Monday, April 29, 2013

Harus Punya Prinsip!

Gue percaya, hidup HARUS punya prinsip.
Salah satu tokoh parenting, Elly Risman, kerap mengatakan, "ber-iPad anak orang, ber-iPad juga anak kita. Jadi orang tua nggak punya prinsip banget, sih, lo?".

Gue rasa, ribuan orang akan merasa #jleb sementara yang lainnya defensif :D

Memang, kalimat ini dilontarkan saat bahas topiknya berkaitan dengan gadget. Sering banget kita bilang bahwa, anak-anak zaman sekarang, 2-3 tahun usianya, tapi udah gape operasiin gadget. Yah, well, kita (para orang tua) yang menyediakan fasilitas tersebut, kan, ya?

Walau demikian, bagi gue pribadi, kalimat ini nggak hanya di masalah gadget semata. Gue anggapnya malah lebih kompleks: jadi orang jangan ikut-ikutan. Harus punya prinsip.

"Tapi, kalo ikutin yang baik, boleh, dong?"
Boleh banget. Tapiiiiii, baik menurut siapa? Baik untuk siapa?
Misalnya, nih, perkara diet. Dari zaman SMP, gue udah sering banget denger kata ini. Lalu mulailah gue tau yang namanya minum teh-tehan ala Herbalax, dsb, lalu ada diet rendah kalori, diet nggak makan nasi, diet atkin, food combining, diet pulau zuma (ini ada beneran ga sih, gue bacanya di buku Girls Talk :p ), dan yang lagi hits ngejus!

Gue nggak pernah diet.
Bukannya gue nggak mau berperut six pack ala Gwen Stefany (halah, teeteub), secara kan, ya, (seinget gue Carlo Master Boot Camp yang kasih tau ini) 70% abs are made in the kitchen, not in the gym. Jadi, elo mau crunching, planking, sit up sekuat tenaga, tapi makan tetap 'berantakan', ya, perutnya ga bakal six packs. "Tapi rata, lho!". Yes, rata. Kalo lagi tidur telentang juga perut rata, yes?
Balik ke topik, statement gue ga bisa diet, maksudnya lebih merujuk ke: gue-ga-pernah-ngikutin-aneka-diet-yang-lagi-tren. Gue lebih makan secukupnya, dan kebetulan emang bukan tipe yang mencari kebahagiaan lewat makan. Jarang banget kalimat, "makan enak yuk", keluar dari mulut gue. Karena bagi gue, semua makanan itu cuma terbagi 2: enak dan nggak doyan. Hahha. Jadi, gue makan, karena harus. Jarang banget berlebihan.

Perkara hal ini, menurut gue, kita ga bisa ikut-ikutan. Setiap orang kan komposisi tubuhnya beda. Dengan tinggi dan berat yang sama, BMI persis sama pun, komposisi dalam tubuhnya beda: fat-nya, muscle, protein, mineral, dsb.
Sebelum ikutan diet yang lagi hits, kenali tubuh lo, dulu deh. Apa yang berlebih dalam tubuh, apa yang kurang. Dari situ, bisa tau, apa yang boleh dimakan, apa yang enggak. Jadi 'diet'nya efektif. Bukan yang udah, kasarnya, nih, nyusahin diri sendiri, eh nggak efektif. Pernah dengar teman/ keluarga/ malah diri sendiri, pingsan/ masuk RS karena diet? Nah.........

Lalu perkara menjadi orang tua.
Men, masalah diet aja lo nggak bisa ikut-ikutan, apalagi jadi orang tua?! Jadi orang tua menyangkut kehidupan manusia lain, lho. Nggak usah juga semua orang anaknya pake stroller Quinny (masih hits ga sih? Haha), kita kudu make. Semua orang anaknya udah disekolahin, anak kita juga. Anak orang nonton Disney, Barney, Princess, dsb, anak kita juga! Padahal anaknya nggak demen-demen amat (ini gue banget, ajak Langit nonton Barney live, ternyata dia nggak suka *sigh* untung aja gratis, haha). Dsb dst. Kita (atau anak kita) nggak harus sama dengan anak orang lain, kan?

Bahkan, ya, ASI yang sudah pasti yang terbaik aja, lo tetap kudu riset. Kenapa ASI terbaik untuk anak, ibu dan seluruh keluarga? Ngasih ASI karena emang-dari-sononya-orok-pasti-netek, ya nggak apa-apa juga.

Tapi, dengan riset, pengetahuan yang lebih mendalam, kita akan lebih 'berjuang' dalam pemberian ASI. Bukan yang "ASI eksklusif tapi campur susu botol sedikit" (melirik tajam ke arah KD).
Dengan riset, kita akan tau risiko jika tidak memberikan ASI. Dan yang paling penting, kita ngasih ASI karena pengen kasih yang terbaik, bukan karena HARUS. Nah, harus ini, nih, yang bahaya. Bisa-bisa kita nyusuin, tapi sambil mengeluh, capek, suami enak banget ga harus nyusuin, tiap berapa jam memerah ASI itu nggak enak, sampe urusan payudara nggak kencang lagi. X_x

Dan masih banyak contoh-contoh lain di dunia ini yang, yah, kita harus punya prinsip saat menjalaninya. Yang gue jabarkan di atas adalah prinsip gue. Kalo ada yang punya prinsip "harus ikuti tren yang sedang berlaku", ya terserah juga. Kan prinsip hidup orang beda-beda :)

Piss ah!
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, April 22, 2013

Music Monday: Titip Rindu Buat Ayah

Kasih sayang kita buat ibu, pasti sering banget diomongin. Tapi buat Ayah?

Gue punya kenanpgan manis sama bokap. Sewaktu kecil, bokap nggak pernah nggak meluangkan waktunya untuk main sama anak-anaknya. Jadi kuda-kudaan? Ah, itu mah kecil! Wong, diajak main salon-salonan aja, bokap mau! Gimana enggak, secara kedua anaknya cewe, alhasil bokap mau aja duduk manis lalu rambutnya mulai dari disisir, sampai dikuncir :')

Beranjak remaja, bokap masih rajin antar jemput anak-anaknya ke sekolah, sekalian beliau kerja. Malah sempat pas gue masuk siang zaman SMP, beliau selalu udah stand by di pintu gerbang untuk jemput anak bungsunya ini.

Nah, ketika gue mulai sibuk sama kuliah dan kerja, mulai sosok bokap yang hangat seperti pudar. Belakangan gue sadar, bukan bokap yang berubah, tapi kami (eh, gue, deh, kok ngajak-ngajak, haha) yang berubah. Perubahan pergaulan, pola pikir, kesibukan, dst dsb.
Yang padahal kalo dipikir-pikir, seberapa sibuk, sih, gue? Kerja juga hanya untuk eksistensi diri, bukan menghidupi keluarga seperti halnya bokap. Nyebelin banget, ya, diri gue waktu itu.

Ketika gue punya anak, mulai sering timbul friksi akibat perbedaan pandangan pola asuh.

Kemudian gue sadar, nggak bisa egois. Beliau pasti juga ingin yang terbaik untuk cucunya. Ingat kalimat "Kakek dan Nenek adalah kesempatan kedua seseorang menjadi orang tua"? Pasti mereka ingin memberikan lebih dari yang pernah mereka berikan ke anak-anaknya.

Dan, siang tadi review artikel tentang ayah, lalu mewek lah, si pentolannya #TeamMewek ini. Jadi teringat sama lagu Ayah-nya Ebiet G. Ade ini. Silakaaan:



Kalau sama ibu kita sudah kerap kali berterimakasih atas rahim tempat kita tumbuh, susu yang keluar dari payudaranya, peluk lembut, masakan, dsb-nya, bagaimana dengan ayah? Mungkin tak semua orang bisa seberuntung gue yang punya kenangan manis dengan bokap waktu kecil, tapi gue yakin, tanpa peran ayah, kita nggak akan ada di dunia ini :)

Love you, Dad :)

Tuesday, April 16, 2013

Perbintangan

Kalo dibilang percaya sama zodiak, gue enggak juga. Ya masa dari sekian manusia di muka bumi sifatnya cuma kebagi jadi 12 zodiak, sih?

Nah, tapi, memang gue follow, deh, tuh yang namanya akun-akun twitter zodiak, terutama zodiak terkeren: Aquarius! Haha. Tweet-tweet dari akun-akun tersebut more or less menggambarkan kepribadian gue, sih. Nggak semua, tentu saja, tapi sebagian besar, iya.

Dirata-rata yang gue inget, ya: aquarius itu ga bisa memuji, dia akan memuji hal yang memang pantas dipuji. Nah, ini bener, sih. Gue emang agak kesulitan untuk memuji hal-hal yang cuma basa basi. Bukan berarti ga bisa basa basi, tapi kalau harus berbasa-basi, bukan lewat memuji caranya. Lebih ke, "bulannya bagus, ya?". LOL, macam orang PDKT kehabisan bahan pembicaraan :p

Atau aquarius adalah pendengar yang baik. Tell me about it. Dari zaman dulu, kayanya sering banget jadi 'tempat sampah', and it came without paksaan. Gue menganggap, kalo orang mau cerita, hal yang paling rahasia pun akan dia ceritain. Kalo dia nggak mau cerita, ya, sahabat terlama, kakak gue/ nyokap sekalipun, ya nggak akan gue paksa/ korek-korek.

Dan percayalah, alhamdulillah, bisa menyimpan rahasia. Jarang banget gue mendiskusikan curhatan orang lain dengan orang lain. Selain karena nggak pantes, tapi suka lupa juga *nyengir lebar*. Jadi, curhatan orang ke gue, ya, biasanya akan stop di gue.

Gimana dengan zodiak yang lain?
Gue kasih gambaran secara umum, ya. Orang-orang yang gue kenal biasanya seperti ini, 'outline'-nya:
- Gemini: moody, charming
- Libra: penuh pertimbangan, control freak
- Taurus: persistent, kalo udah nggak mau, ya nggak mau
- Virgo: pembicara/ PR yang baik
- Leo: dominan
- Aries: self centered tapi baiiiiiik
- Sagitarius: nggak enakan
- Scorpio: si pencari bahan obrolan
- Cancer: ga pinter nyembunyiin kondisi emosinya
- Pisces: sensitif, emosinya labil, dreamer
- Capricorn: perfeksionis

Ya, ga tau, bener apa nggak. Itu berdasarkan orang-orang yang gue kenal. Contohnya Libra itu suami gue, Taurus itu Langit dan bokap. Ada juga Gemini sahabat gue udah 10 tahun ini, ya moody-nya bikin tepok jidat.

Speaking of Leo, CD di advertising agency gue dulu Leo. Pas interview gue, salah satu pertanyaan dia adalah: "bintang lo apa, Lit?". Pas gue jawab Aquarius, dia bilang, "oke, gue masih bisa kerja sama Aquarius". Whoaa.. Ga nyangka, bisa begitu. Haha.

Ya kalo dilihat, Leo kan dominan, sementara Aquarius, lambangnya aja air menggambarkan dia bisa menyesuaikan diri di mana aja. Terbukti, akhirnya gue bisa get along sama dia dalam waktu relatif singkat. Ceile, ya kali cuma karena zodiak, emang kebetulan gaya becanda kita sama juga, sih.

Terus sekarang, di FDN, 3 managing editor semua bintangnya Aquarius. Plus ketambahan 1 community manager juga berzodiak sama. Ndilalah, karakter kami berempat, kurang lebih sama. Termasuk suka 'delay'-nya itu. Haha. Kasihan yang harus berurusan dengan kami :D

O, ya, di antara sekian orang dengan aneka zodiak yang gue kenal, yang paling sering percaya/ memedulikan zodiak itu biasanya Aquarius, lho! Haha. Termasuk di pemegang akun @zodiact_facts yang sering tweet tentang zodiak lain, ternyata zodiaknya Aquarius. LOL. Penting banget.

Kalo masalah percintaan (dan persahabatan), konon Aquarius paling cocok sama Libra, Gemini dan Aquarius juga. Kebetulan udah pernah sama ketiga zodiak tersebut, haha. Paling cocok sama yang mana? Yang dikawinin, sih, Libra, ya :p

Zodiak lain yang pernah dipacarin atau setidaknya 'dekat' itu, umm, kayanya mendingan disebut yang ga pernah dipacarin, ya? Lebih gampang ingetnya :p
Yang belum pernah itu sama Sagitarius, Leo, Virgo, Cancer. Tapi kebetulan, sahabat gue Cancer, Sepupu yang gue akrab banget Sagitarius, suaminya kakak gue Virgo, 2 CD di kantor lama gue Leo. Jadi lumayan sering dealing dengan mereka atau mengamati tingkah lakunya.

Urusan pacaran, yang paling nggak cocok sama Scorpio (ini subyektif, sih, karena kebetulan punya mantan berzodiak ini dan psycho gitu, LOL). Mungkin karena biasanya yang bintangnya scorpio, posesif, ya? Sementara Aquarius, luar biasa ga bisa diposesifin. Aquarius kan semacam free spirit :p

Nah, coba cek ke pasangannya, bintangnya apa, sih? Terus cocok nggak? *ngeracunin orang supaya ikutan ngecek zodiak*

Eh, tapi ini murni untuk seseruan aja, kok. Sekali lagi, masa iya, sifat manusia cuma dibagi ke 12 kelompok rasi bintang ini? Jadi, jangan dibawa serius ah *colek dagu*



Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, April 15, 2013

Music Monday: Sweet Disposition

Lagu ini salah satu soundtrack-nya 500 Days of Summer. Lagu ini dinyanyikan Temper Trap, salah satu band yang akan manggung bareng Blur tanggal 15 Mei besok di Jakarta. Hiks, doakan semoga saya bisa nonton!







Kalo denger lagu ini, gue sih, jadi inget masa muda *halah*. Soalnya musiknya macam bikin kita mengawang-awang. Terutama pas bagian:

A moment a love
A dream aloud
A kiss a cry
Our rights
Our wrongs
A moment, a love
A dream aloud
A moment, a love
A dream, aloud

Terus, jadi mengawang deh otaknya ke masa-masa ceria muda dulu, haha. Masa di mana pikiran masih main, kerja untuk eksistensi, nongkrong, gebet sana sini, huaaaah! It was a very good moment for me.

Masalah cinta-cintaan, pernah juga beberapa kali ngalamin yang satu jemput, eh, yang lain jemput juga. Haha! Antara dodol ngatur jadwal atau congkak pengen pamer :))
Tapi berkaitan dengan ini ada yang lucu.
Gue dekat sama si A dan si B. Di meja gue ada foto gue dan si A, terus pas si B main ke kantor (kebetulan kantor gue dulu terbuka dan si B memang ada kepentingan untuk bisa masuk-masuk ke ruangan gue), pas dia duduk di meja gue, eh dia ikutan majang fotonya di meja gue juga. LOL.
Ketika besoknya si A jemput, sesegera mungkin foto si B gue copot. Lalu pas si B jemput, fotonya dia (yang dia taro sendiri) langsung gue pasang lagi.
Seru banget dan sama sekali nggak gue anggap beban plus nggak gue pusingkan juga. Dibawa senang aja. Kalo ada salah satu yang marah, ya, ngapain juga marah? Wong nggak pacaran, weeek! :))

Ah, masa muda..

*postingan random abis*


Wednesday, April 10, 2013

Saatnya Pulang..

Ingat dengan kalimat 'kehidupan itu sama dengan sekolah'?

*kira-kira begitu kalimatnya*

Kalo dipikir-pikir, benar juga.
Di sekolah, ada anak yang kerjanya main melulu. Di kehidupan juga ada.
Di sekolah, ada anak yang belajaaaaaar mulu, tanpa menikmati bergaul sesama teman. Di kehidupan juga ada.
Di sekolah, ada anak yang mikirin, kapan, ya, gue dijemput pulang? Di kehidupan juga ada.

Di sekolah, kita belajar dari guru, pegawai TU (masih ada ga, istilah ini?), kepala sekolah, sesama teman, kakak kelas, adik kelas, bahkan sampai petugas kantin atau OB sekolah (apa istilahnya, ya? Tetiba lupa).

Di kehidupan, kita belajar dari bos kantor, sopir angkot, selebritas, public figure, politikus, sampai ke pengasuh anak atau tukang becak.

Di sekolah, ketika baru masuk kita masih butuh penyesuaian, lama-lama punya teman, memiliki comfort zone, bermain, belajar, hingga saatnya pulang nanti.

Di kehidupan, ketika dilahirkan, kita butuh penyesuaian, mengenali lingkungan sekitar, mantap menjalani hidup, hingga....

Sang empunya kehidupan kita memanggil, "saatnya untuk pulang.."

Saatnya pasti akan tiba.
Tahun depan, 5 tahun lagi, esok, lusa, atau bahkan sekarang.
Satu per satu teman, sahabat, kerabat, keluarga, akan dijemput. Mutlak.

Tuhan, jika boleh meminta..
Lancarkanlah proses penjemputan orang tuaku, keluargaku nantinya.
Sehingga pas tiba waktunya salah satu dari kami dijemput, yang lainnya bisa melambaikan tangan, melepas kepergian dengan senyum ikhlas.
Amin.

*Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, Wak Itang. Semoga diberikan tempat terbaik di sisi-Nya.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, April 8, 2013

Music Monday: Wish You Were Here

Lagu ini judulnya, sih, cukup neneng, ya. Tapi begitu tau yang nyanyi Pink Floyd, ummmh.... langsung terpana. Gue tau lagu ini cukup lama, tapi baru benar-benar ngeh lagu ini sekitar akhir tahun lalu :D

Lagu ini cukup pendek, standar rocker, lagu-lagu mereka biasanya pendek aja. Lagu ini diambil dari album berjudul sama yang mereka keluarkan tahun 1975. Jadul abis, ya, booo... bahkan bokap nyokap gue aja belum ketemu! Haha...

Kalau dari judulnya, pasti nebaknya, ya, menceritakan tentang kerinduan *ceile*. Dinyanyikan dengan gaya rocker plus petikan gitarnya, makin bikin lagu ini dalem banget. Dan menurut gue pas banget didengerin pas lagi rindu-rindu gimana gitu sama seseorang :D

*Padahal kalo baca di songmeanings.net, lagu ini ceritainnya tentang former leader Pink Floyd, Syd Barret, bo, LOL. Tapi sutralah, kita anggap aja lagu rindu, yak*

Ini liriknya:

So, so you think you can tell
Heaven from Hell,
Blue sky's from pain.
Can you tell a green field
From a cold steel rail?
A smile from a veil?
Do you think you can tell?

And did they get you to trade
Your heroes for ghosts?
Hot ashes for trees?
Hot air for a cool breeze?
Cold comfort for change?
And did you exchange
A walk on part in the war
For a lead role in a cage?

How I wish, how I wish you were here.
We're just two lost souls
Swimming in a fish bowl,
Year after year,
Running over the same old ground.
And how we found
The same old fears.
Wish you were here.

Kalo baca liriknya aja, kurang oke, emang. Karena liriknya emang nggak seromantis lirik lagu cinta-cintaan. Tapi, coba mari kita lihat video waktu Pink Floyd manggung:



Gimana? Cukup menyayat nggak? :D

Thursday, April 4, 2013

SPT Freelancer

Telat, ya, bikin postingan ini?

Tahun-tahun sebelumnya, gue nggak begitu ribet ngurusin SPT. Karena penghasilan gue dan suami, tetap. Jadi lembaran potong pajaknya udah keluar dari kantor masing-masing.

Tahun lalu pas urus SPT, gue udah mencium gelagat kerepotan yang akan terjadi tahun ini. Kenapa? Karena saat itu, Igun memutuskan untuk melepas pekerjaan tetapnya dan memulai hidup baru *ceile* sebagai freelancer.

Setiap dia deal sebuah proyek, gue udah repot aja ngingetin perkara pajak. Bukannya apa-apa, ya, tapi gue tau banget, yang akan urus SPT-nya pasti gue.

O, iya, NPWP gue ikut suami. Alasannya, ga ada alasan khusus, biar lebih akrab aja *apasih*.
Sejak masuk bulan Maret, gue udah browsing sana-sini mengenai laporan SPT untuk freelancer. Coba ngerjain sendiri, ga bisa. Minta bantuan Manda (yang juga konsultasi sama temannya yang paham pajak), gagal juga. Akhirnya minta petunjuk dari Mbak Pajak, Mares alias Resti. Mares, lalu mengirimkan form SPT untuk freelancer yang ternyata ga sama dengan form SPT yang selama ini gue isi. Pantesaaaaaan, isi pake form lama ga bisa-bisa.

Di bawah ini ada beberapa hal yang perlu dicatat dari SPT seorang freelancer:
- form yang digunakan 1770 (tanpa S atau SS)
- ada 2 pilihan untuk menghitung penghasilan, berdasarkan norma atau pembukuan.
- gue pilih pake norma. Jadi norma ini adalah, bikin penghasilan nett-nya pake hitungan yang ada di pasal (berapa, ya, aku lupa), bisa dicek di pajak.go.id. Norma, dibagi ke beberapa bidang. Misalnya pedagang, normanya sekian persen, dokter sekian persen, pekerja seni sekian persen, dsb.
- kalo memilih pembukuan, boleh juga. Cuma harus diaudit atau ada auditornya. Menurut gue ini lebih cocok untuk pengusaha/ apa gitu yang penghasilannya ber-M-M kali ya. Lah, kalo gue pake sistem ini, bayar auditornya aja udah ngabisin setengah penghasilan *lebay*

Setelah tau ini semua, apa langsung kelar ngisinya?
O, tentu tidak. Saya tetap bingung, saudara-saudara! Bolak balik bbm Mares, padahal dia lagi sibuk *maafkan ya, Mares- salim*.

Di hari-hari terakhir penyerahan SPT, tepatnya hari Kamis, gue lihat @ruangfreelance tweet dia punya video tutorial pengisian SPT untuk freelancer. Gue langsung favorit-in, terus gue tonton, wow, ternyata semudah itu!

Ini videonya dari Ruangfreelance.com



Selain hal di atas, juga harus siapkan:
- surat pernyataan penggunaan norma yang ditandatangani wajib pajak
- rekapitulasi penghasilan, idem, ditandatangani si wajib pajak

Dua form di atas, bisa didapat di mana-mana, tinggal googling. Tapi gue dapatnya di ortax.org, situs tentang pajak gitu.

Gue menyelesaikan itu semua hari Kamis, setelah itu long weekend. Sebenarnya bisa via pos, tapi karena merasa ga yakin, gue nanya Mares (lagi) kalau hari Senin masih bisa/ nggak. Ternyata bisa, cuma kena denda. Gue googling dendanya, menurut pajak.go.id, 100 ribu. Okelah, gpp. O, iya, gue lebih sreg langsung karena gue ada kekurangan bayar pajaknya. Jadi biar sekalian tuntas, gitu.
Jadilah, Senin gue ke KPP Kramat Jati di Jl. Dewi Sartika (pas, searah, lebih tepatnya emang daerah jajahan juga, sih). Masuk langsung ke helpdesk, disuruh bayar kekurangan di loket Bank DKI. Setelah bayar, buktinya dilampirkan bareng SPT dan surat-suratan lainnya, ke helpdesk lagi untuk diperiksa kelengkapannya. Pas dinyatakan lengkap, langsung diserahkan dan terima bukti penyerahannya. Selesai!

Yeay, sudah lapor!

Ga sampe 30 menit.

Di sana, kebanyakan gue dengar beberapa orang yang bilang bahwa mereka freelancer. Entah, mungkin pedagang, pengusaha atau pekerja seni juga.

Menurut gue, hal ini salah satu bukti bahwa sosialisasi masalah pajak/ pengisian SPT masih kurang di kalangan freelancer. Atau kesadaran para freelancer yang masih kurang untuk menyerahkan SPT? Hehe.

Setelah melakukan ngisi SPT freelancer kemarin, aku tak takut lagi menghadapi lapor pajak tahun depan! Batal, deh, niat misah NPWP, haha..

Yuk, ah, bayar pajak. Kalo kata Naga Bonar, "hari gini ga bayar pajak? apa kata dunia?" :D

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, April 1, 2013

Music Monday: Because You Loved Me

Tentu saja, ini bukan lagu favorit gue *denial*

Eh, tapi sungguh, gue tau dan bisa (bisa bukan berarti bagus, catat!) nyanyi lagu ini, tapi nggak ngefans sama sekali sama Jeung Celine Dion.

Lagu ini terngiang-ngiang karena kemaren 30 Maret pas seminar pernikahan Keys to Happy Marriage, lagu ini diputar, dan Mas Indra Noveldy selaku pembicara, bilang, "perhatikan liriknya, ya", berulang-ulang.

Alhasil, peserta yang udah mantengin seminar dari jam 8 pagi, banyak yang meneteskan air mata haru. Termasuk gue, tentunya #TeamMewek #GarisKeras #sikap



Dan, perhatikan liriknya, ya.

It's always about how you-you and you.
Sepaham banget sama Mas Indra bilang, bahwa pernikahan itu all about giving, bukan transaksional. Bukan lo jual, gue beli. Bukan lo beliin gue martabak, gue masakin lo indomie (ga sehat bener contohnya, hehe).

Dan yang paling #jleb, tidak ada bahagia dalam egoisme, serta tak ada egoisme dalam kebahagiaan. "jadi kalau masih mau egois, pernikahan Anda ga akan bahagia".

Serta pas terakhir Mas Indra bilang, "Miliki impian,goal, suatu hari pasangan anda mengatakan; "thankyou for being my wife/husband, I'm blessed"". Huhuhu... Sontak air mata menetes di pipiku ini *lebay*.

Yang ketinggalan livetweet kemarin, silakan lihat di timeline @mommiesdaily, atau search dengan #MDmarriage. Menurut gue, ini penting banget untuk semua pasangan, baik yang sudah menikah ataupun belum. Kenapa? Pernikahan merupakan fondasi utama dari sebuah keluarga.

Kalo kata emak gue, "ada yang namanya mantan suami/ mantan istri, ga ada yang namanya mantan anak". Nah, ini sebenarnya menunjukkan bahwa, hubungan dengan pasangan itu PENTING untuk dipupuk. Bukan berarti ke anak enggak, ya, tapi percayalah, cinta dan sayang ke anak itu nggak ada expired-nya. Kalo ke pasangan?

Dapet salam dari angka perceraian yang melonjak naik 81% selama 5 tahun terakhir :D

o, ya, tungguin artikel report lengkapnya di Mommies Daily, yaaa :)