Saturday, May 31, 2014

Media Darling

Buat yang kerja di media pasti paham banget sama istilah ini.

Kalo diambil ringkasnya, media darling adalah orang-orang yang jadi kesayangan media karena banyak hal. Bisa dari kemudahan ia dihubungi, sikapnya yang ramah dan selalu terbuka sama media, plus nilai berita yang selalu tinggi.

Kembali ke sekitar 10 tahun yang lalu, lebih kayanya, waktu gue masih megang infotainment. Ada seorang pendatang baru yang cukup fenomenal. Karena benar-benar baru datang dari desa, jadi dia masih sangat mudah dihubungi. Ke mana pun, dia ga pernah nolak untuk dibuntuti. Suruh gaya apapun dia mau. Jadi lah semua infotainment saat itu menayangkan dia. Hebatnya, setiap datang itu rapor rating, episode di mana gue masukin berita dia (yang padahal belum tentu berita juga), selalu bagus. Ada yang inget Inul?

Nah, dia nih salah satu media darling saat itu. Ya maap contohnya nggak kelas banget ya, lagi buntu, top of mind jadi Inul deh.

Balik lagi, bahkan saat itu ada beberapa media yang nguntit dia ke luar kota atau luar negeri tanpa dibiayain sama Inul. Beneran deh. Walau demikian, tetap sama dia dijamu, diajak makan dst. Kenapa segitu bela-belainnya? Ya, apalagi kalo bukan rating.

Monday, May 26, 2014

Belajar Menulis

Beberapa waktu lalu, Kak Ria, teman yang ketemu si Kelas Inspirasi bilang, "Mbak kamu mau nggak sharing tentang menulis ke mahasiswaku?".

Reaksi pertama adalah, "MAU!".

Pas di-follow up sama staf Kak Ria yang lain gue baru nyadar, "Eh ini serius ya?". Nasib kalo otaknya suka spontan.


Gue belum jadi penulis yang baik. Seperti pandangan pada umumnya, penulis berarti punya buku. Nah gue apa kabar? Haha. Tapi bidang kerja gue sejak dulu benang merahnya ada 2, kreativitas dan menulis.

Nulis naskah program tv, talkshow, sitkom, infotainment, dokumenter, company profile, advertorial, copy iklan, copy packaging, essay, dst dsb.

Nulis toh?

Wednesday, May 21, 2014

Berita Dalam Dunia

Beberapa bulan atau malah kayanya tahun terakhir, orang mulai pada senang nonton berita.  Mereka mulai menganggap ngikutin berita itu keren. Which is good. Good buat para jurnalis tentunya, karena karya mereka banyak yang nonton.

Teringat waktu gue kecil, pas ada berita, males banget nonton tv. Atau pas berita, baru kita melakukan hal yang tadinya kita tunda. Ke toilet, mandi, makan, buang sampah, dsb.

Tapi sejak tv swasta banyak pilihannya,acara berita jadi ditunggu. Nggak cuma berita serius, tapi ada ulasan kuliner, tempat wisata, dan banyak lagi di sebuah program berita. Yah, mungkin zaman juga udah beda ya, kalo gue kecil kan masih Orba (njrit, tua), jadi media juga masih belum sebebas saat ini. Kalau sekarang, media udah bebas (sebebas-bebasnya).

Lepas dari itu, sejak pembukaan pendaftaran Capres-Cawapres Pilpres 2014, gue merasakan hal yang benar-benar menarik. Semua orang ngikutin beritanya!

Monday, May 19, 2014

Pencitraan

Kalau lihat foto ini rasanya keren, ya. Ah, andai kalian lihat proses di balik pemotretan ini. Haha.

Anyway, minggu lalu mempublikasikan tulisan ini: http://mommiesdaily.com/2014/05/16/parenting-pressure-curhatan-mimin/ dan isinya kok curhatan saya juga ya. Hahaha..

Gue pribadi nih, selalu merasa beruntung karena bisa dapat akses yang cukup mudah ke orang-orang yang kompeten di bidangnya. Tapi hal ini tentu ga sekonyong-konyong bikin gue bak ibu peri yang menerapkan segalanya dalam kehidupan nyata. Apalagi yang berurusan dengan area kesabaran... Duh, sumbu suka pendek -_-'

Tapi kan nggak mungkin (dan jangan sampe ya..) gue galak yang pake fisik. Cubit, pukul, nggak banget deh. Untuk urusan ini, nggak pake pencitraan deh. What you see is what you get.

Nggak cuma para mimin akun situs parenting, kesehatan dkk yang butuh pencitraan, tapi gue rasa banyak status lain yang butuh pencitraan.

Misalnya, politisi. (ehm-ehm)
Sidak ke pasar, sekolah, institusi tertentu, marah sama anak buah, nyemplung ke gorong-gorong, nangis lihat taman rusak, pake baju nggak bermerek, naik kendaraan umum, memilih kelas ekonomi di pesawat, naik sepeda,  dan sebagainya dan seterusnya...

Apa benar, semua yang kita baca, kita lihat kita dengar itu pencitraan semata?

Ada beberapa hal yang bisa kita lihat sih, untuk mengatakan pencitraan apa bukan.

Wednesday, May 14, 2014

Mei 98

Saat itu gue masih kelas 2 SMA. Walau udah 16 tahun yang lalu, tapi kenangan sama bulan Mei tahun 98 masih cukup nyata di memori gue (yang suka terbatas ini). Gue rasa beberapa dari kalian juga mengingat beberapa hal yang ada di bulan itu, kan?

Antara tanggal 12-18 Mei, gue lupa urutannya. Tapi suatu hari di sekolah, gue dan teman-teman curi dengar hal-hal mengejutkan.

"Hero dibakar!"
"Mal Yogya dibakar"
"Nggak ada angkutan umum"
"Penjarah masuk ke daerah Kalimalang"
Dan seterusnya..

Di salah satu dari hari tersebut gue nggak sekolah, gue bengong depan tv nonton berita tentang Jakarta yang nonstop ditayangkan. Kakak gue, yang masih mahasiswa tingkat 1 saat itu, cerita soal teman-teman kampusnya yang long march, demo, dsb. Istilah yang masih belum gue pahami saat itu.

Terus, satu berita yang bikin gue nangis. Ada mahasiswa yang ditembak aparat! Kakak gue nangis, mungkin karena merasa memiliki kedekatan status. Gue? Nangis juga. Bukan karena apa-apa, tapi gue bayangin perasaan orangtuanya, terus gue nggak paham kenapa mahasiswa ditembak? Ada yang dipukulin juga. Gue nggak paham, salahnya di mana? Yang nembak, yang mukulin, sama-sama orang Indonesia pula! Kenapa?

Monday, May 12, 2014

Kursi Panas

Bukan, bukan tentang politik, kok.. Hihi..

Jadi gini ceritanya, Sabtu kemarin gue ngajak Langit naik kereta. Tadinya mau rame-rame sama kakak dan sepupu, tapi ndilalah anaknya kakak dan sepupu lagi pada sakit. Kadung janji sama Langit, akhirnya tetap jalan deh, nyokap ikut juga.

Berangkatnya aman, pas kami naik ke gerbong, walaupun penuh tapi 2 orang laki-laki yang lagi duduk sigap berdiri dan mempersilakan kami duduk. Secara aturan yang ada di kursi prioritas, gue dan nyokap masuk ya. Gue bawa anak dan nyokap lansia *masih ga bisa terima kenyataan bahwa nyokap udah masuk kategori ini, karena nyokap gue terlihat sehat dan muda daripada usianya*.

Tapi, pas barengan ada ibu yang bawa anak kecil juga, ya gue kasih lah ke dia. Nyokap duduk, Langit sesekali duduk atau berdiri.

Pulangnya, kami mau naik kereta lagi, tapi antrean beli tiket panjangnya luar biasa! Macam antre tiket mudik lebaran. Ga sanggup lah. Akhirnya memutuskan naik Trans Jakarta. Kota-Harmoni, Harmoni- Jatinegara, Jatinegara-Pulogebang. Lumayan capek ya, ganti 3 kali. Tapi karena emang lagi santai, ya, jalanin aja.

Di Harmoni, gue nanya sama petugas, ada antrean khusus untuk yang bawa anak dan,lansia, nggak, secara penuhnya minta ampun. Petugas bilang, nggak tentu mau berhenti busnya di pintu ini *pintu yang nggak antre*. Akhirnya, gue dan beberapa ibu yang gendong balita, ikutan di antrean umum yang berdesakan. Tapi untungnya, penumpang lain nggak barbar, nauin bahwa ada anak kecil.

Thursday, May 8, 2014

Kau Ada Yang Memiliki,

Aku ada yang memilik, meski kita masih saling menyayangi...

Ada yang tau kalimat di atas gue ambil dari mana?

Adegannya kira-kira gini:
INT- A sedang curhat ke B

A: "Masa si C marah, ngambek sama gue.."
B: "Kenapa?"
A: "Gara-gara gue bilang, gue mau nikah sama D"
B: "Kenapa dia marah, bukannya dia udah punya suami?"
A: "Nah itu dia, gue harus gimana ya.."
B "Ya bilang lah, lo juga harusnya bisa marah sama C karena dia udah nikah sejak pertama kali kalian ketemu"

Get the point?

Wednesday, May 7, 2014

Masalah Waktu Olahraga

Ceileee...
*abis ngetik judul*

Masalah waktu itu emang tricky ya. Apalagi kalo udah jadi ibu, duile.. rasanya 24 jam nggak cukup! Mau ibu rumah tangga, pebisnis, atau ibu kerja kantoran pasti berpacu dengan waktu.

Salah satu yang sering dikorbanin biasanya olahraga. Yeee... apalagi yang zaman belum jadi ibu aja udah nggak rutin olahraga, pas jadi ibu makin ada alasan deh. Hihi.

Gue nggak sporty spice banget sih seperti Mel C *anak #90an pasti tau*, tapi yang judulnya gerak, itu pasti. Ya iyalah emang seharian nggak butuh ke kamar mandi, ngambil makan minum dkk?
Kalo dulu pas belum nikah OR bisa rada kebanyakan gaya. Kudu di fitness centre lah, lari kudu barengan teman rame-rame di tempat cihuy, dan seterusnya.

Kalo sekarang?
Manfaatin waktu banget deh! Banyak jalan kaki, kalo di artikel yang pernah gue tulis sih minimal 10.000 langkah per hari anjuran WHO udah bisa disebut gerak aktif ya.
Gue inget waktu di Astro ngobrol sama @babanyakayril yang hobi naik angkutan umum. Jaraaaang banget bawa mobil. Pas gue tanya alasannya dia bilang, "Kalo nggak naik angkot gue nggak jalan kaki". Gue terinspirasi dong ya. Tapi saat itu Jakarta belum semacet sekarang jadi masih kadang bawa mobil.

Sejak 2011 deh, gue sama Igun mulai ninggalin mobil di rumah. Igun sih naik motor, sesekali naik sepeda *awas aja kalo ga dipake beli mahal-mahal*. Nah gue mulai cari moda transportasi alternatif. Dari omprengan sampe ojek. Akhirnya jatuh cinta sama Trans Galaxy dan setia sama omprengan plus nebeng! Haha.

Balik lagi ke topik. Olahraga beneran yang pake sepatu dan baju olahraga kapan?

Monday, May 5, 2014

Gara-gara Rhinos

Ceritanya akhir pekan kemarin gue tumbang. Seperti pernah gue ceritain, penyakit gue yang paling nyebelin adalah hidung mampet.

Diawali dari menstruasi *lha jauh amat ya? Gpp dah biar panjang blogpost-nya*. Sejak dulu gue kalo lagi bulanan pasti buanjir. Ini mengakibatkan si darah rendah gue kumat. Ga tau ya, bener related apa nggak, tapi yang gue alami ya gitu. Gue selalu sangu suplemen penambah darah, eh apa ya itu istilahnya si Sangobion tea. Pokoknya wajib, kalo nggak panjang urusannya.

Nah, kemarin gue lupa. Blas ga ada sehari pun gue tenggak Sangobion. Hasilnya? Keliyengan asli dan kaya lap basah, lemes.

Kelar si bulanan ini, keliyengan ga kelar. Stamina jadi turun, udah gitu emang lagi nggak gairah ngapa-ngapain, olahraga males, makan aja males.

Puncaknya, Kamis pas tanggal merah arisan keluarga, malamnya itu mulai bumpet idung. Tidur setengah-setengah. Paginya bangun, kepala kaya bekonde. Padahal mabok aja nggak, hahaha.

Nggak sanggup bangun, nggak ngantor dah. Minum Sangobion, minum Panadol, ga mempan. Sabtu kondisi masih sama. Malamnya chat sama @ondeymandey dia cerita tentang Rhinos, obat cespleng. Igo, anaknya, minum itu langsung tidur.

Friday, May 2, 2014

Tentang Menjadi Orangtua






Beberapa waktu lalu gue diwawancara sama tim 24hourparenting tentang menjadi ibu dan istri. Pertanyaan-pertanyaannya bikin mikir. Hihihi..


Gara-gara itu, gue jadi mikir ulang secara mendalam *ceile* tentang jadi orangtua selama 6 tahun ini. Gileee, udah 6 tahun aja, ga berasa! Perkara pola asuh, gue merasa sangat beruntung berada di balik Mommies Daily. Banyak banget hal yang gue pelajari. Gimana nggak, gue punya akses lebih ke narasumber yang terpercaya, walaupun mereka sekarang juga mudah diakses lewat social media. Tapi kenal secara personal tentunya beda, kan. Gue juga banyak kesempatan ketemu orangtua lain, di mana kalo menurut gue justru adalah tempat belajar paling canggih di antara sekian banyak sumber.

Di antara semua hal, yang paling canggih tentunya sharing sesama orangtua yang tumplek di forum Female Daily, sih. Lo mau nanyain apaan aja juga ada. Mulai dari stroller sampai breastpump. Dari sekolah sampai cara kasih pendidikan seksual buat anak.

Setelah jadi ibu, gue sadar ada beberapa hal yang gue percaya merupakan investasi terbaik setelah melahirkan. Ini dia di antaranya:

  • Breastpump atau ilmu tentang ASI

Siapapun tau ASI yang terbaik buat anaknya. Gue sering emosional kalo ngomongin tentang ASI. Apalagi kalo tau seseorang nggak ngasih ASI karena hal-hal yang seharusnya bisa mereka antisipasi.
Ilmu tentang ASI, sekarang ini bisa lo cari di mana aja. Googling keyword ASI, bakal keluar ribuan artikel mengenai ini. Dalam bahasa Indonesia pula. 6 tahun yang lalu, waktu gue hamil, informasi tentang ASI aja udah cukup banyak. Apalagi sekarang, di mana ASI udah jadi isu yang seksi?

Ngasih ASI ke anak lo, merupakan investasi pertama yang terbaik dalam hidup lo sebagai orangtua. Percaya, deh. Pertama, baik buat ibu ataupun ayah, ASI itu murah! Gue alhamdulillah nggak pernah beli susu formula seumur hidup jadi orangtua, makanya nggak tau harganya. Suatu hari pernah liha-lihat harga susu formula, deym! Mahal banget yaaak... Konon sebulan ada yang bisa ngabisin lebih dari 2 juta HANYA UNTUK SUSU FORMULA. Lah,mendingan ditabung buat dana pendidikan, bukan?

Buat ibu yang bekerja, beli breastpump yang bagus, juga penting. Mahal? Iya, sih. Tapi kalau dibandingin sama 2 juta per bulan, harga breastpump 1-2 juta gue rasa nggak akan sebanding ya.
Nggak ada dana buat beli breastpump? (uhm, kalo ini agak sulit dipercaya, kalo nggak ada dana lebih buat beli breastpump atau merasa breastpump bagus itu mahal banget, ya harusnya beli sufor juga jadi mahal banget, ya?). Gue saranin merah ASI pake tangan. Dulu Medela gue aja nggak kepake, karena gue lebih cocok merah ASI pakai tangan. Caranya gimana? Googling, beybih. Gue juga pernah nulis di Mommies Daily tentang hal ini.
-