Tuesday, November 29, 2016

Mendadak Seleb



Dengan makin maraknya dunia digital dan berbagai kanal media sosial, jadi terkenal bukan lagi hal yang sulit. Kalo dulu kan ya, mau tenar se-RT aja susahnya khan maen. Kudu aktif Karang Taruna lah atau minimal pacaran sama anak Pak RT. 

Mau masuk TV yang notabene dicap arteis apalagi! Sampe bela-belain jadi penonton bayaran dulu supaya masuk TV dan jadi batu loncatan menuju keartisan :D

Tapi sekarang, nggak usah se-RT, sejagad dunia maya yang notabene bisa mendunia mah gampil. Jadi selebgram? Bisa. Blogger yang terpercaya dengan pageview jutaan per bulan? Bisa. Youtuber dengan jumlah viewers fantastis? Bisa. Tinggal pilih.



Kita bisa jadi seleb di dunia yang kita ciptakan.

Tuesday, November 22, 2016

3 Tempat Ngopi Favorit Di Bekasi



Setelah bikin list tempatngopi di Jakarta, maka gue juga lumayan sering ngider Galaxy dan sekitarnya untuk cari tempat ngopi yang bisa buat kerja. Setelah ke beberapa tempat, akhirnya inilah 3 tempat teratas yang gue rekomendasikan karena tempatnya cocok buat kerja dan kopinya enak!

Eight Coffee

Ini coffee shop lumayan paling awal di Galaxy sebelum menjamur kaya sekarang. Tempatnya luas banget, ada mushola, smoking dan non smoking terpisah plus ada ruang yang bisa disewa buat meeting. Colokan banyak, wifi lumayan. But again, gue lebih sering tethering #HORANGKAYAH

Lokasinya di Jalan Pulo Ribung, jadi kalo masuk Galaxy dari arah Kalimalang, lurus aja sampai mentok lalu belok kiri akan ketemu namanya Taman Gigi. Setelah Taman Gigi, belok kanan ikuti jalan ntar dia ada di sebelah kanan jalan, plangnya cukup gede di seberangnya deretan ruko-ruko.

Kenapa gue sering ke sini?

Alasan pertama adalah, tempat ini yang bukanya paling pagi yaitu jam 8 teng udah bisa duduk manis dan order. Secara kalau habis anter Langit dan lagi nggak ke kantor, gue lebih baik kerja di luar sampe Langit pulang sekolah karena kerjanya lebih maksimal. Maksudnya lebih fokus karena ada target jam sekian harus selesai :D


Ke dua, tentunya karena kopinya enak. Mereka punya kopi yang roasting sendiri; Malabar, Tumenggung dan Solok. Kalo gue sih, ganti-ganti aja ordernya. Tapi metode brewingnya hanya ada French press. But that’s okay. Teteub enak.

Makanannya lumayan lengkap. Dari nasi goreng sampai pasta-pastaan. Kalau pagi malah ada breakfast set. Lumayan, gue bisa nggak keluar-keluar dari jam 8 sampe jam 1. Haha.

Baristanya juga helpful. Walaupun ini di lokasi perumahan, tapi kalau pagi udah lumayan rame. Selain sama ibu-ibu yang habis antar anak sekolah, banyak juga pekerja-pekerja kreatif yang pada kerja dari sini.

Masalah harga, standard harga coffee shop deh.  Kopi item yang biasa gue minum itu sekitar 30 ribu. Makanannya juga start segituan.

San9a Coffee

Lokasinya lurus lagi setelah Eight Coffee, sampe mentok nanti ke kana nada bank BNI, nah San9a persis sebelahnya. Tempatnya lumayan luas, ada 2 lantai dan outdoor areanya. Smoking area di luar dan di lantai 2.


Koleksi kopinya lumayan banyak dengan metode brewing yang beda-beda. Waktu ke sana pertama kali, gue cukup terkejut karena mereka ada kopi Dolok Sanggul, yang mana kopi jenis ini berdasarkan ke beberapa tempat kopi rada jarang ditemui padahal rasanya enak! Dan ada metode V60 juga, di mana setelah gue coba-coba, V60 itu paling bersih hasil kopinya. Nggak ada ampas sama sekali dan buat gue nih, ya, menghasilkan rasa paling smooth. Ini kata gue lho, ya, yang amatiran.

Menu makannya juga cukup beragam dan lumayan enak. Walaupun gue baru pernah nyobain roti panggang doang. Haha.

Satu yang geu sesalkan dari tempat ini adalah bukanya terlalu siang. Pernah ke sini jam 12, eh belum buka :( kan KZL. Padahal kopi pesenan gue di sini lebih murah, yaitu 25 ribu sajah.

--

UPDATED

Jadi start minggu lalu, San9a bikin konsep baru yaitu minum kopi bayar sejujurnya. Iya, bebasin aja mau bayar berapapun. Tapi hanya untuk kopi, ya, yang sejujurnya. Kalau untuk makanan masih harga normal. Yang menggembirakan buat gue adalah MEREKA BUKA JAM 8 PAGI! Yeay banget nggak sih?

Satu lagi, ternyata yang punya San9a adalah teman SMA, haha. Exactly teman SMA, seangkatan. Alhasil banyak ngobrol dengannya dan salut lah dengan cerita di balik konsep barunya ini di mana  salah satunya ingin mematahkan stigma bahwa kopi itu mahal.

Jadi kalau mau ketemu gue, kalian bisa samperin di San9a tiap hari Selasa ya :p

L’Diarra Coffee

Kalau yang ini lokasinya di mal. Tepatnya di Grand Metropolitan Mal, yang sisternya Mal Metropolitan Kalimalang. Dia ada di lantai entar berapa, nggak pernah ngitung, tapi tepat di seberangnya bioskop  dekat escalator dan jadi satu sama tempat waffle apa dah namanya, lupa.

Gue seneng karena tempat ini cocok banget buat kerja (di jam kerja) karena relatif tenang. Seating areanya nggak terlalu banyak, mungkin hanya sekitar 8 yang indoor, di luar sih ada buat yang mau smoking-smoking. 


Pertama ke sini, gue pesen kopi item, dong. Pas lihat biji kopinya, eh ternyata dia pake kopinya Tanameera. Buat pecinta kopi, pasti tau deh, kalau Tanameera ini memang terkenal enak kopinya. Koleksinya memang nggak terlalu banyak, paling ada Gayo terus mana lagi dah, lupa #payah
Metode brewing-nya juga ada si V60, kesukaan akoh. Jadi sah, deh, tempat ini buat lokasi kerja. 

Selain kopi item, menu-menu kopi lainnya juga enak. Affogatonya tuh juga sedap. Untuk makanan, mereka nyediain waffle yang diambil dari resto di sebelahnya. Lumayan enak dan bikin anak-anak happy. Anak-anak? Iya, kalo emaknya mau kerja sebentaran atau rumpi-rumpi cantik, sogok aja mereka pake waffle plus ice cream. Dijamin anteng.

Masalah harga, di sini ya standard harga coffee shop lah ya. tapi malah kopi pesenan gue tuh kayanya lebih murah daripada di Eight Coffee deh.

Kok Lita jadi ngopi-ngopian mulu? Cinta banget sama kopi?

Nggak juga. Ini lebih karena sekarang kerja gue bisa di mana aja di hari-hari tertentu. Jadi gue kudu bisa atur waktu kalo pas lagi nggak ke kantor, kerja di dekat lokasi meeting atau sekolahnya Langit aja.

Masalah cinta sama kopi, ya, mungkin gue baru menemukan klik dengan rasa pahit seperti halnya kehidupan #HAZEG

Wednesday, November 16, 2016

Menyoal Lupa



Beberapa minggu lalu..

"Buku matematika Langit, mana?"

Yang namanya Langit Kilau Pelangi itu sering banget ketinggalan barang di mana-mana. Apalagi di sekolah, walah udah langganan deh. Mulai dari pensil, penghapus, penggaris, buku pelajaran, dan sebagainya. Sering gue marah hanya karena hal sepele ini. Bukannya apa-apa ya, cuma kan gemes beli rautan 2 hari sekali karena dia lupa taronya di mana. 

"Kalo besok lupa lagi rautannya nggak dibawa pulang, ibu nggak mau beliin lagi selamanya", kata gue sok ngancem dengan anggapan bahwa hal tersebut mujarab untuk mengobati kebiasaan lupanya Langit.

Besoknya sih kebawa pulang, 2-3 hari kemudian? Ya sama aja.

 

Di hari yang berbeda, setelah antar Langit sekolah, gue mau kerja di sekitar sekolahnya karena meeting gue baru siang. Daripada kena sindrom macet pagi hari, kan lebih produktif gue kerja di dekat rumah kemudian berangkat ke tempat meeting setelah jalanan agak longgar. 

Keluar dari sekolah Langit, mulai mikir mau kerja di coffee shop yang mana hari ini? Kalau di coffee shop A, colokannya banyak. Di coffee shop B, kopinya enak banget tapi pasti belum buka. Coffee shop C, kopinya nggak enak tapi wifi kenceng. Teringat wifi dan colokan, lalu inget laptop kok nggak ada di kursi sebelah. Nengok ke kursi belakang, eh kok nggak ada juga. Kemudian inget tadi pas ke mobil kayanya cuma bawa 1 tas, tangan kanan megang kunci mobil tangan kiri megang tempat minum. 

"Oh dibawain Marti kali ya?", Supaya lebih yakin, gue telepon Marti dong.

"Ya ampun, nggak Marti bawain Mbak!", Katanya.

Akhirnya putar balik ngambil laptop dulu di rumah dan berakhir dengan tiduran nonton Good Morning CSI -_-'

Mengetahui hal ini, bokap gue ngomong, "Emang di rumah nggak ada yang ingetin itu laptop? Pantes Langit suka lupa, lha kamunya juga gitu".

Ini sekadar flash back beberapa tahun silam, eh silam banget deh, gue zaman SMA kalo nggak salah.

Ceritanya bokap mau jalan naik motor. Udah salim, assalamualaikum dst dsb. Kita semua di rumah ya beraktivitas seperti biasa dong, ya. Lima belas menit kemudian, suara motor bokap kedengaran. "Eh kok cepat amat udah balik?", Pikir kami semua.

"De, ambilin helm papa"

Jadi ternyata sodara-sodara, bokap gue udah sampe tengah jalan baru inget kalo beliau nggak bawa helm.

Moral of the story:
Buah jatuh nggak akan jauh dari pohonnya. Bukan begitu?

#meringis

Monday, November 14, 2016

Dedikasi Lewat Tumpeng



Minggu lalu, di sekolah Langit ada Hero's Day. Seperti biasa, kalo di sekolahnya itu yang akan terjadi perayaan alias aneka lomba dkk besar-besaran bukanlah 17-an, Kartinian atau lainnya, melainkan Hari Pahlawan.

Alasannya kenapa? Lah itu saya kaga tau.

Tolong jangan disontek ini hasil karya ibu-ibu modal nekat
Anyway, diadakanlah aneka lomba termasuk untuk orang tua. Tahun ini salah satunya adalah menghias tumpeng. Kemudian ditunjuklah ibu-ibu yang katanya jarang nongol di sekolah untuk partisipasi. Protes ah, masa gue jarang nongol? Wong tiap pagi nganterin kok *ngambek*. Tapi demi persatuan dan kesatuan, gue mau aja mewakili kelas bersama 2 mama keren lainnya (kalimat bersayap, berarti mengakui diri sendiri keren).

Tuesday, November 8, 2016

I'm 35, And I Survive!


Banyak perempuan yang merasa pertanyaan tentang usia itu nggak sopan. Beberapa teman, termasuk gue, sering becanda sih tentang hal ini. Denial lah, sama usia sendiri. Tapi kalau secara jujur I don't have   problem with questions or discussions related with age.

Gue mah bakal menjawab apa adanya. Usia gue 35 saat ini.

Wednesday, November 2, 2016

Tentang Cinta Dan Martabak Jagung Keju



“Ibu bener ini aku nggak apa-apa makan semua martabaknya?”

Minggu lalu, gue sama Langit ke mal, lalu pulangnya dia minta beli martabak. Okelah, kami beli martabak. Jadi belinya itu 2 loyang, 1 loyang medium sementara 1 lagi yang Loyang mini seukuran personal pan pizza gitu. Nah, yang medium itu ordernya kesukaan Langit, keju cokelat, sementara yang mini itu gue nyoba rasa baru yaitu jagung keju. 

Martabak jagung nggak sempat difoto karena keburu habis di jalan :D

Pas di jalan pulang, gue lapar banget kan, ya, jadi gue makan deh si martabak mini. Terus Langit minta, dan dia doyan! Lahap gitu makannya.