Penyesalan Selalu Datang Belakangan

Ya kalo depanan namanya pendaftaran atau pre order kali cyiiinn...

Tadi abis #MDlunch perdana. Senang banget, acara makan siang bareng member ini rencananya bakal diadakan rutin di hari Kamis minggu terakhir di bulan tersebut. Nggak cuma makan siang, tapi ada narsum yang diundang untuk ngobrol topik tertentu. Tadi, temanya potty training yang emang hot thread lah di forum :)

Seperti biasa kalo kopdar sama anak forum Female Daily pasti obrolan ke mana-mana. Tadi sampailah ke masalah weaning.

Satu penyesalan terbesar gue selama jadi ibu adalah, menyapih secara paksa. Hiks.

Kenapa maksa?
Bukan, bukan karena gue kerja, malas bangun atau apa. Tapi karena kondisi fisik. Kesannya aku lemah ya, haha.

Jadi,selama menyusui Langit, gue telanjur nyaman dengan posisi tiduran. Nah,salahnya gue selalu miring ke kanan. Awalnya ga apa-apa, tapi lama kelamaan, bahu kanan gue kaya bergeser. Mungkin karena ketindihan beban tubuh terus menerus dan posisi juga kurang pas, ya.

Mainan Baru

Bukan, bukan gadget, haha!

Kalau baca tulisan gue di artikel Momies Daily tentang membersihkan wajah, kan ada 4 jenis pembersih wajah yang gue pake, ya. Nah, sekarang ada 1 lagi pendatang baru yang langsung memikat hatiku.
Namanya CC Bubble All in One Cleanser-nya Secret Key.

Awalnya karena kehabisan si Muji Cleansing Oil. Sempat jadi galau *halah* mau terusin pake apa. Secara ya, si Muji ini gue udah cocok banget. Botol ke-5 kalo nggak salah. Sayangnya, Muji skin care nggak masuk ke Indonesia. Mau beli Shu, bukannya takut nggak cocok, malah justru takut cocok dan repurchase-nya mahal bok! Apalagi berdasarkan review forum, keampuhan Muji Cleansing Oil, menyerupai Shu C/O punya. Jadi kenapa gue harus spend duit sebanyak itu untuk hasil yang sama?

Balik lagi ke CC Bubble.
Setelah nitip sama Sarah yang sempat ke Singapura dan KL dalam waktu berdekatan, hasilnya: nihil. Entah barang udah discontinue atau emang lagi habis. Patah hati lah gue..

Pertanyaan Yang (Tidak) Sulit

Scene 1

(di dalam kamar,mau tidur)

Ibu membacakan buku: "Supaya tidak banjir, dibangun tanggul.."
Anak menyela: "Tanggul itu apa? Kenapa kalo ada tanggul jadi nggak banjir?"

Ibu menghela nafas: "Tanggul itu semacam tembok yang dibikin di sungai. Kalo ada tanggul, airnya terhalang jadi ga banjir. Tapi kalo tanggul jebol seperti ini (menunjuk buku), bisa juga banjir"
Anak belum puas: "Jebol itu apa?"

Ibu tampak berpikir mencari kalimat sederhana supaya bisa dimengerti bocah usia 5 tahun: "Apa ya? Gini, waktu itu tempat minum kamu pernah bocor kan ya? Terus isi tas jadi basah semua. Nah,itu,mirip kaya tanggul jebol. Yang tadinya airnya nggak bisa keluar tanggul, karena jebol airnya keluar deh. Jadi banjir.."

Anak memperlihatkan wajah puas lalu melanjutkan baca buku.

Scene 2
(ruang keluarga, lagi bercanda)

Anak gelitik ibu.
"Ibu, aku kelitikin geli nggak?"

Ibu tertawa, balas menggelitik anak.
"Haha,geliii... Sini kamu aku kelitikin!"

Anak tiba-tiba diam.
"Bu, kelitikin di sini boleh nggak?", sambil menunjuk arah paha dalam.

Girls Just Wanna Have Fun!

Friday night. Yeay!
Ya udah pasti tak sebebas Jumat malam-Jumat malam sebelumnya. Tapi cukup senang malam ini.

Berawal dari Dana, sahabat sejak di Komando ngajak ketemu. Awalnya gue mau balik cepat karena ada Kirana, teman sekolah Langit main di rumah. Ternyata Dana lagi di Kemang. Ya wis, gue suruh dia ke kantor aja.
Obral obrol di Boxmart sebentar terus (niatnya) meluncur pulang. Pas lagi nunggu taksi, punya ide untuk telpon Lia, sahabat gue sejak kuliah yang juga sobatan sama Dana.

Maklum ya, namanya juga emak-emak, mana yang dua itu udah beranak 2, hahaha. Jadi seringnya janjian ketemu tuh susah. Adaaaa aja. Ternyata kalo dadakan, si Lia langsung ok. Niat dia Pilates langsung buyar karena rayuan dua ibu-ibu kece ini.

Sekali lagi, karena emak-emak, kami udah nggak pernah mikir ketemuan di lokasi yang fancy. Tebet udah paling bener. Searah gue dan Lia balik, Dana rumahnya di Tebet. Kelar masalah lokasi mah.

Ketemuan, ngobrol, gosip, cekakan udah jauh lebih dari cukup buat 3 ibu bekerja ini. Hepi lah.

Di antara kami bertiga, Dana itu emang paling gahar. Mulutnya nggak bisa direm, ceplas ceplos. tapi anaknya baik banget. Kadar Rock n roll-nya di atas gue, haha.
She's a single mom with 2 kids. Menafkahi anak-anaknya sendiri. When i say sendiri, ya maksudnya sendiri. If you know what i mean. She's so strong. Cerita hidupnya juga bak lautan lepas, penuh gelombang. Persis kaya emosi dan dirinya sendiri, ekspresif!

Gondrong!!

Tiap hari pasti ada waktu jam keluar main sore di kantor :p seperti biasa kan obrolan ngalor ngidul. Ga boleh direncanain, ye. Mulai dari ngomongin politik, kerjaan, cari ide,curhat sampe seru-seruan aja. Nah, kemarin obrolan berkaitan sama cowo gondrong.

Diawali dengan statement Chief Geek alias Omeko yang bilang,"kalo bini gue liat gue zaman gondrong pasti ga mau dia sama gue". Terus gue nyambung lah,"Ah,bener banget! Gue juga pas liat foto Igun zaman gondrong suka bilanv untuuuung aja nggak kenal dia waktu itu,hahaha".

Diskusi pun dimulai:
Cowo memanjangkan rambut biasanya karena 'dendam' zaman sekolah rambut lewatin krah baju aja pasti dibabat.
Anak-anak ICAS juga tuh. Pas lulus SMA langsung deh pada manjangin rambut walaupun ga ada yang sampe gondrong banget. Secara ya,di 61 itu dulu strict banget. Boro-boro deh gondrong, sepatu warna hitam itu ya berarti hitam semua. Bahkan merek atau tali sepatu juga wajib hitam. Nulis ini jadi inget hukuman-hukuman yang gue terima waktu SMA,hahahah.

And... Action!

Sejak kuliah, gue suka motret. Hasilnya nggak bagus-bagus amat, sih. Lumayan aja lah ya. Hahaha..

Waktu kuliah ikut klub fotografi, terus belum masuk era digital. Jadi semua hasil foto harus dicetak untuk tau hasilnya bagus apa nggak. Mahal? Iya lah! Tapi sebagai mahasiswa yang kampusnya juga bukan anak-anak orang kaya, pasti banyak caranya. Mulai dari beli film dengan harga lebih murah di Pasar Baru sampai cuci cetak menggunakan nama para senior di studio foto langganan mereka. Oh, iya, ada lagi juga namanya cetak seluruh film tapi hanya ke satu lembar kertas foto. Aduh, apa ya, istilahnya kok tiba-tiba lupa.. Intinya, penghematan itu wajib!

Lalu mulai kenal digital camera, tapi belum mampu beli. Minjem aja punya kakak gue, kamera pocket. Makanya Langit bayi, fotonya belum kece resolusinya karena banyakan dari handphone aja. Tahun 2010 baru deh, kebeli itu Canon 550D. Waktu beli harganya masih sekitar 7,5 juta. Cuma basic doang lensanya. Mahal juga, yak :|

Lumayan lah sejak itu, sering mainin kamera jadi bisa eksplorasi motret (yang pada akhirnya motret Langit doang, hahaha). Tapi berhubung kami bukan keluarga yang doyan hambur-hambur duit, prinsipnya, setiap barang yang dibeli harus bisa menghasilkan. Jadi sifat barang mewah (yoi, itu kami anggap mewah dong) harus ada nilai ekonomisnya. Beruntung, kan, suami gue kerjanya berkaitan sama video shooting, jadi si kamera ini cukup sering menghasilkan uang, haha. Bahkan, salah satu dokumenter suami yang menang di Golden Lens (apa dah itu) syutingnya ya hanya pakai si 550D ini. Alhamdulillah, yaaa...

Another Lesson

Kemarin gue lari-lari sore di GBK sama Adis. Terus baliknya sekitar abis Isya, tadinya agak ngeri juga ga dapet omprengan. Tapi pas jalan keluar, kok ada Avanza jalan pelan-pelan. "Ah ini pasti omprengan". Benar aja, seorang bapak baru balik kantor sekalian ngompreng. Yang naik mobilnya, baru berdua, gue dan satu ibu lagi.

Gegara maraknya berita penculikan, perampokan, plus kebanyakan nonton serial kriminal, gue rada parno. Gimana kalo tau-tau bapak dan ibu ini kerjasama culik gue? Iya, GR banget emang. Hahaha.

Karena agak nervous, gue sibuk ajak ngobrol mereka berdua. Haha. Bedon yak. Tapi serius, ini gegara berita kehilangan mbak financial planner kemaren emang rada parno. Walaupun si mbak ternyata nggak hilang melainkan menghilangkan diri. But anyway, intinya parno. Titik.

Si ibu yang satu ternyata turun di Jatiwaringin, berarti dia duluan, dong. Tinggal gue sama si bapak.

Being 33

Yeay sampe di angka cantik! Alhamdulillah hari ini nambah angka yang berarti berkurang setahun jatah hidup di dunia.

Gue selalu senang dapat ucapan ultah. Dulu pas sekolah malah sampe tulis di diary *ahem* kronologis siapa yang ngucapin dari jam 12 malam lengkap sama waktunya.

Tahun ini yang pertama ngucapin adalah.... Kaskus! LOL. Ternyata gue pernah bikin account di sana. Dapet deh email blast ucapan selamat ultah.

Sementara lagi ngobrol asyik sama suami,jadi ga ngeh kalo udah jam 12 malam.

Kalau tahun lalu melewati penambahan usia di Bali sama teman-teman OT dalam rangka Tradnovation, maka tahun ini cukup di Puncak sama Igun dan Langit. Dari jauh-jauh hari Igun ngajak jalan emang. Niatnya dia mau kasih surprise *tsah* ngajak camping. Tapi cuaca nggak memungkinkan, takut hujan terus malah nggak nikmatin. Tadinya hampir batal ke mana-mana. Gue udah cuti sih. Jadi Rabu itu jemput Langit terus urus SD-nya dan ke bank. Jam 1 tau-tau gue watsap Igun, "yuk kita jalan aja". Ditanya ke mana, ya nggak tau. Haha. Pokoknya jalan. Sampe di tol seperti biasa, masih diskusi ke mana. Terus ke luar Puncak, ya udah mau ke Hotel Seruni aja kali, ya. Karena emang view,hotel dan harganya bagus.

Tidurlah..

Saat mengetik ini gue lagi ada di atas mikrolet 26. Duduk paling pojok jadi bisa bebas mengamati yang lain.
4 orang yang duduk di kursi ber-4 depan gue (tau dong "enam empat, enam empat..") merem semua. Yang sejajar sama gue 3 ibu lagi ngobrol, kayanya baru pada balik dari Tenabang (Tanah Abang, tapi menyesuaikan lidah buibu Betawi jadi Tenabang ye, cin). Sisanya mencoba merem.

Gue?
Nah ini lagi ngetik.

Suka sebel lho sebenarnya guea ini tipe yang nggak bisa tidur kalo lagi di jalan. Bukan, bukan karena ini naik mikrolet. Naik bus komplek atau omprengan yang lebih privat aja juga ga bisa. Naik mobil pribadi? Enggak bisa juga. Bisa tidur hanya di kasus-kasus tertentu.

Pas road trip, lumayan bisa tidur. Itu tapi kalo gue duduk di belakang alias Igun ada navigator, ya. Kalo mudik ber-3 ya gue agak susah tidur tuh. Duduk depan, tar kalo gue tidur Igun ngantuk gimana?
Makanya dulu pas lagi belon kawin,keluarga road trip ke Solo. Ya gue dah yang duduk di depan,nemenin bokap sepanjang jalan.

Menjauh..

Pernah nggak ngerasain, orang yang tadinya dekat banget sama kita tiba-tiba menjauh. Mungkin awalnya dari jarang ngobrol, mau ketemu susahnya minta ampun atau bahkan sampe udah kelar gitu aja nggak pernah balas telp, sms atau apa aja deh you name it saluran komunikasi mutakhir.

Gue pernah dan itu nggak enak banget. Ga bisa dipungkiri, namanya pertemanan pasti seiring berjalannya waktu masing-masing individu bakal berkembang. Bakal berubah. Idealnya, perkembangan itu melibatkan satu sama lain. Tapi kenyataannya, perkembangan seringkali malah mengubah seseorang. Yang berubah tempat kerja, sekolah atau tempat tinggal.

Di awal perubahan, rasa terbiasa satu sama lain masih erat. Kontak-kontakan masih terjadi. Saling curhat, cerita atau melepas rindu dengan pertemuan. Tapi waktu berlalu, masing-masing orang akan menemukan kehidupan yang lain. Mungkin lebih berwarna atau gempita dibanding sebelumnya. Wajar.

Today's Outfit: Inversion

Minggu lalu, di kantor ada foto buat profile Female Daily. Seperti biasa, yang paling repot adalah urusan: Dress code!

Setelah berlama-lama, akhirnya diputuskan (secara paksa, LOL) untuk pake warna putih. Ini salah satu hasil foto yang gue suka:

foto kantor tapi gaya selfie :D

Pilah Pilih

Barusan baca berita ini di Kompas http://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/03/0906385/Kisah.miris.Pengungsi.Banjir.Tolak.Nasi.Bungkus.dan.Mi.Instan . Silakan baca link itu dulu,baru baca tulisan gue :D

Opini gue?
Asli gemes. Saat lihat berita tentang musibah, yang terlintas dalam benak pasti kasihan, ingin bantu sebisanya, dan lain-lain. Ada uang seperak dua perak, pasti kita mau kasih. Nggak ada uang? Ya pasti kita usaha berikan yang lain. Pakaian layak pakai, misalnya.

Tapi setelah baca berita itu, jadi males kan? Bayangin aja perasaan warga yang udah bahu membahu ingin bantu pas pengungsi ditawari makan, malah nanya "lauknya apa?" or worse, makannya ga disentuh lalu dibuang.