nya. AIMI merupakan organisasi di
Indonesia yang dipercaya dan dirujuk oleh siapapun kalau sudah bicara tentang
ASI. AIMI dikenal dengan peraturannya yang ketat mengenai kerjasama.
“Nggak boleh kerjasama dengan produk A karena dia produksi susu bubuk”“Nggak bisa kerjasama dengan produk B karena sepabrik sama botol dot”“Menolak kerjasama dengan produk C karena menjual botol dot, dan kawan-kawannya”
Ribet? Nggak dong.
Bayangin kalo
organisasi yang mendukung ASI tapi kerjasama dengan produsen susu bubuk (susu
bubuk ini termasuk susu balita, batita, susu formula, dsb ya) kan jadinya aneh.
Secara logika, produsen susu bubuk jualannya apa? Ya susu bubuk dong. Lalu dia
mendukung pemberian ASI. Kalo semua ibu-ibu ngasih ASI ke anaknya, siapa yang
beli susu bubuk (sufor)-nya?
Nah, bangganya gue adalah, berarti gue dipandang 'bersih' di mata AIMI. Haha! Tapi alhamdulillah memang sih sejauh ini, walaupun ini blog pribadi, gue pernah berapa kali menolak tawaran kerjasama dengan merek susu :) Sok idealis? Biarin. Gue cuma nggak mau nulis yang kurang sesuai dengan kata hati gue *tsah*
Balik lagi ke acara
#BFF2015, gue bicara di sana di talkshow yang temanya “Menuliskan Milestone
Anak di Blog”, bareng sama 2 narasumber keren, Chica foundernya mamarantau.com
dan @pustakalana plus Ria Miranda. Iya, Ria Miranda yang itu. Yang fashion
designer kondyang, yang kece berat, yang follower IG-nya 300 ribuan itu. Hits
kan? Gue mah bak remah-remah rempeyek di antara mereka…
Poin yang bisa gue
ambil dari pembicaraan kemarin antara lain:
Tujuan menulis
milestone?
Tentukan tujuan nulis
milestone anak di blog buat apa sih? Buat dokumentasi aja kah? Buat sharing
kah? Atau ikut-ikutan aja? Hehe. Sorry nih, soalnya kan di era social media
saat ini, banyak banget orang ikut-ikutan tanpa tau apa tujuan dan maksud dari
satu hal yang dia lakukan itu.
Kalo gue jujur,
karena gue suka nulis. Gue akan menulis apa yang mau gue tulis. Di blog ini,
malah jarang kan milestone Langit sebenernya, milestone Langit terangkum dengan
rapi justru di Mommies Daily. Haha.
Kalaupun gue tulis
milestone atau hal yang berkaitan dengan Langit di sini, itu biasanya hal yang
penting dan sukur-sukur bisa bermanfaat buat orang lain. Misalnya tentang gigisusu yang belum copot padahal gigi permanen udah muncul, tentang pemilihansekolah, dan lain sebagainya.
Eh, emang kenapa sih
nulis milestone anak aja pake tujuan segala? Kalo menurut gue lebih supaya
nantinya kita juga nggak bingung mau ngisi atau nulis apa di blog sendiri. Dan
juga sudah siap dengan segala risiko yang bakal kita terima berkaitan dengan
hal yang kita publikasikan di dunia maya. Remember, once you go digital, you
cant go back.
Kapan waktu nulisnya?
Kalo gue kemarin
bilangnya nyicil. Maksudnya, dengan kecanggihan teknologi, gue manfaatin dong
supaya gadget lebih produktif. Gue suka nulis blog atau apapun di handphone,
nanti ketika ada waktu untuk nulis di laptop tinggal di-sync aja deh.
Kalau Ria kemarin
bilangnya harus maksain untuk nulis. Kalo hanya wacana nggak bakal kejadian, jadi
paksain aja buka laptop lalu nulis deh.
Sementara Chica
bilangnya diatur waktunya. Chica ini hebat lho, dia minta waktu 2-3 jam per
hari sama suaminya supaya nggak diganggu karena dia mau nulis. Canggih ya?
Apa passionmmu?
Kalau Ria kemarin
mengaku bahwa ia memang suka nulis product review. Makanya dia memang hampir
selalu nulis me-review sesuatu. Sementara Chica seneng nulis mengenai
travelling atau jalan-jalan. Menurut gue, dua hal ini emang penting dan bakal
dicari terus sama para orangtua atau buibu jaman sekarang sih.
Coba kita ini kan,
nggak usahlah mau nginep di hotel mahal, mau makan atau beli kue aja mestiiiiii
cari review-nya dulu. Ya nggak? Haha.
Kalo gue, misalnya
kalian rajin baca blog gue (yakali ada yang rajin), pasti ngeh passion gue ke mana.
Yak betul, ke arah galau! Hahaha. Nggak ding, gue lebih mementingkan aspek
psikis atau emosi ke anak. Lebih ke esensi menjadi seorang ibu serta hubungan
ibu dan anak. Nggak tau kenapa ya, mungkin karena emang di sini anaknya jarang
piknik (kurang jalan-jalan) dan juga nggak punya barang-barang fancy buat
di-review. Hehehe.
Dengan memahami
passion kita, tentunya jadi lebih mudah saat menulis. Jangan passion-nya di
beauty tapi mau sok nulis tentang dunia politik. Walaupun bisa aja nyambung
(kondisi politik di Indonesia yang serba korup bikin semena-mena nggetok pajak
barang di bea cukai, misalnya).
Kalau menulis tentang
anak, do’s and don’t’s-nya apa?
Kalo gue, jangan
pernah menulis identitas anak segamblang mungkin. Misalnya kalo gue pribadi
nih, nggak perna menulis tentang sekolah anak. Di blog ini, cuma yang rajin
bacain, yang bakal tau sih anak gue sekolah di mana. Tapi gue nggak pernah
state hal tersebut, dan kalau ada yang nanya juga gue prefer membalasnya dengan
japri. Selain itu gue juga nggak pernah menyalakan location saat mengupdate
sesuatu berkaitan dengan sekolah Langit.
Selain itu, jangan
pernah mem-posting foto anak tanpa busana. Ya kali anak kita masih kecil atau
bayi sekalian. Tapi kita nggak pernah tau sesakit apa oranng-orang di luar sana.
Better safe than sorry..
Kemarin gue akhirnya
malah jadi dapat masukan sih, ada salah satu blogger yang bilang bahwa dia
sekarang mulai nutupin muka anaknya kalau posting di socmed. Nutupin pake
stiker atau kacamata gitu, at least muka anaknya nggak keliatan jelas banget.
Atau Chica juga
bilang bahwa dia jarang banget hampir ga pernah publish foto anaknya secara
jelas. Dia mengakali dengan foto anaknya jarak jauh, jadi focus foto lebih ke
background-nya. Nice tips, ya! Ini jadi catatan banget sih buat gue..
Apa lagi ya? Kayanya
segitu aja yang gue inget, karena lainnya itu kami beneran ngobrol ngalor ngidul
haha-hihi seru macam udah lama nggak ketemu padahal kemarin itu perdana
ketemuan.
Thank you AIMI ASI
udah ngajakin gue partisipasi dan akhirnya malah jadi punya banyak teman baru
yang keren bin inspiring!
Ibu Lita idolakuuuu <3 <3
ReplyDeleteIbu Feni ay lop yu :**
Deletewah, kereeeeen..
ReplyDeleteBangga lah pokoknya saya, bangga bin norak :)))
Delete