Tuesday, August 28, 2018

Olahraga Dengan Guavapass


Kalau suka baca blog atau follow media sosial gue, mungkin ngeh kalo gue ini termasuk suka olahraga. Beberapa bulan belakangan, jadwal olahraga gue sangat kacau, seperti saat balon yang hijau pecah –apose.



Mau daftar di fitness centre, kok, sayang? Secara kelas-kelas mereka menurut gue kurs, yah. Mau pake PT alias personal trainer, kok mahal. Haha. Akhirnya cuma muaythai seminggu sekali. Dan itu kurang banget, sih, buat gue.

Kemudian gue sering terpapar iklan Guavapass. Gue abaikan, awalnya. Terus ngobrol sama @biancafebriani80 eh, ternyata dia menyarankan gue ikut Guavapass aja, karena menurutnya, pasti kepake banget sama gue.

Buka-buka web-nya, akhirnya jadi deh. Sebulan terakhir ini gue lagi ikut Guavapass.

Apa sih, Guavapass?

Jadi Guavapass adalah sebuah platform/ aplikasi yang menghubungkan kita dengan studio-studio olahraga di [dalam kasus gue] Jakarta dan sekitarnya. Guavapass kerja sama dengan BUANYAK banget studio olahraga yang terbuka buat semua member Guavapass.

ini nama studionya nggak ke-capture semua

Gimana cara kerjanya?

Kita langganan sama Guavapass dengan paket-paket tertentu. Ada yang 649ribu per bulan, sampai sejutaan. Bedanya apa? Bedanya ada di berapa banyak kita bisa datang ke satu studio tertentu. 
Bingung nggak?

Gini, langsung gue ceritain paket yang gue ambil, ya.

Gue ambil paket yang 749ribu per bulan selama 3 bulan [kalo ambil paket yang sama tapi 6 bulan, harga pake per bulannya turun jadi 649ribu]. Nah, selama 3 bulan, gue bisa roadshow antar studio olahraga seantero Jakarta yang terdaftar sebagai partner Guavapass, all class, all day, mau sehari ngikutin kelas dari buka sampe tutup juga boleh. Tapi, tentunya ada batas jumlah kelas yang boleh kita ambil di 1 studio dalam 1 bulan. Misalnya, di Kaloria Studio Kemang atau Laca Studio Cipete, bisa ambil maksimal 3x sebulan. Sementara ada yang boleh hanya 2x sebulan, dan seterusnya.

Pake apps, jadi booking kelas bisa lebih gampang
Oiya, kalo lo cancel atau tiba-tiba nggak datang ke kelas yang udah lo booking, bakal kena cancelation fee, ya. Nggak mahal, tapi sebagai #Ibubijak, ini malah jadi motivasi gue supaya komitmen dengan kelas yang udah gue booking. Pernah 1-2 kali cancel karena macet nggak ketulungan dan 1 lagi karena Langit sakit.

Rugi dong, kok hanya bisa 3x sebulan?

Ya enggaklah. Seperti yang tadi gue bilang di atas, studio yang jadi partner Guavapass ini BANYAK banget. Lebih dari 20 studio. Kalo 1 studio maksimal 3x per bulan, maka sebenarnya kita bisa ambil kelas hingga 60x per bulan. Ada nggak tuh kira-kira yang olahraga sampe ikut 60 kelas per bulan?
Sampai hari ini, gue ambil rata-rata 9-10 kali kelas per bulan. Kalau dihitung maka per kelasnya gue bayar hanya sekitar 70-80ribu. Murah nggak?

Buat gue sih, ini murah banget ya. Mengingat studio/ gym yang kerja sama dengan Guavapass ini studio yang kekinian banget. Selain 2 yang gue sebut di atas, ada juga Sana Studio, Alder, Soulbox, Fit Warehouse, dsb yang harga per kelasnya itu start dari 150-200ribu. Ada juga gym-gym yang kerja sama dengan Guavapass kaya gym di Pullman, Shangrila, Elite Epicentrum, Epitome, dsb.

Percayalah, karena saya #ibubijak nggak mungkin menjerumuskan ke jurang kemahalan :p

Jenis olahraga yang disediain sama berpuluh-puluh studio ini juga beragam banget kan. Mulai dari yang gahar kaya cross fit, muathai, jujitsu, sampai TRX, pilates, yoga, bikram, zumba, pound fit, salsa, dance, dan seterusnya. Jadi nggak usah khawatir olahraga favorit lo nggak ada. 

Karena lokasinya seantero Jakarta dan sekitarnya, jadi gue pun bisa nyobain banyak studio olahraga yang tadinya males gue sambangin. Kalo hari kerja, maka studio yang gue sambangin muter di daerah Pondok Indah, Pondok Pinang, Cipete, Fatmawati, Cilandak. Kalo libur, kadang-kadang Tebet, Kuningan, atau Kemang. Yang di belahan Jakarta lainnya, jangan watir, Utara banyak, Barat juga, Bintaro ada. Sayangnya Bekasi belum ada, nih.

Memang sih, ada yang komen "Olahraga jauh banget". Iya sih, tapi menurut gue olahraga itu sebenernya yang terbaik adalah sudah mengalahkan rasa malas untuk jalan ke tempat olahraganya. Dan tentu saja, harapan semua manusia..

 
So far gue happy banget sih, ikut Guavapass. Walaupun tantangannya adalah, bertemu dengan mereka yang udah biasa olahraga barengan di tempat tertentu jadi aku berasa outsider. Tapi ya, untung juga sini anaknya cuek. Tujuan gue mau olahraga kok, jadi ya terus fokus satu titik, hanya itu titik itu, Tetap fokus kita kejar lampaui batas, Terus fokus satu titik, Hanya itu titik itu, Tetap fokus kita kejar dan raih bintang, Yo yo ayo… yo ayo Yo yo ayo… yo ayo [malah nyanyi..]

 Kalo ada yang mau daftar Guavapass, pake kode referral gue yak: https://guavapass.com/refer?t=LovesGuava545933 Hihihi :D

Btw, ini postingan murni dari hati nurani karena ingin berbagi. Bukan dibayar, karena Guavapass juga udah lebih tenar daripada gue :)))

Monday, August 13, 2018

10 Questions to: Maureen Hitipeuw, Janda Juga Manusia!


Kalo dengar kata 'Janda', apa yang terlintas di benak lo semua?
Hari gini, status ‘Janda’ masih aja jadi status yang mengundang banyak pandangan negatif dan sering dijadikan bahan becandaan. Janda kerap dicap sebagai perempuan nggak benar, gatel, pelakor, penggoda, kesepian, gampangan, dan sebagainya. Penyebab seseorang menyandang status ‘Janda’ akhirnya jadi nggak penting. Pokoknya “Hati-hati sama janda!”. 

Seorang sahabat, Maureen Hitipew, mendirikan Single Moms Indonesia 4 tahun yang lalu. Sebuah wadah buat para 'janda' atau single mom di Indonesia. Sebagai negara yang beradat ketimuran, menurut gue menyandang status janda sangat berat. Nggak hanya dari sisi finansial, tapi dari sisi 'omongan orang' malah jadi yang utama. Sebagai sesama perempuan, gue selalu memiliki respect tersendiri terhadap para single mom. Menjadi perempuan saja sudah cukup banyak stigma yang menempel pada diri kita, apalagi jadi janda? 


Mak, cerita dong tentang single mom. Elo sendiri udah berapa tahun jalanin jadi single mom dan apa hal yang paling lo inget tentang menjadi single mom?

Hi Lita! Sampai hari ini status gw sebenernya masih single mom sih, jalan 8 tahun lebih. Yang paling gw inget itu gimana strugglingnya di masa-masa awal jadi single mom, di saat dunia gw rasanya runtuh tapi 8 tahun kemudian gw bisa berdiri sendiri dan mikir “My divorce was the best thing that ever happened to me!”

Kalo SMI sendiri, gimana? Kapan dan kenapa dibentuk?

SMI lahir tanggal 8 September 2014. Lahir setelah gw dateng ke acara launching buku Single Moms Diary diundang kantor lama lo Mommies Daily hahaha. Dari situ keinginan buat nyiptain satu tempat buat single moms bisa saling berbagi, saling mendukung tambah kenceng. Bibit SMI sebenernya sudah lama ada di hati gw karena dulu tahun 2009 – 2010 waktu gw dalam tahapan gonjang-ganjing pernikahan sudah hampir berakhir sampai resmi cerai gw nyari support group di Indonesia dan ternyata belum ada yang khusus untuk ibu tunggal. Kalau yang basisnya di luar negeri udah banyak. Nah, setelah dating ke event itu lah gw makin semangat pengen bikin sesuatu dan akhirnya dengan modal nekat dan beranggotakan hanya 3 orang, SMI lahir.


Dengerin cerita para single mom, bikin perasaan lo gimana mak? Emosi karena teringat masa lalu, bersyukur karena berhasil melalui, atau apa?

Duh, ini yak karena persoalan single mom ini udah lengket banget di hati gw dan rasanya udah jadi semacam panggilan jiwa, kadang emosi masih suka ikut terbawa tapi gw pelan-pelan udah belajar detachment. Harus bisa memisahkan antara emosi dan fair judgements. Kenapa? Kalau gw kebawa emosi terus yang ada nanti masukan gw bukannya membantu malah nambah-nambahin emosi anggota SMI. Jadi ya kadang ada masanya gw mesti agak ‘keras’ ke member buat ngingetin bahwa ya sudah lah, nggak ada gunanya juga mencaci-maki mantan lo, udah kejadian. Ibarat kata nasi udah jadi bubur ya kan, nah sekarang tinggal fokusnya ke depan. Fokus buat self healing dan jadi ibu yang mandiri juga bahagia. Kadang gw suka terenyuh banget denger kisah-kisah perjuangan single moms ini, rasanya pengen gw tolong semua satu-satu. Sharing mereka ini bisa nguatin sesama members juga jadi nggak merasa yang paling menderita di dunia, which is good tapi ya lagi-lagi gw suka ingetin ke temen-temen bahwa yang sudah kejadian itu ya udah lah bukan buat kompetisi, bukan buat dinilai siapa yang paling menderita.

Menurut lo hal terberat menjadi single mom di Indonesia terutama, apa sih?

Finansial ya mak. Sedihnya di sini belum ada badan hukum atau instansi pemerintahan yang khusus ngurusin soal hak tunjangan anak yang orang tuanya bercerai (di beberapa negara sudah ada child support agency). Emang pengadilan bisa nentuin dan ketuk palu misalnya si Bapak mesti ngasih dana sekian juta per bulan untuk biaya sekolah dan biaya hidup anak misalnya. Tapi, keluar dari ruangan pengadilan, si Bapak bisa bebas lenggang kangkung nggak ngejalanin putusan ini dan pengadilan nggak punya kekuatan untuk meng-enforce. Buat single mom untuk nuntut bisa aja tapi kan perlu biaya lagi untuk sidang ina-itu juga waktu. Akhirnya ya emang banyak single mom yang struggling secara finansial dan mesti banting tulang untuk ngecover biaya hidup anak sendirian. Kalau single mom sudah mapan secara finansial gw rasa struggle lain lebih bisa dihandle.

Apa kiat lo buat para single mom di Indonesia supaya bisa ngelewatin masa-masa berat mereka?

Gw selalu saranin sama teman-teman di SMI buat cari cara untuk berdamai dengan keadaan plus berdamai dengan diri sendiri. Gw juga pernah ngerasain kok mak sakitnya, gimana rasanya pengen mati aja, gimana pusingnya mikirin masa depan anak dll. Di sini pentingnya iman, balikin semua ke Tuhan. Minta Tuhan buat turun tangan di saat lo udah nggak kuat, angkat tangan dan minta bantuan Ilahi. Itu kuncinya. Proses healing juga penting banget, self-healing, memaafkan mantan, memaafkan orang ketiga atau siapa pun lah yang bikin emosi jiwa. Gw percaya banget di saat kita udah berdamai, udah mulai focus ke masa depan dan mikirin gimana sih buat ciptain kebahagiaan dari diri sendiri bareng anak, hidup udah nggak lagi jadi beban.

Nah sekarang ke anak-anak. Menurut lo, gimana cara yang tepat menyampaikan kondisi single mom ke anak-anak?

 
Jujur! Gw selalu share ke member SMI bahwa anak itu berhak untuk tau kondisinya kalau orang tua sudah pisah. Mereka jangan sekali-kali dibohongin kenapa? Karena mereka tau lho kalau ada something wrong sama orang tuanya. Energinya kerasa sama anak, even anak lo masih bayi. Jadi sebaiknya, jujur kasih tau ke anak dengan Bahasa yang disesuaikan sama umur mereka. Hindari bohong dengan misalnya bilang “Oh, Ayah lagi kerja di luar kota, nanti pulang.” Anak lo bakalan holding on sama janji itu. Kebayang nggak kecewanya mereka nanti? Jadi mendingan jujur aja dari awal. Ini juga gw praktikkan kok ke anak gw yang waktu itu masih umur 3 tahunan pas gw pisah sama mantan gw. Anak bakalan nanya ina-itu ya wajar, karena otak mereka mencoba untuk memahami kondisi kan, jawab aja. Jangan juga terus sangking jujurnya elo ceritain boroknya si mantan ke anak. Inget, biar bagaimana anak itu cinta sama kedua orang tuanya. Jadi bagian borok-boroknya mantan ya nggak usah lo share ke anak lah.

Bagaimana dengan single mom yang kemudian menjalin hubungan baru. Ada hal yang bisa di-share nggak?

Seru nih. Mulai hubungan baru sih sebaiknya di saat lo udah siap, lo udah selesai proses healing. Hindari deh pacaran lagi cuman karena lo takut kelamaan menjanda atau takut sendirian. Kalau kondisi emosi lo belum stabil ntar malah yang dateng orang yang salah. Gw selalu percaya kalau kita udah happy sendiri, kita bakalan menarik orang lain yang juga happy. Law of Attraction mak!

Drama dengan mantan, pernah nggak mak? Terus gimana menurut lo cara menghadapinya?

Wah, pastinya pernah dong hahaha. Di masa-masa awal pisah itu banyak banget drama karena ego gw yang tersakiti, cailah! Ngejalanin co-parenting itu awalnya sering bikin gw berantem sama mantan. Tapi lama-lama gw sadar kalo urusan co-parenting ini bukan soal gw tapi soal anak gw. So, it’s not about you, it’s about your kid! Akhirnya pelan-pelan gw belajar minggirin ego gw, belajar buat nggak kepancing kalau mantan misalnya telat nganter anak pulang, atau batal ngejemput sesuai perjanjian. Intinya gw nggak bisa ngendaliin si mantan kan, tapi gw bisa ngendaliin gimana gw bereaksi. Butuh waktu sih tapi bisa kok, buktinya sampai mantan gw meninggal hubungan kami baik banget udah kayak saudara malah.

Banyak perempuan yang malu dengan status 'janda', tidak ada pilihan finansial, takut dsb makanya memilih untuk bertahan dalam pernikahan yang senenarnya bak neraka. Menurut lo gimana, mak?

Ini sebenernya bikin sedih ya tapi emang banyak banget yang ngalamin kayak gini. Karena takut stigma masyarakat, takut dosa, takut ina itu jadi memilih untuk mengorbankan diri sendiri. Gw ngerti banget sih rasanya karena gw datang dari keluarga yang tidak pernah punya catatan perceraian sebelumnya. Tapi karena waktu itu gw pikir kalau sudah tidak bisa dipertahankan, apa iya gw bisa hidup pura-pura terus? Mau sampai kapan nggak bahagia dan tersiksa lahir batin? Waktu gw akhirnya memutuskan untuk cerai, gw juga nggak kerja, nggak ada tabungan sama sekali karena emang selama nikah gw ya pure ibu rumah tangga. Takut? Pasti dan wajar banget! Tapi setelah gw jalanin dengan dukungan keluarga inti ya, ternyata banyaaaak banget keajaiban-keajaiban yang gw dapat dari Tuhan. Rejeki gw dibukain walau pun awalnya emang susah payah gw mesti merintis karir dari nol lagi. Tapi kalau gw liat sekarang, rejeki buat anak gw itu datang dari kiri-kanan, banyak banget dan bentuknya nggak selalu dalam uang. Misalnya, anak gw dapat guru-guru yang baik, yang mengerti kondisi kita. Jadi ya semesta udah punya porsinya buat anak gw tinggal gimana gwnya aja mau kerja, bersyukur nggak. Jadi emang balik ke diri sendiri sih mak. Saran gw buat perempuan yang merasa terperangkap, coba banyak-banyak doa dan meditasi, minta dikasih petunjuk dari Tuhan. Kalau mau mempertahankan pernikahan dan emang bisa kompromi sama suami to work things out, please do. Tapi kalau sudah nggak bisa diubah atau sampai membahayakan diri sendiri atau anak, coba tanya lagi ke hati paling dalam, how long can you suffer? Are you willing to suffer seumur hidup?

Apa stigma janda yang pengin banget lo hilangkan di muka bumi ini?

Hahaha mulai dari mana yak. Top 3 deh:
·      Janda itu murahan/ganjen/gatel
·      Janda itu perebut suami orang
·      Janda pasti bukan perempuan baik-baik


Janda juga manusia sik. Kita punya hati, punya perasaan, punya impian, punya keinginan untuk bahagia sama seperti perempuan lain. Cuman bedanya kita pernah menikah sebelumnya. Gitu aja.

  Titip pesen aja, buat single mom atau calon single mom:

1.    Self-Love is Key. Cintai diri lo sendiri. Di saat lo sudah mencitai diri lo sendiri maka elo akan tau/aware soal boundaries. Lo nggak akan menerima aja kalau diberlakukan tidak baik oleh orang lain. Lo akan bisa mengambil sikap karena lo tau diri lo berharga dan layak untuk bahagia. So, love yourself first and foremost.
2.    Jangan Buru-Buru Nikah Lagi. Ini agak sensitive sebenernya tapi mesti gw share Mak. Kenapa banyak banget kasus pernikahan kedua yang gagal lagi? Karena pernikahannya aja udah buru-buru. Kebanyakan yah, single moms yang memutuskan untuk buru-buru nikah lagi itu pada dasarnya karena mereka takut menjanda kelamaan, belum lagi social pressure di Indonesia itu tinggi banget. “Kelamaan ngejanda ntar lo gak laku!” atau “Buruan nikah lagi biar aman.” Itu sering banget gw denger. Menikah lagi dengan alasan yang tepat, dengan pasangan yang juga tepat. Makanya self healing dan self love itu juga pegang peranan penting di sini. Di saat kita sudah happy, jodoh akan datang dengan sendirinya. Jadi jangan menikah lagi hanya karena rasa takut, nikmatin aja hidup kita apa adanya, jalanin dengan banyak bersyukur. Jodoh itu ditangan Tuhan kalau memang waktunya tepat ya nikah, tapi sesuatu yang dipaksakan itu biasanya akhirnya nggak baik. So, be careful, jangan takabur. 

 Kayanya nggak perlu lagi gue tambahin ya, karena semuanya udah tersampaikan dengan baik oleh Mak Oyen. 

Akhir kata...
Saat menghadapi segala sesuatu. Mulai dari memutuskan perpisahan, sampai jika suatu saat nanti ingin menikah lagi



Kemudian buat kalian yang suka memandang rendah seorang janda..




 Semangat, buibu!!!

Untuk tahu lebih banyak, cek website Single Moms Indonesia:di singlemomsindonesia.com
Facebook: https://www.facebook.com/groups/singlemomsindonesia/
Instagram: https://www.instagram.com/singlemomsindonesia/