Thursday, December 31, 2015

Hari Terakhir 2015: Nonton Alvin and the Chipmunk!

Setelah gagal nonton Good Dinosaurs dua kali (iya, dua kali!), gue sempet bilang sama Langit bahwa aka nada film Alvin and the Chipmunk, tapi tahun depan. Eh, kemarin tau-tau Qania (teman kantor) bilang bahwa Alvin udah main di bioskop! Waah, segera buka web 21 dan Blitz, bener dong udah ada!

pic dari sini

Kebetulan memang hari ini, tanggal 31 Desember, gue berencana untuk nggak masuk kantor. Hehe. Gue mikir baliknya pasti macet, lagian kasian juga anak gue liburan nggak ke mana-mana sama sekali.

Akhirnya, tadi jam 11 kami nonton Alvin di Blitz Grand Galaxy Park. Bagus nggak?

Monday, December 28, 2015

Mom's War



Tujuh tahun jadi ibu, gue baru sadar bahwa kompetisi zaman SMA dulu nggak ada apa-apanya. Dunia ibu, harus kita akui dengan lapang dada, adalah dunia yang penuh kompetisi.

Pertanyaan "Kapan nikah" yang mungkin pernah terlontar pada kita beberapa tahun lalu dan bikin kita super galau, jadi terasa seringan kerupuk putih yang konon kalo dibakar warnanya hitam berarti mengandung plastik. Pertanyaan/ pernyataan "Anaknya ASI ga" atau "Anak gue udah bisa jalan umur 10 bulan", nah ini baru yang bisa bikin galau ga bisa makan bahkan sampe keluar duit banyak buat konsul sama para ahli.

Klaim bahwa, ibu pasti mau yang terbaik buat anaknya, kemudian jadi pembenaran. Ya, udah pasti ada benarnya sih. Ketika menjadi orang tua, secara psikologis kita pasti pengin anak mendapatkan kehidupan yang lebih baik dibanding kita dulu waktu seusianya. Makanya kemudian, hal yang kita inginkan waktu kecil, kita luapkan ke anak.



Anyway, di dunia ibu diam-diam ada beberapa Mom's War yang abadi. Di blogpost ini, gue bahas 2 aja ya. Yang paling hits sepanjang masa.

Wednesday, December 23, 2015

Menulis Tentang Anak


Beberapa waktu lalu, @adenits nelepon gue..

“Kak, kamu mau bantuin nggak buat Breastfeeding Fair?”
“Acara AIMI? Mau dong!”
“Iya kak, jadi pembicara buat talkshow temanya….”
“Mau!”
“Tapi kak, jangan mahal-mahal ya.. soalnya..”
“Adeee, buat AIMI kan? Udah deh, nggak usah mikir gituan!”

So, jadilah gue kemarin dengan bangga menjadi salah satu pembicara di salah satu talkshow di rangkaian acara Breastfeeding Fair 2015-nya AIMI ASI.



Eh iya, kenapa dengan bangga?

Monday, December 21, 2015

Anak Pinter Bukan Yang Dapat Nilai 100!



Eh percaya nggak sih?

Bulan ini kan lagi pada musim bagi rapor tuh, lalu di FB belakangan lagi rame masalah upload rapor anak ke dunia maya. Kalo gue sih #seriusnanya tujuannya apa sih upload rapor?

Rata-rata yang upload biasanya menyertakan caption ucapan syukur atas nilai yang diraih sang anak.Menurut gue sih bebas-bebas aja. Gue lebih concern ke masalah identitas lengkap anak yang biasanya tercantum di sana. Namapun zaman sekarang, kita nggak tau sesakit jiwa apa orang yang lihat socmed kita.

Jujur aja, sebagai ibu-ibu yang nggak kurang ambisius ke anaknya, gue nyantai banget sama sekolahnya Langit. Berapapun hasil yang didapat, ya Alhamdulillah aja. Toh bagi gue, kecerdasan anak nggak berdasarkan angka di sekolah.

Tapi perlu diakui, waktu Langit perdana UAS (Ulangan Akhir Semester), wuih! Gue kepikiran banget! Kira-kira anak gue bisa nggak, ya? Gimana kalau nilainya jelek dan lain sebagainya? Ya balik lagi, walaupun (insyaallah) udah paham banget bahwa  kecerdasan anak bukan hanya masalah angka di nilai ujian, tapi teteub dong ada sisi kekhawatiran anak gue bisa catch up apa nggak sama pelajaran sekolah?

Selama dua tahun jadi orang tua anak SD, Alhamdulillah juga gue nyekolahin anak di sekolah yang tepat. Sekolah yang nggak mengedepankan nilai akademis semata. Walaupun ya, secara formal memang masih ada namanya ulangan, PR, dan seterusnya. Alhamdulillah, sesuai deh sama visi dan misi pengasuhan gue.

Pemikiran gue ini semakin dikukuhkan oleh Ibu Elly Risman, lewat materi workshop parenting yang diadakan oleh Supermoms dan Daddycation tanggal 5 Desember kemarin. Intinya di sana kami mengupas 9 kecerdasan anak. Apa aja sih, 9 kecerdasan itu?

Thursday, December 17, 2015

Pengguna Ojek Pasti Tau!



Jauh sebelum ojek online ngehits, gue udah naik ojek. Bahkan waktu ngantor di Kemang, guelangganan ojek. Iya, dari Bekasi- Kemang, pulang pergi naik ojek. Nggak pegel? Ya pegel, cuma demi kelancaran perjalanan, gue pilih ngojek aja. Karena nggak berani bawa motor sendiri, terlalu malas nyetir mobil sendiri, terlalu gerah naik angkot, ga kuat bayar kalo naik taksi. Hehe.
 
 Kalaupun akhirnya berhenti langganan, lebih karena tukang ojeknya yang nggak tahan bok. Mereka yang pegel ternyata. Haha. 

Berdasarkan pengalaman gue sebagai certified ojek consumer, gue pun merangkau berbagai hal yang mungkin pernah dan hanya dialami oleh para penunggang ojek.

Tuesday, December 15, 2015

We Never Know..



What's behind the closed door. 



Di era socmed kaya sekarang ini, Z bisa dengan mudah melihat kehidupan orang lain. Bukan hanya kesehariannya aja, tapi bisa sampe apa bedak yang dia pake, sepatu kesayangan anaknya, makanan favorit suami, sampe sprei yang dipakai di kamar tidurnya.

Ya, sampe segitunya.

Makanya nggak heran kalau gue suka bilang bahwa socmed itu bak pisau bermata dua. Alih-alih mau menggunakan bagian yang satu buat ngiris, yang atas malah mengiris tangan kita. Alih-alih mau sharing, disangkainnya pamer. Haha. Ya, memang kadang sharing sama pamer bedanya tipis sih, setipis kuit bawang!

Monday, December 7, 2015

10 Questions to: Dwi Sugiarti, Mengambil Hikmah Dari Musibah


Gue pernah nulis (bisa juga mengeluh) di blogpostyang ini, di mana kalau suami sakit biasanya ia menjelma bak bayi gede. Padahal sakitnya ‘Cuma’ flu, demam, dan aneka common cold lainnya. Beberapa teman juga sering bercerita hal yang sama, para suami mereka kalau sakit itu repotnya minta ampun! Sahabat gue, Dwi Sugiarti alias Uwi, mengalami cobaan yang lebih besar. Suaminya, divonis mengidap kanker. Dan ini bikin gue malu. Malu sama keihlasan Uwi, malu sama ketabahan dia yang… wah, luar biasa!


Kebetulan, gue mengikuti perjalanan penyakit suami Uwi dari awal hanya bersifat kecurigaan, bolak balik mencari tenaga medis yang tepat, sampai saat ini. Gue merasa bahwa ketabahan dan keikhlasan Uwi menjalani ini semua, pantas banget di-share ke semua orang. Nggak usah jauh-jauh cari contoh atau bikin contoh mengenai keihlasan seorang istri, gue bisa dapat dari Uwi.

Yuk ah, baca ceritanya di 10 Questions to Dwi Sugiarti J

Friday, December 4, 2015

Aneka Ria Pertemanan



Di sebuah studi yang pernah gue baca, seseorang hanya mampu memiliki hubungan pertemanan dengan 150 orang. Wah, kalo zaman sekarang nggak bisa ya? Path aja (yang gue ga punya itu) dulu awalnya 100 (apa 150?) orang rasanya sedikit banget, makanya sekarang ditambah.



Gue lumayan banyak kenal orang, teman lah ya. Tapi yang di hati? Selected. Belakangan ini, gue suka mikir tentang pertemanan, tentang persahabatan. Seiring berjalannya waktu pasti banyak yang berubah. Kemudian, gue jadi bikin lingkaran-lingkaran pertemanan versi gue sendiri.

Tuesday, December 1, 2015

Risiko Ibu Bekerja part 3

"Merasa bersalah nggak sih kalo ninggalin anak kerja?"

Well, itu pertanyaan sering banget dilontarkan buat para ibu bekerja. Jawabnya, buat sebagian besar, ya udah pasti iya. Apalagi kalo punya anak tipe cranky kalo pisah sama ibunya.



Kalo gue jawabnya, depend on situations.

Semenjak jadi ibu, jadwal sosialisasi alias pergaulan gue menurun drastis. Dari yang tadinya tiap kelar kerja pasti main, nongkrong sana sini,jadi langsung pulang.

Nggak ada yang nyuruh. Mungkin insting gue yang kasih sinyal aja.