Friday, October 30, 2015

Kembali Ke Bengkulu

Alhamdulillah minggu kemarin jadi juga mudik ke Bengkulu setelah hampir tiga tahun kami sekeluarga nggak mudik. Emang Langit libur? Nggak, izin. Hehe. Kebetulan direktur pendidikannya, Ibu Delfi, sangat permisif kalau izinnya berkaitan dengan keluarga. She believes that family should come first.



Kembalinya kami ke Bengkulu tahun ini banyak banget perbedaannya, ceritanya dan tentu, sedihnya.. 

Monday, October 19, 2015

10 Questions to: Irawaty Sarah, Korean Skincare FTW!

Gue basically nggak terlalu banci makeup, malah lebih demen benerin kulit dan nyobain aneka jenis skincare. Nah, di antara banyak member FD yang gue kenal, orang pertama yang gue percaya urusan skincare adalah Amal. Lalu yang kedua, baru ikrib beberapa bulan terakhir adalah Ira, Irawaty Sarah (@irawatysarah nickname di forum lautbiru) yang juga punya online shop  di Instagram @beningbersinar.

Lihat kulitnya Ira deh, aaaack envy to the max! Dan ini nggak pake apa-apa lho,alias barefaced kecuali lippen

Kalau lihat aneka ragam skincare yang dipake sama Ira, mungkin kita (eh apa gue doang?) kurang paham/ ikrib sama mereknya. Soalnya kebanyakan merek Korea atau yang jarang bisa kita dapatkan di pasaran. Rasa penasaran (alias kepo) gue tak tertahankan. Apa karena antimainstream atau ada alasan lain di balik pemilihannya terhadap merek skincare Korea. Yuk ah baca ngobrol gue sama Ira, siapa tau bisa dapat insight dari sini.

Thursday, October 15, 2015

Kiko Lipstik, Memangnya Bagus?

Merek lipstik ini emang nggak sepopuler MAC, Lime Crime, Colourpop atau sejenisnya yang lagi hits di jagad dunia maya. Kiko atau lengkapnya Kiko Milano, berasal dari kota Milan, Italia. Ga usah ditanya sejarahnya lah ya, bisa Googling.

Gue pertama kali tau merek ini dari siapa ya, lupa. Kemudian pas Nopai abis dari Yurop, dioleh-olehinlah lipstik merek ini yang seri Rock Idol.

Verdict-nya, gue langsung suka. Bentuknya kaya pensil tapi lebih gemuk, pas diaplikasiin warnanya juga langsung keluar terpampang nyata. Masalah tahan lama, relatif lah ya.



Sekarang, selain Rock Idol  gue udah punya 3 varian lainnya dari Kiko.

Monday, October 12, 2015

Menitipkan Anak Di Daycare: Yay or Nay?

Beberapa tahun yang silam, sebagian orang di Indonesia, menitipkan anak di daycare masih belum lazim.

Apa nggak kasian sama anaknya diurus sama orang yang ga kenal? Bisa dipercaya nggak? Emang nenek/ tante/ budhe/ dkk-nya ga ada yang bisa bantu jagain apa? Atau yang paling pahit, makanya perempuan tuh di rumah aja!

Err..

Tapi makin ke sini (baca: semakin sulitnya cari 'mbak' yang setia dan memenuhi standar masing-masing), maka daycare pun bisa dijadikan alternatif.

Gue, jujur aja belum pernah menitipkan Langit di daycare manapun.

Alhamdulillah punya mbak yang bantu  ngasuh Langit sejak bayi, dia juga udah ikut nyokap sejak masih kecil. Jadi lebih kaya adik gue aja sih. Pernah sih memiliki masalah per-mbak-an waktu si mbak ini harus stay di kampung untuk jaga ibunya yang sakit.

Walaupun cukup repot, tapi masalah yang jaga anak alternatif gue banyak. Ada nyokap yang siap sedia jagain cucunya. Belum lagi tante-tante gue yang waktu itu belum pada punya cucu, menerima ketitipan Langit dengan tangan terbuka. Amanlah.

Opsi daycare pun ga ada dalam benak gue.

Setidaknya sampai kemarin sebelum gue datang ke launching-nya Taman Main Daycare.

Tuesday, October 6, 2015

Setia... Sama Nomor Handphone

Tadi pagi di Facebook gue nemu gambar ini:


Wah, tentu aja langsung gue share! Haha, secara ya, gue pake nomor handphone yang sekarang gue pake ini sejak awal tahun 2000-an.

Paket langganan pun mulai dari yang biasa (zaman belum tren smartphone, tagihan gue bisa sampe 1 juta gara-gara sms!), blackberry sampai sekarang paket data ya gue pake nomor ini. Kan ada tuh yang nomor lama disimpan buat telepon, sementara untuk internetan, dkk dia pake nomor lain yang harganya lebih murah.

Gue nggak bisa  deh, begitu. Sebel sebenernya, secara provider yang gue pake ini emang  terkenal mahal. Tapi da gimana atuh…

Ada beberapa alasan kenapa gue nggak ganti-ganti nomor handphone,

Thursday, October 1, 2015

Kerja Di Media Rawan Selingkuh?

Duh, bingung jawab apa. Satu sisi gue tidak setuju dengan hal itu, karena hampir 15 tahun gue kerja di media. Tapi di sisi lain, di depan mata kepala sendiri melihat hal tersebut terjadi.


Jadi, iya apa nggak?

Kenapa stigma ini muncul, mungkin karena media (khususnya kalo gue sih di lifestyle dan entertainment ya, bukan kriminal apalagi politik) dunia yang glamour. Maksudnya ya itu, dekat dengan seleb atau tokoh-tokoh yang oleh masyarakat hanya bisa dilihat lewat media. Dunia glamour ini mungkin dipandangnya jadi suka hura-hura, happy-happy, pokoknya senang terus. Atau dianggapnya bebas. Mau pulang malam, subuh, atau malah nginep kantor, sah!


Urusan glamour, itu kan pencitraan. Aslinya mah, kerjanya fisik banget. Urusan bebas? Banyak bidang kerja lain yang kerjanya butuh lembur dan nginep kantor lho.

Lagi mau nunjukin file, ehh kepegang tangannya #eaaaa sinetron amat :p



Kita lihat dari dua sisi yuk!