Tuesday, July 31, 2012

Tentang Usia

Kabar meninggalnya nenek gue bukan hal yang mengejutkan. Sudah 14 tahun beliau sakit. Tapi tentu, berpulangnya seseorang, kehilangan anggota keluarga tetap membawa cerita sedih dalam diri semua manusia.

Tahun 1998, persis setelah kerusuhan Mei 98, nenek gue stroke. Hasil 'undian' (baca: rembukan) perawatan sehari-hari nenek akan dilakukan oleh nyokap gue.

Di awal, nenek gue masih bisa jalan walau tertatih, masih bisa bicara walau kadang pikun, masih bisa bilang mau BAB/ BAK walau sesekali kelepasan. Kami sekeluarga, khususnya nyokap (she has such a BIG heart) tetap mengurusnya.

Tahun demi tahun dilewati, dari terasa berat, hingga akhirnya terbiasa. Sabar dan ikhlas, itu selalu yang dikatakan nyokap. Sementara bokap, dibalik kecuekannya, "ini kesempatan papa membalas budi pada ibu". Ya, nenek dari pihak bokap, gue bahkan ga sempat mengenalnya.

Kondisi nenek terus menurun seiring usianya yang menua. Hingga ia ga bisa lagi jalan, hingga kami ga lagi mengerti bicaranya, hingga ia kembali memakai pospak seperti anak-anak kami.

Sering gue atau kakak gue protes, kenapa yang urus full hanya nyokap? Padahal nyokap juga ingin mengunjungi cucunya setiap hari, ikut jalan-jalan berlibur sesekali. Nyokap ga bisa, karena nenek sudah demikian tergantung padanya. Sabar dan ikhlas, itu selalu yang nyokap katakan.

Rabu dinihari, beliau kritis. Semua anak cucu berkumpul di Condet. Gue, yang malam itu langsung tertidur, ketinggalan berita. Baru tau pas subuh. Esok harinya langsung menuju ke Condet.

Kondisinya ga kunjung membaik. Beberapa orang bilang, "mudah-mudahan yang terbaik, karena kalau begini selain kasihan, juga capek.." Langsung disanggah sama nyokap, "aku nggak. Insyaallah aku ikhlas, ga ngerasain capeknya". Ah, mama, betapa mulia dan super hero-nya mamaku..

Minggu malam nyokap sempat bbm kondisi nenek yang semakin menurun, sudah nggak sadar dan terus gelisah. Gue pikir, Senin pulang kerja deh, mampir ke Condet.

Tapi takdir berkata lain. Baru aja lagi nge-draft senangnya anniversary gue yang ke-5 sama Igun, kakak gue nelp, "ta, ke Condet ya, sekarang". Linglung, gue matiin laptop, beberes dan baru sadar, apa maksudnya nenek meninggal?

Ternyata iya. She's gone. She's going to heaven :)

Terkadang usia terasa begitu sebentar sampai kita lupa untuk mengucapkan atau melakukan hal baik atau berlaku baik terhadap sesama.

Tapi yang terjadi, nenek gue hidup cukup lama. Entah memang jalan Allah, atau memang ia memberikan kesempatan kepada anak-anaknya, cucunya melakukan hal baik untuknya? Wallahualam.

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un.

sent from my Telkomsel Rockin'Berry®

Friday, July 27, 2012

Gangguan Kecil

Walaupun sudah menikah, tapi pasti dalam setiap kehidupan pernikahan ada yang namanya gangguan atau godaan. Baik dari pihak suami atau istri. Hah, istri? Yakin? Bukannya godaan biasanya justru di laki-laki?

Kan, ada istilah yang bilang kalau pria itu seperti wine, makin tua makin bagus :D

Nah, sekarang nih, semua perempuan punya smart phone dalam genggaman. Berhubungan dengan internet, bukan lagi privilege mereka yang kantoran atau bisnis, tapi semua!
Jejaring sosial pun, kebanyakan perempuan yang aktif. Disini nih, ketemu mantan pacar, kenalan baru, sosok idola, gebetan jaman sekolah, dst dsb.

gambar dari sini

Sehingga gangguan itu semakin memungkin...

#dari mantan yang gagal move on
"Si xxx (menyebutkan nama mantan dengan durasi pacaran terlama) minta pin BB lo, gimana?"

"Lo pake nanya sama gue? Jangan dikasih!"

*biar kata udah nggak ada rasa, tapi sebaiknya dihindari. CLBK hanya berlaku untuk anak-anak SMA :p

#dari rekan kerja
"Mau balik bareng ga?"

"Mau dong!" (motif bukan kecentilan, tapi demi penghematan)

"Tapi temenin gue makan dulu, ya, sebentaaaar aja"

*ini sih, nggak apa-apa, siapa tau ditraktir makan. Kan enak, ongkos gratis dan bonus dapat makan :))

#dari kenalan baru
"Nanti malam ketemuan, yuk"

"Gue nggak bisa. Udah gue kasih tau kan, ya, gue udah punya anak?"

"Oh, terus status lo sekarang berarti apa?"

"Status apa?"

"Suami, masih ada?"

"Alhamdulillah, masih ada.."

"Oh ok, ya udah ntar malam jadi, ya, di cafe xxx.."


*-___-

#dari mantan 'friends with benefit' aka HTS aka TTM aka EEP mungkin? :p
"Eh, kamu apa kabar? Kemana aja?"

"Oh, gue baik-baik aja.."

"Kamu lagi dimana?"

"Gue lagi dikantor, nih"

"Kamu udah nonton film X belum?"

"Belum lah, mana sempet! Gue sekarang balik kantor kan langsung balik, kasihan anak gue"

"Nonton yuk! Sekali-kali nggak apa-apa kali.."

*perhatikan penggunaan kata kamu dan gue :D

Tersanjung? Ya pasti.
Tapi demi menjaga kewarasan kita bersama, lebih baik hindari kali ya.

Ga mau bicara gender, tapi terpaksa. Ingat kenapa anak-anak KD tinggal sama Anang? Anaknya Reza sama Adjie? Yak, disinyalir perceraian mereka karena perselingkuhan yang dilakukan oleh pihak istri.

Secara hukum dan berdasarkan banyak yurisprudensi memang anak di bawah umur harus ikut atau dalam pengasuhan ibunya namun ketentuan tersebut secara mutlak tidak dapat menjadi ukuran hakim dalam pertimbangannya. Hakim pada umumnya akan mempertimbangkan tentang kelakuan dan tabiat dari si Ibu, kedekatan psikologis Ibu dan si anak, kemampuan financial si Ibu dan jika di Pengadilan Agama, tentunya hakim harus mempertimbangkan ahlak dan aqidah dari si Ibu. Jika ternyata si Ibu dianggap tidak memenuhi kriteria di atas maka hak asuh dapat jatuh ke tangan bapak- dari sini
Istri yang berselingkuh bisa menjadi pertimbangan akhlaq/ akidah atau tabiat buruk si ibu :(

Soooooo,
Daripada bela-belain mendapatkan getar-getar cinta *halah* atau percikan-percikan kebahagian didalam hati atau desiran dalam dada (ini bahasa gue apaan sik), tapi mempertaruhkan risiko macam diatas, yuk dadah babay!




Monday, July 23, 2012

Desperate Housewives :D

Film seri ini adalah satu-satunya film seri yang mau gue tonton di DVD.
Eh tapi, gue juga bukan penggila film seri, sih, paling yang gue tonton CSI, Bones, Criminal Minds, yah sama DH ini.
DH satu-satunya film seri kecewe-cewean yang gue tonton (selain Cinta Fitri dan Wulan- LOL, abaikan). Kenapa gue suka film seri ini? Menurut gue penulis naskahnya keren, masalah seputar Wisteria Lane bisa jadi panjang bener. Dan asiknya, nggak membosankan. Kalau cerita mulai membosankan, si penulis memasukkan tokoh baru atau bikin intrik-intrik kecil yang bikin gemas dan penasaran. 

Nah, basi banget kalo gue bahas tentang film seri ini. Secara kemaren baruuuu aja season finale. Tapi gara-gara season finale itu, gue jadi punya ide brilian: nonton ulang semua episode Desperate Housewives.

Gue mulai ngikutin DH pas season 3, tahun 2006. Makanya mau beli yang season 1, eh tau-tau si Uwi @maniapasta bilang punya dvd-nya lengkap! Ahay, merilah kemari!

Jadilah sejak Kamis malam kemarin, gue nongkrong khusyu nontonin dari season 1. Berhubung waktu nonton cuma bisa pas Langit udah tidur, alias jam 10 keatas, alhasil sampai hari ini baru sampe episode 12 di season 1. Oh iya, 1 season ada 2 keping dvd, masing-masing 12 episode. Berarti masih ada 6 season x 2= 12 keping, dan 1 keping 1B. Kapan kelarnyah iniiiih...

Nah, sejauh ini yang gue tau dari 4 karakter utama (dalam season 1, ya) adalah:

- Bree Van De Kamp, perempuan perfeksionis (kalau nggak mau dikatakan OCD) yang memang perfect. Cantik, jago masak, jago bebenah rumah, gardening, pokoknya ibu rumah tangga idaman! Tapi justru kesempurnaannya ini bikin suaminya, Rex, nggak betah, Dia bilang "I can't stand to live in a detergent commercial!" dan bikin mereka cerai.

- Lynette Scavo, from career woman to housewives. Punya 4 anak dalam kurun waktu 5 tahun (di season berikutnya, kalo ga salah anaknya udah nambah). Lynette sempat stress karena ngurus anaknya sendiri, dan merasa jadi ibu yang gagal saat dirinya merasa butuh dibantu. Padahal mah ye, emak manapun (kecuali Astri Nugraha, mungkin, hehe) wajar banget kalau kadang-kadang merasa 'neg sama rutinitasnya sehari-hari. Bukan berarti nggak cinta keluarga, tapi menurut gue, everyone has their own limit. Lynette sangat dicintai oleh suaminya, Tom Scavo. Iri deh :D

*gambar dari sini


- Gabrielle Solis, si egois, mantan model, paling cantik, seksi, nggak mau punya anak (walaupun in the future akhirnya punya anak, akibat Carlos pengen banget dan 'ngakalin' pil KB-nya) dan tajir berat akibat pernikahannya dengan Carlos Solis. Salah satu yang bikin Gabie jadi legend adalah perselingkuhannya dengan tukang kebunnya yang ABG dan emang bikin deg-degan, Jonathan. Gabie emang bandel bener dah, tetap nekat dalam segala suasana, padahal lakinya galak bener. Gue kalo jadi Gabie, udah anteng-anteng aje dah, daripada membahayakan semua umat manusia. Salah satu sahabatnya Susan Mayer malah sempat jadi 'tersangka' perselingkuhan dengan Jon gegara nyokapnya Jon salah persepsi.

- Susan Mayer, the lousy one. Susan ini baik hati, polos, agak ceroboh, paling nggak bisa simpan rahasia dan ga enakan. Susan baru saja kelar dari patah hati akibat perceraian sama suaminya, Karl, yang selingkuh sama sekretarisnya. Tapi, Susan naksir-naksiran sama tetangga baru depan rumahnya, Mike Delfino. Ya ampun, gue lagi naksir banget sama Mike  Delfino. Definitely my type! (yaeyalah, ganteng begono).

Gantengnya! (gambar dari sini)

Dari sekilas 4 karakter diatas, kalo gue sih memilih kayanya gue mirip sama Susan Mayer. Tentu ini semua karena disini Susan jodohnya sama Mike :)) *cetek*

But anyway, serius, kalaupun bisa nulis naskah film atau film seri, gue memilih kaya DH, deh. Nggak pinter, ya, pilihannya? Biarin. Kenapa bukan Beautiful Mind, Soegija, atau Before Sunset/ After Sunrise?

Menurut gue, menulis cerita tentang sehari-hari itu lebih sulit. Karena daily life itu sulit untuk dibuat menarik, kecuali elo jeli banget mengambil angle atau highlight hal yang paling menarik. Dan yang terjadi di Wisteria Lane itu sebenarnya bisa dengan mudah kita temui di kehidupan sehari-hari. Menutupi kesalahan anak, stres sama pekerjaan rumah, ingin kelihatan sempurna, affair, perselingkuhan, perceraian, dan lain sebagainya. Ya nggak, sih? 

Anakmu Bukan Milikmu

Kahlil Gibran

Anakmu bukan milikmu
Mereka putra putri yang rindu Pada diri sendiri
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.

Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan Bentuk pikiranmu,
Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kau berikan rumah untuk raganya,
Tapi tidak untuk jiwanya,

Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat boleh kau kunjungi sekalipun dalam impian.

Kau boleh berusaha menyerupai mereka,
Namun jangan membuat mereka mnyerupaimu
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
Pun tidak tenggelam dimasa lampau.

Kaulah busur, dan anak-anakmulah
Anak panah yang meluncur.

Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian.
Dia menentangmu dengan kekuasaan-Nya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.

Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.

Selamat Hari Anak Nasional 2012
Terlalu banyak harapan kalau mau diturutin, mulai dari lagu anak, lokasi bermain, tempat makan yang nyaman dan lain sebagainya.

Tapi yang paling penting, justru kerap dilupakan. Anak adalah manusia yang punya perasaan dan keinginan.

Sudahkah kita menyadarinya?
Anakmu bukan milikmu, ia dititipkan Allah untuk kita rawat, jaga dan dikembalikan nantinya..
sent from my Telkomsel Rockin'Berry®

Friday, July 20, 2012

Beda Pendapat, mah, Biasa...

Seperti biasa, setiap tahun ada perbedaan kapan awal puasa. Tahun ini, mungkin terasa lebih ramai karena hampir semua orang punya socmed di tangan mereka. Kalo beberapa tahun yang lalu facebook hanya sekedar untuk update status, foto. Sekarang, twitter yang di Indonesia penggunanya 5 terbesar di dunia pun mulai diramaikan dengan pendapat masing-masing orang mengenai kapan jatuhnya 1 Ramadhan.

Pihak yang satu bilang bahwa 1 Ramadan jatuh di hari ini (Jumat, 20 Juli), sementara pemerintah hingga Kamis petang belum juga menentukan kapan 1 Ramadan. Sekitar jam 7 malam, gue baca di timeline, di sms suami dan nyokap bahwa kami puasa Sabtu. Oke deh, gue mah mana-mana aja yang penting itu karena gue yakin, bukan karena pendapat ina itu.

Mungkin terlihat seperti menggampangkan, ya?
Enggak, menurut gue, beribadah adalah hal yang personal. Masing-masing punya referensi yang tentunya HARUS kita hormati. Apakah kita yang salah? Atau mereka yang salah? Only God knows.

Nah, saat lo ragu-ragu, barulah mempertanyakan kepada yang lo percaya. Siapa? Ustad? Ulil Amri diantara lo? Pemerintah? Lembaga keagaman tertentu? Negara tetangga? Atau siapa pun, tapi ingat, yang elo percaya.

Gue lihat di twitter, ada beberapa yang menyalahkan pihak lain atas keputusan mereka memulai puasa hari ini, misalnya. Ya nggak apa-apa juga sih, hak mereka. Tapi alangkah baiknya, ketika lo mo puasa hari ini atau besok, yang lo utarakan adalah alasan atau ke-shahih-an dalil atau ayat Quran atas keputusan yang lo ambil. Nggak pake mengecilkan pihak lain. Lah wong agamanya sama, yang disembah juga sama, kenapa malah jadi saling jelek-jelekin, sih?
Just my 2 cents.

Sudah sering sekali memang, ada perbedaan dalam penentuan puasa atau lebaran. Gue sempat dengar/ baca, ada yang bilang, "negara tetangga/ Arab/ mana itu aja bisa menentukan tanggal dari jauh-jauh hari, kok". Yah, mungkin hal ini karena setiap negara juga memiliki cara penghitungan yang berbeda-beda. Memang, sangat disayangkan sih, agamanya sama tapi merayakannya beda-beda.
Mungkin karena banyaknya aliran dalam Islam itu sendiri, ya. Kalau memang begini adanya, jadi menimbulkan kesan pemerintah nggak bisa 'mengatur' umatnya sendiri. IMHO, loh, ya. Walaupun apa yang gue omongin tentu nggak semudah ketika harus menjalankannya.

Walaupun sering terjadi perbedaan, tentu ada satu yang pasti: KENIKAN HARGA SEMBAKO.

gambar dari sini

Sebagai emak-emak yang notabene mengatur uang belanja, hal ini menjadi concern gue. Berhubung dimari taraf kehidupannya standar, ya, makanya harus benar-benar menghitung perbulannya. Walaupun nggak masak sendiri, tapi menu yang akan dimasak apa itu kan berpengaruh pada pengeluaran. Naik 2-3 ribu aja berpengaruh. Misalnya, cabe biasanya di tukang sayur dijual sekantong kecil 2 ribu cukup untuk 1 kali masak, menjelang puasa/ lebaran harga sama, tapi jumlahnya didikitin. Kan kalo dipikir-pikir berarti naiknya 100% kalau gue harus beli 2 kantong untuk sekali masak.

Anyway, kabar terbaru dari tukang sayur depan rumah adalah daging sapi 90 ribu/ kg, ayam 30 ribu/ ekor, harga-harga lainnya mengalami kenaikan 5- 33% (!!!) menurut berita di kompas.com 

Nah, daripada ribut mikirin beda kapan puasa atau lebaran, mending cari atau ngatur duit persiapan lebaran aja, gimana?   

Thursday, July 19, 2012

Dua Hari Penuh Cerita...

Dua hari kemarin lagi penuh cerita deh!
Pertama, tanggal 17 Juli gue diminta jadi pembicara di media gathering-nya Philips. Widih, keren bener kesannya :))
Jadi kan memang ada kerjasama dengan Philips, awalnya gue mikir "ah masih lama, tar Hani/ Affi/ Nopai aja lah yang jadi pembicara". Karena rasanya tanggal 17 Juli itu masih lama, eh ga taunya jam 11 malam datang email dan nyadar bahwa itu besok!
Akhirnya pagi itu gue capcus ke kantor Philips. Sampai disana langsung briefing dan ngobrol-ngobrol sama Deasy Noviyanti, host acara tersebut.
Pas lagi ngobrol sambil nge-tweet (dari MD), menemukan fakta bahwa Deasy tim kotak-kotak! Penting banget :))

Jadi Deasy merupakan salah satu tim relawan Pak Jokowi. Cerita dibalik itu pun seru, awalnya karena salah satu sahabatnya 7 tahun yang lalu menikah dan pindah ke Solo, ikut suami, Awalnya si sahabat ini ngeluh kangen Jakarta, segala macam. Beberapa lama kemudian, kontak-kontakan kembali, si sahabat ini malah sibuk promoin kota Solo dan ngajak Deasy liburan kesana. Penasaran kenapa menurut sahabatnya ini Solo sudah menjadi berubah, Deasy pun googling, dan menemukan jawaban bahwa Solo berubah karena pak walikotanya. Sejak itu Deasy mengagumi sosok Jokowi, sampai akhirnya mau sukarela menjadi bagian dari tim relawan. Jadi lumayan banyak dapat insider story gitu deh :D
Sebenernya ada 1 orang sebelah kiri, tapi karena satu dan lain hal gue crop yak, takut orangnya ndak mau :D
Mengenai event-nya sendiri, alhamdulillah berjalan lancar. Kerisauan gue yang otaknya suka lebih nyambung ke jari dibandingkan ke mulut ini, tak terbuktikan. Berkat bantuan tim Philips dan Deasy yang bersahabat, tentunya. Lumayan lah, percuma kalo deg-degan, padahal dulu sering briefing artis-artis kalo mau syuting :))
Bareng sama Tim Philips :)
Hari berikutnya, 18 Juli, diundang sama Emirates untuk datang ke launching karakter Fly With Me Monster. Karena event-nya di Hide and Out Miniapolis, makanya gue sekalian ajak Langit. Berduaan aja, hitung-hitung kasih libur buat mbaknya dirumah.

Sampai disana, acara belum mulai, makan siang dulu. Terus abis makan, langsung ke lokasi, ternyata MC-nya si kondyang Amy Zein. Langit langsung antusias main sendirian, naik-naik tangga segala macam. Tapi teteub ya, bolak balik ke emaknya ini, bikin dia jadi pusat perhatian wartawan-wartawan lain, Kebetulan liputannya lebih banyak dari media travelling atau harian, jadi kayanya jarang-jarang lihat liputan bawa anak :D

Seperti biasa Mbak Amy Zein kalo ada tim Female Daily baik itu gue, Amal, Vanya atau siapapun liputan dan dia jadi MC pasti bakal rajin menyebutkan kami :D Oh, nggak hanya menyebutkan, tapi juga 'nodong' kami untuk bertanya. Gue yang lagi bengong serius dengerin materi liputan, udah sering bener didatengin sama Amy dan disuruh nanya :))

Setelah acara selesai, kan foto bareng nih, Amy manggil Langit dong, untuk ikutan maju ke depan foto sama karakter monster itu. Dannnnnnnn, anak gue mau -____- langsung naik ke panggung, duduk di sebelah Pak Country Manager *bica aje anak gue, hihih*
Dipakein selimut dan bawa-bawa si karakter monster
 Setelah acara pun, karena banyak wartawan, dan mereka kayanya pengen ngebuktiin bahwa karakter ini disukai anak-anak, mereka pada sibuk motretin Langit yang langsung asyik main magnetic board.
Kelihatannya asyik sendiri, padahal lagi disuruh gaya :))
Yah, siapa tau kita naik Emirates ke Dubai gitu, ya, nak *ngarep* :))
Dua foto diatas sama pihak yang undang juga dikirimin ke wartawan sebagai bagian dari press release. Haduh, anakku akan muncul dimana-mana *lebay* :))

Alhasil jadi browsing-browsing emirates.com, nih, dapet lowest price ke Dubai. Jalan apa nih? *ngayal aje lu, Lit* :))

Mari nabung, judulnya :D




Thursday, July 12, 2012

Begini Ceritanya...

10 Juli
Gue: "Jadi papa nyoblos Jokowi nggak?"
Bokap: "Nggak lah, susah itu dia mau maju disini, pasangannya Ahok itu juga kan non muslim, susah sama Betawi deh. Biarin, pilih Foke aja"
Gue: : "Lah, gimana, Foke banyak nggak benernya, juga"
Bokap: "Iya, emang. Lagian, Jokowi sudah di Solo aja, deh! Solo jadi bagus, ya minimal jadi Gubernur Jawa Tengah, deh"

Itu sekilas pembicaraan gue dan bokap malam sebelum Pilkada. Bokap gue Solo asli, gue pikir akan bangga kalau Jokowi di Jakarta. Eh, ternyata nggak. Dia kayanya merasa sayang kalau Jokowi ke Jakarta, mungkin takut kesayangan warga Solo itu jadi kambing hitam atau lebih buruk, ikut terjerumus ke kejahatan politik dan konspirasi Jakarta.

Anyway,
Gue memang warga Bekasi. Tepatnya sudah hampir 4 tahun gue tinggal di Bekasi, KTP dan KK? Masih di Condet. Nah, pas tahun kemaren, gue ngurus surat-suratan ini dan pindah semuanya ke Bekasi. Jadiiiiii, gue adalah salah satu orang yang menyesal nggak bisa ikut nyoblos Pilkada kemaren. Padahal seumur-umur lahir dan tinggal serta 'diakui' sebagai warga Jakarta, pas giliran gue urus surat pindah Bekasi, eh pilkadanya seru!

Kenapa seruuu?
Bulan Maret lalu, gue pernah nulis tentang Jokowi for DKI 1?. Pertama mendengar tentang beliau, gue langsung googling, apalagi dengan backsound 'Pemimpin dari Surga' di berita tersebut (news maker, kalo nggak salah) menurut gue agak lebay. Apa benar, ia segitu 'lempeng'-nya? Apalagi bokap gue orang Solo, merasa aja gitu ada kedekatan emosi. Dari gugel, berita atau blog yang gue temukan, nyaris semuanya memuji dan mencintai beliau. Kenapa gue bilang nyaris? Karena saat itu Jokowi belum maju ke Pilkada, jadi nggak ada alasan bagi orang-orang tertentu untuk menjelekkan dia.
Dahsyat, gue pikir, orang ini.

Kekaguman gue sama beliau pun nggak berhenti, gue follow twitternya, dan mulai tau bahwa dia pecinta musik cadas. Ikut berada di tengah-tengah penikmat musik pas Rock in Solo 2011. Ga pake tempat khusus pulak, cuma emang dia berdirinya di depan aja. Widih, mantab! Setau gue, pecinta metal atau rock n roll nggak takut menyuarakan isi hatinya. Persis seperti Jokowi nggak takut ketika gubernur Jateng Bibit Waluyo, yang notabene  adalah seniornya di PDIP (partai yang mendukung dia di pemulihan Walikota Solo), memarahi dan bahkan bilang ia goblok karena Jokowi menolak pembangunan mal di Solo yang perizinannya sudah gol oleh pak gubernur.

Ketika beliau sudah resmi jadi cagub DKI, yang memuja banyak, bersorak kegirangan juga nggak sedikit. Yang nyinyir? Widih, jangan ditanya! Berbagai serangan baik karena orang dibelakangnya (Megawati dan Prabowo) bahkan sampai pribadinya. Bahkan banyak yang me-RT tweet Jokowi yang isinya kecintaan beliau pada Solo dengan nambahin komentar seperti "tuh, hatinya di Solo" atau komen-komen pedas yang bikin gue gemas. Padahal secara akal sehat, ya, banyak juga anak Indonesia yang berhasil di luar negeri tapi Indonesia tetap ada di hati mereka. Atau Ali Sadikin dulu pas jadi gubernur DKI tapi mudik ke Sumedang, ya nggak apa-apa juga, kan? Wong kampungnya disana. Nggak salah dong?

Mbok ya kalau mau nyerang, mikir-mikir dulu, jangan sebodoh itu.

Gue nggak pernah menyatakan atau kepikiran untuk menjadi tim sukses atau mendukung Jokowi jadi gubernur DKI. Tapi gue nggak bisa membohongi, bahwa gue bangga sama Jokowi. Siapapun yang ada di belakangnya, atau ada pemetaan politik ke depannya, nggak terlalu gue peduliin, karena yang gue kagumi adalah pribadinya. Sederhana, tegas, dekat dengan rakyat dan simpel. Misalnya, waktu syuting debat cagub di sebuah stasiun tv, untuk menghalau macet beberapa kandidat menyewa/ menggunakan jasa pengawal jalan raya (susah nulis bahasa aslinya, hahaha), sementara Jokowi memilih untuk berangkat lebih pagi. Simpel, kan? Pilihan yang bisa dilakukan oleh semua orang.
Mungkin kekaguman gue pada Jokowi, mirip dengan mas penulis di Kompasiana yang judulnya Titip Pak Jokowi di DKI.
 
Ndilalah, beberapa hari pasca pengumuman resmi dari PDIP bahwa Jokowi jadi cagub, salah satu teman kami menghubungi, minta tolong suami untuk bantu bikinin film pendek tentang salah satu cagub. Gue tanya, "cagub yang mana". "Jokowi", kata suami. Okesip!

Udah pernah lihat belum? Ini silakan:


Kalau pasangannya, Ahok, jujur memang gue ketinggalan berita beliau. Setelah tau pasangannya Jokowi, baru gue browsing tentang dia. Yang gue dapat? Mirip, plek, sama Jokowi. Nanti akan gue bahas juga ah, Koh Ahok, ini. Dan memang mereka berdua ini sangat cocok dengan jargon PDIP yang disebut sebagai 'Partainya Wong Cilik' atau Gerindra yang menggaungkan ekonomi kerakyatan. Fyi, im not a big fan (boro-boro big fan, demen aja kaga sama PDIP atau Gerindra atau tokoh siapapun didalamnya), walaupun secara jargon atau apalah itu yang diusungnya sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia kebanyakan.

Kemarin, gue (yang nggak nyoblos ini) sibuk depan tv sama suami, sibuk dan deg-degan, gonta ganti chanel apalagi ketika quick count sementara dimulai. Kami cari perbandingan, tv pertama yang kami lihat, awalnya Foke unggul, kami pindah ke tv lain, ternyata Jokowi yang unggul, terus aja begitu sampai akhirnya mendapati kenyataan di semua tv quick count sementara ini Jokowi unggul dengan perolehan suara diatas 40%.

Alhamdulillah?
Iya, karena rekam jejak Jokowi dan Ahok diakui oleh masyarakat Jakarta. Tapi di lain sisi, gue agak risau karena dengan masuk Jakarta, berarti siap digempur kanan kiri. Nggak hanya oleh para politisi atau pejabat yang bercokol di kota ini, tapi juga oleh rakyatnya, belum lagi haters-nya yang udah pasti makin nyinyir sama sosok beliau karena gacoan cagubnya kalah.

Alhamdulillah-nya baru sebatas itu. Karena selain masalah putaran kedua, ketika misalnya beliau terpilih jadi DKI , sederet masalah dan problema sudah berbaris mengantre manis untuk diselesaikan. Apalagi tipikalnya adalah, masalah harus diselesaikan oleh pemimpin. Padahal hal-hal kecil seperti buang sampah penyebab banjir, kemacetan yang disebabkan banyaknya mobil pribadi, bisa dilakukan dengan partisipasi masyarakatnya sendiri. Tapi yah, mungkin kebiasaan 'diselesaikan' masalahnya oleh orang lain atau menumpahkan masalah pada pihak lain? Entahlah. Siapapun yang jadi pemimpin, nggak akan bisa menyelesaikannya sendiri, dong. Butuh partisipasi warganya juga untuk berubah menjadi lebih baik.

Apapun yang terjadi, i know your not a saint, sir, but i think you can help this city to be a better place. Amin.




Monday, July 9, 2012

If You Can't Beat Them, Join Them

Setelah membaca tulisan @motulz di Kompasiana pagi ini, yang paling gue highlight adalah judul lagunya Queen diatas.

Hal ini bikin gue ingat pembicaraan dengan salah satu Mbak Artis cantik nan pintar beberapa tahun lalu. Pas dia terjun ke salah satu parpol, gue sempat ngobrol sama dia, dan gue nanya kenapa dia terjun ke politik.

Dia bilang, gemes sama kondisi Indonesia, dia pengen bisa memperbaiki sistem pemerintahan. Gimana caranya, kalau dia nggak ada di dalam sistem tersebut? Nah, satu-satunya cara adalah dengan masuk ke parpol untuk meraih tiket masuk ke dalam sistem pemerintahan.

Hal ini, dalam hemat gue yang mungkin sangat cetek, masuk akal. Coba gini, keluarga kita punya sistem sendiri, yang dipandang oleh orang lain nggak bagus, apa kita mau orang lain itu tiba-tiba protes dan mau ubah sistem yang sudah kita jalani selama bertahun-tahun atau seumur hidup?

Cara yang paling masuk akal adalah, kita masuk, berkenalan, dan memahami dulu sistem yang sudah ada, baru bisa mengubahnya sedikit demi sedikit.

Apakah ketika kita masuk ke dalam sistem, ada jaminan kita bisa mengubah sistem tersebut? Belum tentu. Kemungkinannya banyak sekali.
Pertama, kalau konsisten, sistem bisa diubah sesuai dengan apa yang kita mau atau yang kita anggap benar.
Kedua, justru kita yang malah terjerumus dalam sistem yang sudah berjalan.
Ketiga, kehadiran kita hanyalah angin lalu.

Nah, dalam sistem yang sudah ada di Indonesia, butuh orang berani, memang. Berani menebas birokrasi, berani bicara apa adanya, berani membela keadilan, berani membela kepentingan rakyat, dan yang pasti, nggak punya kepentingan apapun. Tujuannya harus cuma satu, membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik bagi rakyatnya sendiri.

Tadi pagi gue sharing session tentang Anak Jalanan, faktanya adalah dinas sosial punya dana 1,5 juta/ anak/tahun. Ini besar, lho, kalau sekolah emang gratis, berarti dana ini bisa untuk seragam, tas, sepatu, dan lain sebagainya. Tapi kenapa masih banyak anak-anak berkeliaran di jalan?



Nah, mau ikut mengubah Jakarta (or bigger, Indonesia), hayo manfaatkan hak pilihnya 11 Juli nanti (yaelah semacam kampanye). Siapapun yang dipilih, semoga yang terbaik untuk kita, ya. Selama bukan incumbent :D

Salam 3 Jari \m/


*btw lupa cerita, sayangnya si Mbak Artis nan pintar itu sekarang jadi kamseupay -_____-

Friday, July 6, 2012

SIB- Surat Izin Begaul

Sejak minggu lalu, Igun udah ngomong mau camping sama teman-temannya. Secara gue besok juga ada Zumba class di kantor, maka gue mah oke-oke aja.

Eh, ternyata udah seminggu ini dia keluar kota mulu, daaaan ternyata (lagi) jadwal berangkat camping-nya maju jadi Jumat malam. Daritadi dia sms gue bolak balik memberikan alasan kenapa jadi maju dan sebagainya.

Kenapa juga kudu bolak balik, apa gue marah? Nggak lah.

Pertama, sejak awal kami memutuskan menikah, ada omongan antara kami bahwa, gue nggak akan melarang dia camping, naik gunung atau sekedar nongkrong dan dia nggak akan melarang gue kerja.

Kedua, gue juga butuh me time, dan gue ga boleh egois, dia juga pasti butuh me time. Walaupun kerjanya udah menyenangkan, dirumah ga harus ngurus anak seperti emak-emak dst dsb, tapi harus nyadar juga, camping, naik gunung atau hal-hal yang berkaitan dengan alam adalah dunianya, pasti dia butuh itu.

Ketiga, saat dia me time, gue malah bisa bebas menentukan mau ngapain weekend ini, hihih.. Biasanya sih, gue akan menghabiskan 3-4 jam untuk sendirian (nyalon, ketemu teman, dst), sisanya baru dating deh, sama Langit.

Keempat, melatih rasa percaya. Gue punya naluri (sok) detektif yang terlalu, yang malah seringnya bikin jadi nggak percaya sama suami. Ditinggal keluar kota/ luar negeri berhari-hari, minggu atau bulan udah biasa kalau untuk kerja, tapi kalau untuk dia main, suka curigaan aja. Padahal dia juga kalau gue nonton konser, billiard atau hang out percaya-percaya aja (walaupun suka nanya-nanya detail juga sih, gue ngapain, kemana, sama siapa dan balik jam berapa). Nah, setelah mengalami masa yang tidak menyenangkan, rasa percaya ini memang harus dilatih supaya ujungnya ga berantem melulu. Lagian, nyadar juga sih, emang enak nggak dipercaya sama pasangan sendiri?

Kelima, iseng aja mempersulit keluarnya SIB alias Surat Izin Bergaul itu, hehehe...

More marriages might survive if the partners realized that sometimes the better comes after the worse.  ~Doug Larson
Amin.

Ini ga ada hubungannya, tapi kocak aja, menurut gue :))
*gambar dari sini

Thursday, July 5, 2012

Tetamu Di Kantor

Kalau ada salah satu teman yang rajin datang ke kantor gue, ini salah satunya, si neng noiy :D
Sejak jaman di Komando, dia salah satu teman yang mau maunya datang kekantor gue untuk sekedar ngobrol atau nangkring. Malah pernah nitipin mobil karena dia mau ke salon untuk hair extention -____- (oke, kejadian ini bikin gue jadi bisa nyetir mobil matic, sih :))

Pertemanan gue sama Noiy awalnya seperti biasa lah, antara pekerja infotainment dan arteis. Beberapa kali wawancara terus jadi temenan, tukeran gosip segala, termasuk tentang si *uhuk* waktu digosipin sama mentalist DC :p

Kalo umumnya nih, arteis-arteis akan manis dengan pekerja tv biar diinget pas ada job (ho oh, ada bener yang begitu) tapi nggak sama si Noiy. Di mana pun gue kerja, teteub keep in touch.
Apalagi pas gue di Mommies Daily, kalo dulu obrolan kami hanya seputar cinta-cintaan, gosip dan lain-lain, sekarang sudah nambah ke pola asuh, hal emak-emak, dst dsb.


Hari ini, nih si mbak arteis cilik lagi sibuk ngubek-ngubek forum Female Daily gara-gara gue racunin sama benda-benda di Market Plaza, hihihi...

Wednesday, July 4, 2012

Faktor Keberuntungan

Bicara soal keberuntungan, kayanya gue termasuk alah satu orang yang diaugerahi keberuntungan, deh.

Masalah karir atau kerjaan, misalnya. Dari dulu alhamdulillah selalu bekerja yang sesuai minat. Waktu pertama kali terjun ke dunia tv, gue di PH cuma sebagai reporter. Sebenernya gue ngelamar kesana, untuk menggantikan kakak gue yang ditawarin lebih dulu. Tapi karena kakak gue udah kerja di ph lain, dan dia ternyata ga suka kerja di PH, makanya dia nawarin ke gue. Saat itu posisi gue lagi antara mau nerusin magang di sebuah tabloid, atau kesitu. Yah udah, coba aja ngelamar ke PH tersebut. Eh, diterima.Ga usah ngomongin gaji, lah ya, wong gue diterima kerja padahal masih kuliah aja udah untung (nah, kan, keberuntungan).

Dengan skill yang masih minim dan pengalaman yang belum ada apa-apanya, karir gue bisa dibilang cukup bisa dibanggakan disini. Demikian pas ngelamar kerja di tv berbayar, gue cuma dari PH yang ngerjain program hiburan (biasanya dipandang sebelah mata), eh diterima juga dan langsung diangkat jadi karyawan tetap. Kurang beruntung apa coba?

Sekarang, gue kerja di tempat yang bisa dikatakan idamannya kaum ibu-ibu. Ngurusin hal perempuan, waktu kerja fleksibel, dan nggak repot kalo nggak ada pengasuh, tinggal angkut anak kekantor tanpa harus mikirin nanti rekan kerja gue gimana, bos gue gimana, dan lain sebagainya.

Tapiiii, kalau beruntung terus, namanya bukan manusia , ya, melainkan si Untung sepupunya Donal Bebek :D

Satu hal yang agak kurang beruntung adalah mengenai door prize-door prize-an, hahaha.. Udah lebih dari seribu kali gue liputan, datang event atau acara yang ada door prize-nya, nggak pernah sekalipun dapet!

Barusan kakak gue bbm, dia dapet Galaxy Tab pas liputan. Iiiiih, iri deh, akyu!

Sekalinya gue dapet hadiah pas liputan atau event, biasanya karena jawab pertanyaan seperti pas acara Walls beberapa minggu lalu, dapet voucher MAP yang langsung gue beliin sepatu lari karena yang lama udah jebol, hihihi..

Sama seminggu yang lalu gue datang ke launching wishkoo.com, sebuah e-commerce baru yang konsepnya kaya gift registry di luar negeri, tuh. Pas acara ini memang dari awal si mbak-mbak yang undang nanyain apakah gue ada event spesial bulan Juli ini. Gue jawab lah, ulangtahun pernikahan. Ternyata pas disana, 3 peliput yang datang dan punya hari spesial bulan Juli, boleh pilih hadiah yang sudah ditentukan dari  Wishkoo.

Berhubung pilihannya terbatas, jadi deh, gue milih LG Multimedia Player. Benda ini bisa dibilang nggak pernah kebayang untuk gue beli. Siapa juga yang butuh kalo udah ada PC, laptop atau dvd player? Lagian gue dan Igun nggak terlalu terobsesi sama benda-benda elektronik. TV yang penting ada, laptop, pc, juga demikian. Berhubung gratis (dan benda lainnya kurang mengasyikkan, buat gue), jadi ya alhamdulillah :D

Ini dia penampakannya:
gambar dari sini

Ternyata seru juga, nonton serial tv atau klip atau apa gitu yang sebelumnya di download dari  internet ga melototin layar pc/ laptop. Dan Langit senang banget, karena bisa preview video-video dia, foto-fotonya di layar yang lebih besar. Hehehe, #norakalert


Monday, July 2, 2012

Welcoming July

Juli 2007,
5 tahun yang lalu gue jadi bini orang. Gile, udah 5 tahun aja, ya, gue ga mau bilang ga berasa sih, karena kerasanya kaya a hundred year!
3 bulan sebelumnya, di kantin kantor kami, Igun ngajakin nikah. Gue jawab dengan, "gue ga mau lama-lama ngerencanain kawinan, takut berubah pikiran", hehehe...
Tau-tau Igun bilang, "ya udah, Juni kita kawin!" lha, 2 bulan lagi dong! Akhirnya sepakat, berhubung tahun 2007, kami memutuskan untuk bulan 7 deh!

foto kawinan di pinggir jalan Raya Condet :p


Juli 2008 ,
tepat satu tahun menikah, alhamdulillah udah punya anak dan di bulan Juli juga gue sama Igun tandatangan untuk kepemilikan rumah! Yeay!

Bagi yang kenal gue atau Igun sebelumnya, nggak akan nyangka bahwa kami bisa hidup seperti saat ini. Bukan #HORANGKAYAH sih, yang bisa beli apaan aja kapan aja, tapi alhamdulillah kata 'cukup' sudah bisa mewakili kehidupan kami.

Lagian kan, nggak boleh ya, ngomong kurang, ntar yang ada kekurangan bener, gimana, hayo?

Juli 2009,
Pasca lay off di kantor lama kami, dan bersenang-senang menikmati hidup selama 2 bulan, bulan Juli kami sama-sama mulai kerja di tempat baru. Memulai hidup baru dibidang pekerjaan, menikmati petualangan baru :)

Juli 2010,
Lagi-lagi kami memulai pekerjaan di tempat baru (gile, kesannya gue sama Igun kutu loncat bener, yak, hehehe). Nggak kok, we did it for some reason.

Juli 2011,
Kami membuat satu keputusan besar yang menentukan kehidupan pernikahan kami ke depannya. Mudah-mudahan keputusan ini benar, diridhoi dan positif untuk gue, Igun atau Langit.

Juli 2012,
Tanggal 1 Juli, Igun baru balik dari syuting off road-nya, terus peluk gue dan bilang, "yah, kemaren tanggal 29 pas kita 5 tahun nggak barengan, ya.."

Et dah, annyversary kita kan 29 Juli -____-